Kinerja Saham Batu Bara di 3 Bulan Pertama 2025, Begini Prospek Ke Depannya
Setelah KKGI, BSSR, dan ADMR rilis kinerja kuartal I/2025, langsung muncul pertanyaan, apakah akan menular ke emiten batu bara lainnya seperti ITMG, PTBA, dan lainnya?

Mikirduit – Tiga emiten batu bara sudah merilis kinerja keuangan, yakni BSSR, KKGI, dan ADMR. Hasilnya, kinerja kedua emiten itu turun signifikan. Apakah ini akan menjadi tanda kinerja emiten batu bara thermal maupun metalurgi berpotensi tertekan sepanjang 2025?
Sepanjang kuartal I/2025, harga batu bara newcastle memang mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 24 persen dalam periode 3 bulan tersebut. Selain itu, dari dalam negeri, ada juga perubahan kebijakan per 1 Maret 2025 terkait transaksi batu bara dari produsen Indonesia menggunakan harga batu bara acuan (HBA).
Secara sentimen, pengiriman batu bara ke China memang diperkirakan melambat pada 2025 setelah Negeri panda tersebut memasok batu bara sejak semester II/2024.
Secara umum, jika melihat kinerja KKGI, BSSR, dan ADMR memang mengalami penurunan signifikan dari permintaan ekspor. KKGI dan ADMR juga mencatatkan penurunan di penjualan domestik, tapi tidak sedalam permintaan ekspor. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?
Ada beberapa indikasi penyebab penurunan kinerja di sektor batu bara.
Pertama, penurunan harga jual rata-rata. Hal ini diamini oleh CEO ADMR Christian Ariano yang mengungkapkan harga jual rata-rata batu bara metalurgi perseroan memang mengalami penurunan seiring penurunan harga batu bara metalurgi dunia.
"Kami mencoba redam efek penurunan dengan menaikkan volume agar tidak berdampak signifikan terhadap profitabilitas," ujarnya dikutip dari Kontan.
Sehingga jika ada penurunan harga rata-rata yang signifikan dan tidak diiringi dengan kenaikan produksi yang setara, nilai pendapatan bakal menurun jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu ketika harga batu bara konsisten di kisaran 116 - 120-an dolar AS per ton.
Kedua, Efek penggunaan harga batu bara acuan yang dinilai harganya jauh lebih tinggi daripada harga pasar juga belum terasa signifikan di kuartal I/2025. Pasalnya, kebijakan itu baru ditetapkan pada 1 Maret 2025.
Adapun, HBA yang ditetapkan Kementerian ESDM ini terbagi menjadi 4 kategori.
- HBA dengan kalori 6.322 kcal per kg
- HBA I dengan nilai kalori 5.300 kcal per kg
- HBA II dengan nilai kalori 4.100 kcal per kg
- HBA III dengan nilai kalori 3.400 kcal per kg
Batu bara dengan nilai kalori tertinggi sebesar 6.322 kcal per kg dijadikan acuan harga jual untuk penyediaan listrik dan bahan bakar industri, kecuali industri pengolahan dan pemurnian logam.
Beberapa pelaku industri menilai efek penggunaan HBA belum terdampak signifikan. Tantangannya jika selisih antara HBA dengan Newcastle Coal melebar bisa membuat produk batu bara asal Indonesia menjadi kurang kompetitif. Namun, hal ini bisa menjadi risiko kinerja emiten batu bara sepanjang 2025 sebelum berpotensi kembali rebound di 2026 jika ada tren kenaikan harga.
Ketiga, periode hari efektif kerja di kuartal I/2025 juga lebih sebentar dibandingkan dengan kuartal I/2024. Pada periode kuartal I/2025, bulan ramadan terjadi full di Maret 2025 sehingga ada penurunan produktivitas karena perubahan pola kerja sementara. Sehingga ada potensi produktivitas hingga volume penjualan tidak setinggi sebelumnya. Sementara itu, bulan ramadan di kuartal I/2024 baru terjadi di 12 Maret 2024 atau pertengahan bulan. Dengan selisih itu, jika ada perlambatan kenaikan volume penjualan yang diakumulasikan dengan penurunan harga jual rata-rata bisa berdampak signifikan ke kinerja pendapatan perseroan.
