Lebih Untung Trading atau Investasi Saham? Cari Tahu Jawabannya di Sini
Ada yang bilang trading lebih cuan, tapi ada juga yang bilang lebih baik investasi. Jadi, mana yang terbaik dalam saham? trading atau investasi?
Jika baru mulai saham dengan modal yang seadanya, lebih baik trading atau investasi saham? Untuk menjawabnya kami akan memberikan gambaran secara detail apa perbedaan antara trading dan investasi saham?
Pertanyaan lebih baik mulai dengan trading atau investasi saham ini cukup jadi pro dan kontra. Jika modal masih kecil, banyak yang menyarankan untuk trading terlebih dulu karena bisa mengakumulasi modal dari setiap keuntungan capital gain atau kenaikan harga yang didapatkan.
Namun, banyak juga yang menilai lebih baik investasi dengan cara Dollar cost averaging (DCA) secara konsisten. Dengan begitu, akumulasi modal akan didapatkan dari aksi cicil beli investasi saham secara rutin. Investor bisa fokus kerja atau berbisnis mencari penghasilan aktif.
Jadi mana yang benar? Untuk itu, kita perlu memahami strategi trading dan investasi saham sehingga bisa menilai mana yang cocok dengan kondisi saat ini.
Strategi Trading Saham
Trading saham bisa diibaratkan sebagai pedagang yang melakukan jual-beli barang. Karakter pedagang biasanya akan fokus mengambil margin keuntungan dari barang yang dijualnya. Dalam saham, margin keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual itu adalah capital gain atau kenaikan harga saham.
Pedagang biasanya juga tidak suka barang yang dibelinya terlalu lama mengendap alias ingin cepat laku. Untuk itu, dalam bisnis ritel kita sering mendengar istilah semakin cepat inventory turnover ratio atau persediaan yang laku berputar berarti semakin bagus.
Dengan begitu, trading saham adalah cara untuk bisa mendapatkan keuntungan dari saham dari hasil jual-beli dalam jangka pendek sekitar kurang dari 1 hari sampai 3-6 bulan. Berarti lebih enak ya bisa cuan lebih cepat?
Meski terkesan trading itu bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat, tapi risikonya juga lebih tinggi. Pasalnya, fluktuasi harga saham dalam jangka pendek itu cukup tinggi. Sehingga ada risiko mengalami kerugian dalam jangka pendek karena penurunan harga yang signifikan.
Untuk itu, dalam trading, para trader harus disiplin dengan rencananya seperti, menentukan strategi beli, jual, alokasi modal atau money management, hingga disiplin stop loss jika penurunan harga saham sudah di luar perkiraan awal.
Stop loss memang membuat kita merealisasikan keuntungan, tapi hal itu dilakukan untuk menjaga modal tidak tergerus lebih dalam lagi. Sehingga kita bisa tradingkan lagi modal tersebut ke saham potensial lainnya.
Untuk pilihan saham trading juga berbeda dengan investasi. Dengan menganalogikan sebagai pedagang, kita akan memilih jualan saham yang lagi laris di pasar agar barangnya cepat laku terjual. Untuk itu, sebagai trader harus bisa mencari saham yang lagi dicari oleh investor dan trader saham lainnya. Istilahnya, saham itu lagi memiliki tingkat daya beli yang tinggi sehingga potensi naiknya juga lebih cepat dan besar.
Bagaimana cara mengetahui saham lagi dicari banyak orang?
Salah satunya dengan cara analisis teknikal. Cara paling sederhana bisa melihat pergerakan volume jual-beli yang bisa dilihat dalam chart analisis teknikal seperti di aplikasi HERO dari Kiwoom Sekuritas.
Secara teori, jika volume beli meningkat di atas rata-rata diiringi dengan candle yang juga hijau menguat sehingga antara harga dengan volume bergerak konvergen (searah) menjadi sinyal permintaan lagi tinggi dan harga saham berpotensi naik ke depannya.
Sementara itu, jika volume naik, tapi chart harga turun atau sebaliknya volume turun, tapi chart harga naik alias divergen (tidak searah), berarti ada risiko harga saham belum akan naik lebih tinggi. Hal itu disebabkan daya beli tidak begitu besar dan risiko tekanan harga malah lebih besar.
Kemudian, jika saat volume jual turun diiringi dengan harga yang turun atau mengalami konvergen, berarti ada potensi harga saham mulai naik karena daya jual mulai melemah. Meski, sebelum naik pasti mengalami sideways untuk fase akumulasi awal terlebih dulu.
Selain dengan analisis teknikal, biasanya mencari saham yang lagi diperdagangkan bisa menggunakan Running Trade sehingga kita bisa mengetahui secara real-time apa saham yang lagi ditransaksikan oleh investor dan trader saham lainnya. Namun, untuk screening running trade ini cukup sulit karena pergerakannya cukup cepat.
Dari ulasan ini, kita bisa menyimpulkan beberapa kelebihan dan tantangan dari trading seperti ini:
Kelebihan Trading Saham
- Bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek.
Tantangan Trading Saham
- Harus punya waktu untuk memantau saham secara real-time untuk meredam risiko fluktuasi pasar jangka pendek.
- Harus punya kemampuan mengetahui saham yang lagi memiliki potensi daya beli yang besar (teknikal dan membaca running trade).
- Harus siap mental untuk stop loss agar bisa memutar dananya ke saham lainnya.
Strategi Investasi Saham
Berbeda dengan trading saham, investasi saham itu fokus mencari saham yang secara bisnis punya prospek cerah. Jadi ibarat sebagai investor yang mau menanamkan modalnya, investor saham juga harus memahami bisnis dan kinerja keuangan untuk bisa mendapatkan saham yang bagus di harga terbaik.
Seorang investor akan memilih berinvestasi di aset yang dijual di harga murah, tapi punya prospek bagus di masa depan. Hal ini adalah filosofi utama dari value investing. Dengan begitu, investor berharap nilai aset yang dimilikinya bisa bertumbuh lebih agresif di masa depan karena dibeli dengan harga yang di bawah wajar. Jadi, investasi saham adalah membeli bisnis yang merupakan underlying asset dari emiten yang memperdagangkan sahamnya.
Dengan sudut pandang tersebut, periode investasi seorang investor cenderung lebih lama dibandingkan dengan trader. Seorang investor bisa berinvestasi lebih dari 1 tahun.
Pertanyaannya, apakah fundamental atau bisnis sebuah emiten itu bisa mempengaruhi harga sahamnya? Jawabannya bisa banget! karena tidak semua orang bertipe trader yang fokus terhadap pergerakan harga dan daya jual-beli di pasar. Namun, ada banyak investor, terutama pemilik dana besar, yang mencari saham berdasarkan fundamentalnya.
Hal itu bisa terlihat setiap rilis laporan keuangan kuartalan yang dilakukan pada April, Juli, Oktober, dan Maret setiap periodenya. Saham-saham yang mencatatkan kinerja keuangan yang bagus akan diapresiasi dengan kenaikan harga. Alasannya, banyak investor yang menjadi percaya prospek saham tersebut bagus sehingga bisa meningkatkan daya beli sahamnya dan harganya pun akan naik.
Begitu juga sebaliknya, jika hasil kinerja keuangan yang memburuk, investor saham akan mulai meninggalkan saham itu sementara karena prospeknya dalam 1 tahun ke depan diperkirakan kurang bagus. Sehingga harga saham emiten yang kinerja keuangannya lagi lesu juga akan ikut turun.
Selain melihat yang sudah terjadi seperti dalam laporan keuangan, investor juga menganalisis secara forward looking atau berdasarkan ekspektasi yang bisa terjadi di masa depan. Hal ini biasanya dengan cara memantau kebijakan pemerintah, perkembangan sektor bisnis, pergerakan harga komoditas, hingga kondisi ekonomi makro (seperti pertumbuhan ekonomi hingga kebijakan suku bunga).
Seperti, saat suku bunga bank sentral tinggi, investor akan menghitung peluang cuan lebih besar di obligasi negara ketimbang di pasar saham. Alasannya, kinerja bisnis saat suku bunga tinggi cenderung melambat. Untuk itu, pilihan paling tepat pindah ke aset fixed income seperti obligasi.
Namun, saat suku bunga bank sentral mulai diturunkan, investor akan beralih lagi ke pasar saham. Alasannya, dengan suku bunga yang lebih rendah, kinerja bisnis emiten bisa bertumbuh lebih agresif. Apalagi dengan basis pertumbuhan yang lebih rendah akibat suku bunga tinggi, pertumbuhan kinerja emiten di tahun selanjutnya bisa diperkirakan bertumbuh positif dengan cukup baik.
Cara sederhana untuk mengetahui saham yang murah, tapi punya prospek antara lain:
- Cek dengan valuasi saham seperti Price to earning ratio (PE) atau Price to book value (PBV), apakah harga saat ini sudah murah. Cara simpelnya, bisa lihat apakah PE di bawah 10 kali dan PBV di bawah 1 kali, perbandingan PE dan PBV secara sektoral (yang paling rendah adalah yang termurah), atau dengan PE dan PBV band yang membandingkan kinerja PE dan PBV secara historis.
