Lupakan BREN, 5 Saham Ini Bisa Bangkit di Window Dressing
Seminggu lagi masuk ke Desember, apakah akan ada window dressing di tahun ini. Kalau ada, kira-kira apa saja saham yang menarik di koleksi? begini analisisnya
Window Dressing menjadi topik utama investor pada akhir tahun ini. Setelah untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang di Desember pada 2022, apakah window dressing akan terjadi tahun ini?
Window dressing berpeluang untuk kembali terjadi setelah absen pada tahun lalu. Optimisme tersebut timbul karena beberapa isu negatif yang membuat ekonomi dunia kacau mulai memudar.
Sebagai informasi, window dressing adalah strategi para manajer investasi untuk meningkatkan kinerja portofolio. Strategi ini membuat pasar saham bergairah dan mencatatkan kinerja positif di akhir tahun.
Pertama, soal tren kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).
The Fed mengindikasikan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan terakhir tahun ini. Sehingga ini bisa menjadi angin segar untuk pasar saham yang sepanjang tahun terbebani oleh kebijakan suku bunga
Kedua, isu perang antara Hamas dan Israel yang sudah price in sehingga ada peluang untuk bangkit.
Ketiga, rupiah yang semakin kuat juga menjadi sentimen positif untuk mendukung pergerakan IHSG di akhir tahun.
Pertanyaan selanjutnya, kalau window dressing terjadi investor bisa melirik saham apa saja?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa melihat historis saham-saham pada masa window dressing.
PT Bank Central Asia Tbk - BBCA
Dalam 15 tahun terakhir, saham BBCA menorehkan rata-rata kenaikan sebesar 3,02% pada Desember sejak 2009 hingga 2022.
Pada rentang waktu tersebut terhitung BBCA 12 kali berada di zona positif sementara hanya tiga kali harga saham BBCA jatuh pada Desember.
Selain karena historis, kinerja BBCA yang menterwng juga jadi alasan BBCA menarik dilirik pada akhir tahun.
Pada 2023, kinerja keuangan BBCA bertumbuh positif. Laba bersih BBCA senilai Rp 36,4 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. Perolehan laba tersebut naik 25,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022.
Laba yang terungkit oleh pendapatan bunga bersih yang naik 21,3% menjadi Rp 55,9 triliun dan pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% menjadi Rp 18,3 triliun.
Saat ini valuasi BBCA berada di nilai wajarnya yakni pada price book value (PBV) rata rata dalam 5 tahun yakni 4,64x.
BBCA sendiri adalah saham premium yang biasanya bergerak pada rentang standar deviasi 1 pada PBV Band.
Berdasarkan rata-rata dalam lima tahun, PBV stdev 1 BBCA adalah 5x. Sehingga masih ada potensi upside atau menguat hingga PBV 5x atau sekitar Rp9.560 per saham.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - BMRI
BMRI masuk ke dalam menu saham window dressing karena memiliki histori kenaikan pada Desember 2023.
Pergerakan saham BMRI pun serupa dengan IHSG alias memiliki korelasi positif. Sehingga ketika IHSG mengalami tren penguatan, harga saham BMRI kemungkinan besar akan mengikuti.
BMRI memiliki kinerja yang mentereng tiap Desember dalam 15 tahun terakhir. Rata-rata kenaikan sebesar 3,38%.
Tercatat hanya tiga kali kinerja BMRI berada di zona merah yakni pada 2022,2018, dan 2012. Sementara 10 kali berada di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada Desember 2016 sebesar 10,25%.
Surya Rianto
Selain itu, BMRI juga memiliki performa yang mumpuni pada 2023 dengan kenaikan laba hingga dua digit.
Kinerja keuangan BMRI sepanjang periode Januari hingga September 2023 juga tak kalah mentereng. Bank milik negara ini membukukan laba bersih sebesar Rp 39,1 Triliun, naik 27,4 % jika dibandingkan dengan periode yang sama 2022.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - BBRI
BBRI menorehkan 12 kali penguatan dan hanya 3 kali terjadi pelemahan, dengan rata-rata kinerja positif 2,93% pada Desember dalam 15 tahun terakhir.
Kinerja keuangan BBRI tumbuh positif pada sembilan bulan pertama 2023. BBRI membukukan laba bersih senilai Rp44,21 triliun, naik 12,46%.
Perolehan laba disebabkan oleh pendapatan bunga yang naik 14,43% menjadi Rp131,89 triliun pada kuartal III-2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga BRI juga membengkak menjadi Rp30,69 triliun dari yang setahun sebelumnya Rp18,74 triliun.
Lantas, pendapatan bunga bersih BRI selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp101,19 triliun, naik 4,85%.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk - TLKM
TLKM memiliki trend penguatan pada Dsember dan memiliki valuasi saat ini yang relatif murah.
TLKM memiliki kinerja yang baik tiap Desember dalam 15 tahun terakhir. Telkom tercatat mengalami rata-rata penguatan sebesar 1,4%.
Harga saham TLKM mengalami 12 kali penguatan dan hanya tiga kali melemah. Kenaikan terbesar pada Desember 2017 yakni 6,99%.
Laba TLKM pada mencapai Rp 19,5 triliun pada kuartal III-2023. Angka ini naik 17,59% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 16,58 triliun.
Naiknya laba bersih TLKM ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar Rp 111,23 triliun per 30 September 2023 atau naik 2,17% dari sebelumnya sebesar Rp 108,87 triliun per 30 September 2022.
Saat kinerja keuangan TLKM positif, menariknya valuasinya murah.
Saat ini PBV TLKM adalah sebesar 2,74x sementara rata-rata dalam lima tahun sebesar 3,5x sehingga peluang naik untuk saham TLKM sangat tinggi.
PT Astra Internasional Tbk - ASII
ASII bisa menjadi menu window dressing tahun ini karena beberapa faktor.
Pertama, ASII memiliki valuasi yang relatif murah. Saat ini price to earnings atau P/E perusahaan berada di 7,3x. Sementara rata-rata P/E ASII dalam lima tahun yakni 11,61x. Potensi upside yang besar membuat ASII menjadi menarik.
Kedua, ASII membukukan kinerja yang impresif sepanjang Desember, Rata-rata kinerja selama 15 tahun terakhir tercatat 4,2%, di mana 12 kali mencatatkan penguatan dan hanya 3 kali melemah.
Pada tahun ini pun ASII berhasil membukukan kenaikan laba bersih tahun berjalan sebesar 10,12% secara tahunan (yoy) sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 menjadi Rp 25,69 triliun.
Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan sebesar Rp 240,91 triliun. Angka ini naik 8,83% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kesimpulan
Kenapa 5 saham ini? jawabannya, kelima saham ini punya bobot 10 besar ke IHSG dan posisinya saat ini mayoritas sudah cukup murah. Sehingga, jika ada potensi Windwo Dressing, kelima saham ini yang akan berpotensi dilirik.
Surya Rianto
Bagaimana dengan saham BREN yang lagi melejit-melejitnya? kami menilai dari tingkat risiko, jelas posisi saham BREN sudah terlalu tinggi. Sehingga kalau mau masuk sekarang sangat berisiko. Untuk itu, pilihan terbaik masuk ke saham dengan bobot besar ke IHSG dan lagi murah.
Kira-kira mana yang paling menarik menurutmu?
(Diedit oleh Surya Rianto)
Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Terbaru UPDATE Q3/2023
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
- Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