Keempat, sentimen China yang sudah mengindikasikan berpotensi menurunkan permintaan batu bara dari luar negeri sejak akhir 2024 mulai terlihat. KKGI mengalami penurunan penjualan ke China sebesar 62 persen. Menariknya, meski penjualan dari China turun, KKGI mendapatkan permintaan batu bara dari Rumania meski nilai penjualannya masih cukup rendah.
Penurunan permintaan dari China itu juga tergambarkan dari pergerakan harga batu bara Newcastle yang cenderung mengalami penurunan sepanjang kuartal I/2025.
Nasib Saham Batu Bara Ke Depannya
Kondisi serupa berpotensi dialami oleh emiten batu bara lainnya seperti ITMG, AADI, dan PTBA jika ada penurunan volume ekspor yang disertai penurunan harga rata-rata. Apakah ini artinya kiamat batu bara?
Sebenarnya, permintaan batu bara diproyeksikan bisa tetap terjaga sehingga harga batu bara bisa bertahan di atas 100 dolar AS per ton. Apalagi, beberapa negara besar malah berencana mempertahankan PLTU untuk mengakomodir kebutuhan listrik selaras dengan tren artificial intelligence. Seperti Jepang yang menjadi satu-satunya negara yang belum berkomitmen sepenuhnya untuk menghentikan penggunaan batu bara.
Sejauh ini, Jepang hanya sekadar setuju untuk mengakhiri penggunaan batu bara secara menyeluruh pada 2035.
Selaras dengan Jepang, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga sempat menyiratkan untuk mengoptimalkan pembangkit listrik tenaga batu bara demi mengembangkan industri AI. Pasalnya, batu bara masih menjadi sumber listrik yang paling murah.
Di sisi lain, ada risiko Supply batu bara bisa terbatas jika permintaan batu bara untuk pembangkit listrik tetap, bahkan meningkat. Risikonya adalah aktivitas eksplorasi tambang batu bara baru yang terus menurun. Lalu, banyak perusahaan besar yang memilih akuisisi tambang yang sudah sampai tahap eksploitasi dibandingkan dengan eksplorasi.
Hal ini disebabkan oleh pembatasan pembiayaan oleh bank untuk sektor batu bara sehingga tidak ada aktivitas eksplorasi baru yang memakan banyak biaya. Jika Supply batu bara terus tergerus dan demand terus naik, akan ada momen harga batu bara berpotensi naik karena Supply yang terbatas.

Artinya, dalam jangka pendek, tren harga batu bara berpotensi terus turun jika ekonomi China, yang salah satu konsumsi batu bara yang cukup besar (tapi juga seorang produsen) tidak kunjung pulih.
Namun, dalam jangka panjang saat siklus ekonomi kembali bertumbuh (seperti efek posisi suku bunga yang sudah sangat rendah) sehingga meningkatkan permintaan batu bara untuk industri. Serta, di saat yang sama produksi batu bara existing belum siap untuk memenuhi seluruh permintaan, ada potensi harga batu bara kembali bangkit seperti periode anomali pada 2021. (Ketika industri China pulih tapi produksi masih rendah hingga negara tersebut terancam krisis energi)
Kapan ini terjadi? ekspektasi kami tercepat bisa terjadi di 2026 dan paling lama sekitar 2028-2029 jika efek perang dagang yang digagas Trump menyebabkan risiko ekonomi yang cukup besar.
Setelah itu, kami belum bisa menakar nasib industri batu bara karena akan tergantung realisasi dari kampanye mengurangi batu bara yang diperkirakan mulai terasa pada 2030.
Jadi, bagaimana strategi investasi di saham batu bara yang terkenal punya dividen yang royal?
Konsultasikan strategi investasi-mu di Mikirdividen bersama ratusan investor lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini