KPR Tenor 35 Tahun Jadi Solusi Beli Rumah? Yakin?
BBTN bersama Kementerian PUPR lagi mendiskusikan rencana KPR tenor 35 tahun. Kira-kira itu beneran bisa jadi solusi untuk beli rumah? simak kelebihan dan kekurangannya di sini
Mikirduit – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN bersama Kementerian PUPR tengah mengkaji opsi kredit pemilikan rumah atau KPR dengan tenor 35 tahun. Harapannya, skema itu bisa menjadi solusi agar generasi milenial dan gen-z bisa memiliki rumah sendiri. Namun, apakah benar itu solusi?
Untuk mengetahui itu, kami akan mengurai permasalahan kenapa generasi milenial dan gen-Z tidak bisa beli rumah.
Pertama, tren supply rumah yang harga terjangkau dengan lokasi strategis seringnya diburu oleh broker. Di mana, setelah itu harga rumah malah cenderung dinaikkan sehingga menjadi tidak terjangkau.
Kedua, sebenarnya tidak ada masalah dengan konsep KPR saat ini yang bisa 15-20 tahun. Masalahnya, harga rumah murah dan subsidi itu lokasinya sangat tidak strategis. Meski, pengembang menjanjikan ada pembangunan infrastruktur yang memudahkan akses dan sebagainya. Namun, tetap saja waktu tempuh ke tempat kerja menjadi lebih lama.
Ketiga, pemahaman milenial dan gen-z soal keuangan sudah bagus, tapi tekanan kerja yang semakin tinggi, terutama di era digital saat ini, membuat generasi ini sering membutuhkan liburan dan biaya-biaya entertain lainnya yang cukup besar.
Keempat, tren kenaikan gaji milenial dan gen-Z cenderung stagnan. Adapun, tren pindah-pindah pekerjaan untuk bisa mendapatkan gaji yang lebih tinggi berpotensi membuat generasi tersebut kehilangan pekerjaan sementara. Jika mereka pindah ke tempat kerja baru yang secara keuangan belum matang, tapi berani hiring dengan gaji tinggi karena pendanaan investor.
Sehingga, yang dibutuhkan oleh milenial dan gen-Z untuk memiliki rumah bukanlah KPR dengan tenor panjang, melainkan harga properti yang wajar. Namun, bukan berarti KPR tenor 35 tahun ini adalah sesuatu yang buruk ya. Kami akan ungkap, kelebihan dan kekurangan KPR tenor 35 tahun.
Kelebihan KPR Tenor 35 Tahun
Salah satu kelebihan KPR tenor 35 tahun adalah akan memberikan cicilan lebih ringan. Soalnya, periode cicilan diperpanjang. Misalnya:
Rumah seharga Rp200 juta, jika menggunakan tenor 20 tahun dengan asumsi rata-rata suku bunga 10 persen, berarti cicilan per bulan sekitar Rp1,9 juta per bulan. Namun, jika menggunakan tenor 35 tahun dengan asumsi bunga KPR yang sama, berarti cicilannya menjadi hanya Rp1,7 juta.
Bila diasumsikan dengan rumah yang lebih mahal lagi, misalnya Rp1 miliar. Dengan KPR tenor 20 tahun dan asumsi rata-rata bunga kredit 10 persen, berarti cicilannya sekitar Rp9,65 juta. Lalu, untuk KPR dengan tenor 35 tahun, berarti cicilannya menjadi Rp8,5 juta.
Selain itu, salah satu kelebihan KPR tenor 35 tahun adalah, ketika lunas, harga rumah sudah cukup tinggi. Misalnya, diasumsikan rata-rata kenaikan harga properti di sebuah daerah 10 persen per tahun. Berarti, jika beli properti senilai Rp200 juta, 35 tahun lagi akan setara Rp5,62 miliar.
Kelemahan KPR Tenor 35 Tahun
Namun, skema KPR 35 tahun ini juga ada beberapa kelemahan yang agak krusial juga. Seperti, dengan semakin panjangnya tenor, berarti semakin mahal juga total pinjaman dan bunga yang dibayarkan. Bahkan, nominal pinjaman dan bunga yang dibayarkan bisa setara dengan kenaikan harga properti selama periode tersebut.
Selain itu, salah satu kelemahan KPR tenor 35 tahun adalah berarti debiturnya berpotensi harus membayar cicilan rumah hingga pensiun. Hal itu berpotensi mengurangi fleksibilitas keuangan para generasi milenial dan Z. Apalagi, jika ada risiko ekonomi yang tidak terduga seperti kejadian Covid-19 kemarin.
Pasalnya, jika dihitung secara cepat, selisih cicilan antara tenor 20 tahun dengan 35 tahun hanya sekitar Rp500.000 hingga Rp1 juta sesuai dengan harga rumah yang dibeli.
Kesimpulan
Menurut kami, KPR tenor 35 tahun ini bisa menjadi pedang bermata dua, tapi memang tidak ada pilihan untuk memudahkan generasi muda bisa memiliki rumah. Pasalnya, pemerintah tidak akan berkutik untuk mengatur harga rumah dan broker. Soalnya, perusahaan properti butuh broker agar penjualan rumahnya cepat laku, tapi kondisi itu bisa menaikkan harga jual propertinya juga.
Adapun, tenor KPR yang panjang memang membantu memperingan dan sudah diterrapkan di beberapa negara. Namun, negara yang menerapkan skema itu saja seperti Jepang, tidak menggoda milenialnya untuk membeli rumah. Menurut South China Morning Post, hanya sepertiga generasi milenial yang punya rumah sendiri, sedangkan sisanya tidak peduli terkait punya rumah atau tidak.
Hal ini disebabkan masalah punya rumah atau tidak bukan karena tidak bisa, tapi memang mencoba menghindari utang jangka panjang yang bisa berisiko jika ada kondisi ekonomi tidak terduga.
Kami ada solusi untuk rumah KPR tenor 35 tahun ini. Jika berani, pemerintah dan bank menyiapkan KPR subsidi tenor 35 tahun dengan bunga ringan 3 persen sampai 5 persen. Kami menilai tingkat bunga itu cukup rendah dan menarik di bawah rata-rata kenaikan harga properti yang juga lagi melambat. Namun, angka persentase itu belum tentu menguntungkan bagi bank atau malah menambah anggaran subsidi pemerintah sih.
Bayangkan, jika suku bunga 3 persen hingga 5 persen flat untuk teor 35 tahun. Berarti untuk beli rumah Rp200 juta hanya perlu cicil Rp769.000 hingga Rp1 juta per bulan. Untuk harga rumah Rp1 miliar, total cicilan sekitar Rp3,84 juta hingga Rp5 juta per bulan. Namun, apakah mungkin?
Mau dapat guideline saham dividen 2024-2025?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini