Menakar Efek Sell in May and Go Away di Pasar Saham Indonesia
Pasar saham bergejolak di Mei 2024, apakah ini tanda sell in may and go away? memang seberapa besar efek sell in may and go away ke pasar saham Indonesia? simak ulasan lengkapnya di sini.
Mikirduit – IHSG mencatatkan penurunan sebesar 1,46 persen dalam periode Mei hingga 7 Mei 2024. Apakah badai IHSG ini terjadi karena ada momen sell in may and go away? kalau begitu, apa yang sebaiknya dilakukan pada momen market koreksi begini?
Sell in May and Go Away dipopulerkan oleh Stock Trader's Almanac, yang menemukan fakta kalau ada perilaku investasi dari periode November hingga April ke saham di Indeks Dow Jones Industrial Average, dan pindah ke obligasi pada medio Mei-Oktober. Strategi investasi ini dinilai bisa memberikan keuntungan optimal dengan risiko yang lebih rendah. Perilaku ini ditemukan dalam periode sekitar 1950-an.
Secara teori, ada yang namanya Teori Divergensi Musiman di mana pasar keuangan dipengaruhi oleh musim tertentu. Seperti, saat periode awal sebelum revolusi industri muncul, pasar keuangan sangat dipengaruhi dengan pola musiman sektor pertanian. Namun, hal itu kini sudah tidak berpengaruh lagi karena sektor pertanian di seluruh dunia telah mengalami penurunan secara signifikan.
Meski begitu, Teori Divergensi Musiman dinilai tetap berlaku karena ada beberapa pola musiman yang bisa mempengaruhi perilaku investasi, seperti bonus akhir tahun hingga deadline pajak penghasilan di Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan April.
Namun, pola musiman itu dinilai sudah tidak terlalu berpengaruh juga. Apalagi, setelah terjadi beberapa krisis dan market crash, seperti terakhir pada 2020 saat pandemi Covid-19 dimulai.
Saat itu, indeks saham S&P 500 merosot selama lima pekan di Februari hingga Maret 2020 sebesar 34 persen, sedangkan dari periode Mei hingga Oktober naik sebesar 12,4 persen.
Lalu, bagaimana dengan di Indonesia?
Analisis Pola Sell In May and Go Away di Indonesia
Jika melihat seasonality bulanan IHSG dalam 15 tahun terakhir, Mei menjadi salah satu bulan yang mengalami koreksi paling banyak kedua dibandingkan dengan bulan lainnya. Bulan Mei hanya kalah dari September yang dianggap menyambut Haloween Effect.
Di sisi lain, kami juga sempat berasumsi sell in may and go away akan mempengaruhi perilaku investor asing di Indonesia. Pasalnya, dalam sepekan Mei 2024 ini, tingkat net sell asing sudah tembus Rp4,19 triliun di pasar reguler.
Namun, jika melihat historis 2021 hingga 2023, perilaku investor asing cenderung mix dan justru lebih banyak net buy. Artinya, pola Sell in May and Go Away bukan sesuatu yang paten karena dipengaruhi juga dengan kondisi ekonomi global.
Misalnya, tren net sell asing di Mei 2024 bisa terjadi karena ada ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed yang makin mengancam perlambatan ekonomi di AS. Jika ekonomi AS mengalami resesi, bisa berdampak terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Pertanyaan lainnya, apakah pola investasi saham di Oktober hingga April lebih menguntungkan dibandingkan Mei hingga September? kami akan mencoba melihat pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan IDX30 selama 10 tahun terakhir untuk melihat pola tersebut.
Hasilnya, secara historis peluang penurunan IHSG dan IDX30 pada periode Oktober-April memang lebih rendah dibandingkan dengan Mei-September. Namun, bukan berarti setiap periode Oktober-April punya peluang menguat yang pasti.
Apalagi, setelah ada market crash di pandemi Covid-19 di 2020, di mana periode Oktober-April justru mencatatkan penurunan yang dalam. Serta, tren kenaikan dan penurunan juga dipengaruhi oleh sentimen masing-masing sektoral di masing-masing periode. Hal itu terlihat dengan titik merah di IHSG saja berbeda jauh dengan IDX30.
Kami menilai momentum Sell in May and Go Away tidak terlalu berpengaruh dengan pergerakan harga saham di Indonesia. Meski, patut diakui periode April-Oktober punya peluang naik lebih tinggi dibandingkan dengan Mei-September. Hal itu juga didorong ada beberapa momentum di April-Oktober seperti, window dressing di Desember hingga momen pembagian dividen di Maret dan April.
Namun, kami tidak menyarankan untuk mengikuti pola ini secara polos. Kita perlu analisis lagi terkait prospek emiten yang mau dibeli berdasarkan rencana kita masing-masing, seperti trading mencari saham aktif, dan investasi mencari saham murah dengan prospek yang bagus.
Deretan Saham Murah Saat Memasuki Sell in May and Go Away
Saat tren pasar saham turun di Mei ini, kami menilai ada sekitar 19 saham dengan market cap di atas Rp10 triliun yang valuasinya sudah cukup murah. Perhitungan valuasi murah ini dengan menggunakan price to book value (PBV) dan dibandingkan secara historis dalam 5 tahun. Mayoritas, saham-saham ini sudah turun ke bawah PBV standard deviasi -1 dalam 5 tahun terakhir.
Beberapa juga mulai mencatatkan kenaikan, tapi masih terhitung murah. Berikut tabel list 18 saham yang lagi murah. (data per 8 Mei 2024),
BBRI | KLBF | TOWR | BSDE | UNTR |
---|---|---|---|---|
TLKM | INDF | SMGR | PWON | ULTJ |
ASII | MYOR | EMTK | BBTN | |
CPIN | TBIG | INTP | JPFA | |
Tapi ingat, beli saham murah bukan berarti harga saham langsung naik keesokan harinya. Timeframe saham murah ini bisa sekitar 1-3 tahun. Dari list ini, kami juga sudah mengesampingkan emiten yang memang kondisinya harus dihargai murah seperti, UNVR, GGRM, dan HMSP. Jika mau detail list saham tadi dan harga wajarnya, bisa kamu dapatkan di Grup Komunitas Mikirdividen. Untuk join, bisa klik link dari teks di bawah ini.
Mau dapat info saham dividen jumbo serta strategi investasi dan outlook publikasi bulanan?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini