Memahami Cara Cuan dari Investasi Saham di Harga Murah
Tips cuan dari investasi saham adalah beli saat harganya murah. Namun, banyak yang kaget saat beli harga saham yang lagi murah malah mengalami floating loss dalam beberapa hari setelahnya. Jadi, apakah bisa cuan kalau beli saham di harga murah?
Mikirduit – Kamu pasti sering dengar kalau investasi saham, beli saat harganya murah. Lalu, apakah kalau beli saham di harga murah pasti cuan? jawabannya tergantung, dan kami akan ulas lebih lengkap di sini.
Dalam membeli saham di harga murah berarti kita membutuhkan pemahaman, berapa harga wajarnya. Di sini, banyak yang berasumsi mulai dari book value per share adalah harga wajar, hingga menganggap harga wajar adalah nilai pasti. Padahal, harga wajar sebuah saham juga dibangun atas asumsi dengan menggunakan data seperti PBV, PE, EV/EBITDA dikombinasikan dengan data terakhir, proyeksi, hingga valuasi sektoral bisnis dan historis periode tertentu.
Selain itu, ada juga menggunakan valuasi absolut seperti, discounted cashflow atau dividend discount model.
Artinya, harga wajar sebuah saham bisa berbeda-beda tergantung siapa yang menilai. Namun, perbedaannya tidak akan jauh berbeda jika menggunakan asumsi proyeksi yang hampir sama, seperti prospek bisnis dan sebagainya.
Lalu, kembali ke pertanyaan awal, apakah jika beli saham di bawah harga wajar atau murah bisa cuan?
Persepsi Cuan dari Beli Saham Murah
Ketika membeli saham di level yang dianggap murah bukan berarti setelah membeli atau keesokan harinya langsung cuan karena timeframe sudut pandang murah hingga bisa cuan itu cenderung menengah panjang.
Sehingga jangan kaget, saat beli saham yang diasumsikan sudah berada di level murah eh malah turun lagi sehingga mengalami floating loss. Hal itu wajar karena ada yang namanya fluktuasi harga saham secara harian dan prospek jangka panjang yang biasanya bisa dilihat minimal 3 tahun, kecuali saat periode market bullish, dalam 1 tahun sudah bisa terlihat.
Ada beberapa kemungkinan cuan yang terjadi jika beli saham di harga murah:
Pertama, ketika saham yang dibeli di harga murah mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan sesuai ekspektasi. Pelaku pasar akan mengapresiasi pertumbuhan kinerja tersebut sehingga kamu yang sudah beli di jauh-jauh hari sebelum rilis kinerja akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
Kedua, ketika saham yang dibeli di harga murah ternyata melakukan aksi korporasi yang bersifat material seperti, diakuisisi atau mengakuisisi perusahaan lain sehingga prospeknya jadi bagus. Biasanya, hal ini terjadi tidak bisa diduga-duga atau sudah ada clue-nya dan beneran terjadi.
Ketiga, ketika saham yang dibeli di harga murah ternyata bisnisnya lagi booming. Misalnya, booming bank digital di medio 2021-2022, atau saham batu bara di medio 2022.
Namun, ketiga peluang cuan saat beli saham di harga murah itu bisa terjadi tidak dalam timeframe 1 hari, 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan, tapi bisa 1 - 5 tahun ke depan.
Selain itu, ada juga risiko ternyata saham murahnya ya memang murahan jadi prospeknya kurang oke atau dari sisi pergerakan harga kurang likuid. Sehingga ya memang pelaku pasar mematok harga saham itu murah karena layak diberikan harga murah tanpa embel-embel punya prospek oke.
Bahkan, saham yang dibeli ketika murah juga bisa bikin kerugian jika proyeksi yang dibuat dalam menghitung harga wajar ternyata tidak tercapai. Sehingga, menjadi wajar harga sahamya gagal naik atau malah turun.
Perjalanan Investasi Mid Term di Saham ESSA
Saya membagi dua tujuan investasi, yakni untuk jangka panjang dengan target dividen dan jangka menengah untuk target capital gain. Dalam hal ini, strategi investasi jangka menengah adalah beli saham di harga murah dan jual saat proyeksi sudah terjadi atau valuasi dianggap mahal.