- Setelah mengetahui posisi saham lagi diskon, kita bisa mengecek kondisi keuangannya. Poin yang perlu di cek dalam keuangannya antara lain: tingkat risiko utang dengan rasio debt to equity ratio (DER), pertumbuhan pendapatan periode tersebut, pertumbuhan laba bersih, perbandingan tingkat gross dan net profit margin dalam periode terbaru dibandingkan dengan sebelumnya. Serta, korelasi antara laba bersih dengan arus kas operasional. Jika semua hasilnya positif dalam artian, DER di bawah 1 kali (kalau saham bank tidak perlu dilihat DER-nya), pendapatan dan laba bersih masih bertumbuh, gross dan net profit margin tidak ada perubahan signifikan (seperti penurunan) serta laba bersih dan arus kas operasional selaras (sama-sama positif) berarti bisa jadi pilihan.
Namun ingat, membeli saham dengan harga murah serta prospek bisnis yang bagus bukan berarti akan langsung naik. Investor bisa menunggu beberapa bulan hingga tahun untuk bisa merasakan kenaikan harga saham yang dimilikinya.
Lalu, jika trader melakukan stop loss jika ada pergerakan harga saham yang di luar perkiraannya, investor saham akan melakukan stop loss jika ada perubahan fundamental. Seperti, ada emiten yang tiba-tiba mencatatkan kerugian karena salah satu segmen bisnis terbesarnya tidak berjalan dengan baik akibat faktor internal manajemen. Hal itu bisa jadi perhitungan saatnya keluar dulu dari saham tersebut karena fundamentalnya mengalami perubahan.
Dari penjelasan itu, ada beberapa kelebihan dan tantangan untuk investor saham:
Kelebihan:
- Investasi saham cenderung lebih santai karena tidak perlu memantau pergerakan harga saham secara real time. Investor saham cukup mantau berita dan update rilis laporan keuangan kuartalan, serta keterbukaan informasi jika ada yang cukup material. Kamu bisa dapatkan riset saham berupa Equity Update, Morning Equity, Equity Lunch, Technical Recommendation, Daily News, Weekly Report dengan klik di sini
Tantangan:
- Investor saham harus sabar karena timeframe investasinya cenderung jangka panjang hingga lebih dari 1 tahun.
- Investor saham harus memahami secara dasar bagaimana bisnis yang bagus dari segi laporan keuangan serta update perkembangan dalam berita maupun keterbukaan informasi.
- Investor saham harus siap mengubah haluan investasinya jika ada kejadian tidak terduga yang mengubah fundamental saham yang dimilikinya.
Catatan Akhir
Jadi, lebih menguntungkan trading saham atau investasi saham? Jawabannya keduanya sama-sama menguntungkan. Perbedaannya hanya di timeframe potensi mendapatkan keuntungan dan cara mendapatkan keuntungannya.
Trading saham harus mencari saham aktif agar bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek, sedangkan investasi saham harus mencari saham yang prospeknya bagus tapi dijual di harga murah agar bisa mendapatkan keuntungan besar di masa depan.
Sehingga, kamu bisa memilih dengan karaktermu lebih cocok trading atau investasi saham. Jika kamu punya banyak waktu luang untuk memantau perkembangan fluktuasi harga saham berarti bisa mencoba trading, sedangkan kalau kamu sibuk saat jam market disarankan lebih pilih investasi yang tidak perlu memantau pergerakan harga secara real-time.
Selanjutnya, untuk mendukung strategi trading dan investasimu nanti, kami akan mengulas deretan aksi korporasi yang bisa dilakukan oleh emiten. Aksi korporasi itu pun kerap mempengaruhi harga saham. Lalu, apa saja aksi korporasinya dan bagaimana cara meresponsnya? Kami akan mengupas tuntas semua jawabannya minggu depan! Jadi, tetap pantau terus ya! Stay tuned! 😊
Mau belajar saham? coba kamu isi dulu form di sini, agar kami tahu apa kebutuhanmu untuk bisa menjadi investor saham yang expert. KLIK DI SINI YA!
Disclaimer: Informasi dalam website ini bukan sebuah rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada Anda dan kami tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang mungkin timbul. Selalu lakukan riset Anda sendiri atau konsultasikan dengan ahli sebelum membuat keputusan investasi.