Memahami Zero Sum Game, Apakah Saham Termasuk?

Mertua Mommy Starla bilang menantunya hilangin uang Rp200 juta dari main saham yang zero sum game. Waduh, apa bener saham itu zero sum game ya? baca faktanya di sini

Memahami Zero Sum Game, Apakah Saham Termasuk?

Mikir Duit – Drama perceraian Mommy Starla Inara Rusli dengan Virgoun mulai menyerempet ke saham. Mertua Inara alias Ibunya Virgoun menyebutkan Inara telah menghilangkan uang Rp200 juta karena berjudi di saham alias permainan zero sum game. Pertanyaannya, apakah saham itu judi? begini penjelasannya.

Ada istilah zero sum game, yakni permainan di mana ada pihak yang menang dan kalah. Lalu, keuntungan yang diterima oleh pemenang adalah kerugian yang diterima oleh pihak yang kalah bernilai sama. Artinya, nilai keuntungan si pemenang didapatkan dari kerugian si yang kalah, makanya disebut zero sum game.

BACA JUGA: Tuh Kan Bener, Saham Ayam Turun Lagi, Pelajari Prospeknya di Sini

Zero sum game bisa dibilang salah satu phrase lain dari kata judi. Istilah itu pun juga berhubungan erat dengan dunia keuangan. Beberapa instrumen zero sum game dalam dunia keuangan adalah terkait transaksi bilateral antara dua belah pihak. Hal itu ada dalam instrumen derivative futures, seperti binary option dan transaksi derivatif bilateral di pialang berjangka.

Kedua instrumen itu disebut zero sum game dalam instrumen keuangan karena pihak yang menang akan mendapatkan keuntungan dari kerugian pihak yang kalah. Paling penting, zero sum game tidak meningkatkan pertumbuhan aset karena uangnya berasal dari pihak yang kalah di mana si pemenang suatu saat akan menjadi yang kalah.

Lalu, apakah saham termasuk zero sum game? jawabannya tidak. Saham bisa dibilang salah satu positive sum game, yakni permainan di mana keuntungan dan kerugian itu tidak sama alias berbeda dan pasti lebih dari nol.

Memahami Positive Sum Game

Kenapa saham termasuk positive sum game? karena pihak yang menjual dan membeli saham memiliki peluang yang sama untuk menang maupun kalah secara bersama-sama. Misalnya, penjual memutuskan jual karena dia memiliki harga di bawah banget dan sekarang saatnya jualan, sedangkan pembeli menilai prospek saham itu masih bisa naik lebih tinggi lagi ke depannya.

Jadi, ketika penjual mendapatkan untung, pembeli belum tentu rugi. Malah, pembeli bisa untung jika perkiraannya sesuai dengan kenyataan. Artinya, kedua orang bertransaksi itu sama-sama untung.

Bahkan, kedua orang yang transaksi jual-beli saham bisa sama-sama rugi. Misalnya, ada orang yang jual saham dalam posisi cut loss, artinya dia mengalami kerugian. Lalu, pembeli mengira harga saham bakal naik, tapi ternyata malah makin turun. Akhirnya, si pembeli juga mengalami kerugian.

Paling menarik dalam positive sum game adalah, adanya potensi peningkatan kekayaan. Soalnya, uang yang beredar bukan dari si pemenang maupun si kalah, tetapi telah berada dalam sistem peredaran uang yang berasal dari sektor riil hingga moneter.

Contohnya, ketika harga saham naik, artinya ada beberapa penyebab seperti adanya potensi pembagian dividen sehingga banyak investor yang membeli saham itu. Lalu, setelah dapat dividen yang berasal dari laba perusahaan, uangnya diinvestasikan lagi ke saham. Alhasil, peredaran uang di saham makin banyak.

Belum lagi, perusahaan yang merasa harga sahamnya tidak sesuai dengan fundamentalnya bisa melakukan buyback di mana uangnya berasal dari proses bisnis perusahaan tersebut.

Terakhir, hubungan antara pasar saham dan kebijakan suku bunga bank sentral. Saat suku bunga naik, tren pasar saham cenderung turun. Alasannya, kenaikan suku bunga akan memperlambat laju sektor riil. Hal itu membuat banyak uang berpindah dari pasar saham ke instrumen lain yang lebih aman. Sebaliknya, saat suku bunga rendah, tren pasar saham naik karena ekonomi akan melaju lebih tinggi.

Kesimpulan

Saham bukanlah instrumen keuangan zero sum game. Soalnya, setiap orang yang untung dari saham, bukan berarti membuat orang lain mengalami kerugian dengan jumlah sama sehingga jadi zero sum. Jika ada orang yang untung di saham, dan di saat bersamaan ada yang mengalami kerugian juga, nilai keuntungan dan kerugiannya tidak sama seperti konsep zero sum game. Soalnya, keuntungan dan kerugian yang diraih kedua belah pihak terjadi di waktu yang berbeda.

Jadi, masih mau bilang kalau saham itu judi atau zero sum game?