Salah satu saham investasi mid term yang baru saya take profit adalah ESSA. Saya membeli saham ESSA pada 3 Agustus di harga Rp630 per saham. Sebenarnya, ini bukan harga paling murah, tapi masih terhitung cukup murah. Harga terbaik ESSA ada di Rp400-an per saham yang sempat dicapai di Mei 2023. Namun, harga Rp630 per saham itu masih cukup murah karena posisi PBV ESSA saat itu masih di bawah rata-rata 5 tahunnya.
Selain berbekal informasi harga murah, saya pun juga mencari informasi kenapa harga saham ESSA runtuh dari harga tertingginya di 2022 kemarin. Hasilnya, ada beberapa penyebabnya:
- Harga saham amoniak yang lebih rendah
- ESSA melakukan maintenance di pabriknya sehingga produksi jadi kurang optimal yang membuat kinerja keuangan di kuartal I/2023 turun cukup drastis.
Lalu, saya melakukan pembelian yang agak terlambat karena menunggu konfirmasi perkembangan pasar untuk produk amoniak,yang harganya mulai balim normal di awal kuartal III/2023.
Berbekal informasi itu, saya membeli saham ESSA di harga Rp630 per saham dengan target bisa ke Rp1.000 per saham dalam jangka 1 tahun atau hingga ESSA mencatatkan full year 2024 yang lebih oke dibandingkan dengan 2023.
Namun, saya menjual ESSA di 27 April 2024 kemarin di harga Rp765 per saham dengan keuntungan sebesar 21 persen. Kenapa dijual? karena saya ingin shifting masuk ke TLKM terlebih dulu yang dinilai sudah cukup menarik, meski tetap ada risiko penurunan dalam jangka pendek.
Di sisi lain, strategi investasi jangka menengah saya ini nggak selalu berbuah manis dalam jangka pendek menengah. Saya juga masuk di EMTK dengan asumsi harga sahamnya sudah cukup murah, tapi untuk mulai mencatatkan kenaikan, emiten itu butuh siklus penurunan suku bunga. Akhirnya, kemarin saya cut loss untuk shifting ke saham yang lagi murah lainnya dengan potensi pertumbuhan bisnis dan dividen yang lebih oke.
Jadi, ketika bicara investasi di saham murah, tantangannya adalah apakah kamu bisa kuat sabar tidak jualan saat posisi floating loss dalam jangka menengah pendek?
Bocoran, Catat Saham Murah Ini, Kira-kira 1 Tahun Lagi Jadi Berapa Harganya?
Dengan screening cepat dan asumsi yang diambil dari mantau market sehari-hari, saya memberikan bocoran sekitar 7 saham murah yang bisa dilirik. Namun, untuk menentukan masuk yang mana, kamu bisa analisis sendiri untuk bisa menakar kira-kira prospek selama 1-3 tahun ke depan seperti apa.
Ketujuh Saham yang Sudah Murah per 26 April 2024 | ||
---|---|---|
Saham | PBV per 26 April 2024 | PBV standard deviasi -1 5 tahun |
TLKM | 2,12 | 2,89 |
KLBF | 3,07 | 3,69 |
ASII | 0,99 | 1,17 |
INDY | 0,37 | 0,41 |
EMTK | 0,67 | 1,07 |
BJBR | 0,68 | 0,82 |
BJTM | 0,71 | 0,86 |
Sebenarnya, ada lebih banyak saham murah, tapi bocorannya segini dulu. Sisanya akan aku bahas di 24 Digest April 2024 yang akan rilis akhir bulan ini. Untuk kamu yang mau dapat 24 Digest itu bisa join ke Mikirdividen dengan klik link dari di bawah ini.
Musim Bagi Dividen Nih, Mau Tau Saham Dividen yang Oke dan Bisa Diskusi serta Tau Strategi Investasi yang Tepat?
Yuk join Mikirdividen, masih ada promo Berkah Ramadan hingga Rp200.000. Berikut ini benefit yang akan kamu dapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini