Menakar Nasib UNVR Setelah Jual Bisnis Es Krim Rp7 triliun
Saham UNVR berencana jual bisnis es krim Rp7 triliun. Apakah ini sinyal kebangkitan saham UNVR? simak selengkapnya di sini
Mikirduit – UNVR mengumumkan fakta material terkait penjualan bisnis es krimnya senilai Rp7 triliun kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia. Dengan aksi ini, bagaimana prospek UNVR ke depannya?
UNVR telah menandatangani Perjanjian Pengalihan Bisnis terkait penjualan bisnis es krim ke The Magnum Ice Cream Indonesia pada 22 November 2024.
Nilai transaksi akuisisi bisnis es krim sekitar Rp7 triliun. Nilai tersebut termasuk aset tetap senilai Rp2,55 triliun, nilai buku Rp1,99 triliun, dan persediaan senilai Rp172 miliar.
Adapun, penilai independen memberikan nilai pasar wajar senilai Rp6,57 triliun untuk bisnis es krim UNVR.
Di sisi lain, ada beberapa fakta menarik terkait keterbukaan informasi pelepasan bisnis es krim UNVR ini.
Jadi, The Magnum Ice Cream Indonesia adalah pihak terafiliasi UNVR karena sama-sama memiliki entitas akhir Unilever Plc. sebagai induk usahanya. Namun, pihak UNVR menyebutkan saat pelaksanaan dan penyelesaian transaksi nantinya, pembeli tidak lagi memiliki hubungan afiliasi dengan UNVR.
Penjualan bisnis es krim UNVR dilakukan selaras dengan rencana Grup Unilever global yang memisahkan bisnis es krim globalnya tersebut. Manajemen menyebutkan aksi penjualan ini membuat perseroan merealisasikan nilai investasi dalam bisnis es krim di Indonesia. Nantinya, dana keuntungan dari investasi tersebut akan dikembalikan kepada pemegang saham dalam jangka pendek.
Lalu, UNVR akan fokus kepada bisnis inti yang tersisa untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dalam jangka panjang.
Apakah artinya ada dividen jumbo?
Prospek Dividen Jumbo UNVR
Di sini, pihak yang membutuhkan dividen hasil penjualan es krim UNVR adalah pengendali mereka, yakni Unilever Plc.
Kami menggunakan asumsi nilai keuntungan UNVR dari transaksi ini sekitar Rp4,83 triliun. (hasil pengurangan dari akumulasi nilai buku dan persediaan), berarti total dividen dari hasil penjualan bisnis es krimn ini saja mencapai Rp126 per saham.
Jika diakumulasikan dengan proyeksi laba bersih UNVR di 2024 berdasarkan twelve trailing month ada di Rp94 per saham, serta tingkat dividend payout rasio sebesar 100 persen, berarti tingkat dividen mencapai Rp220 per saham. Dengan begitu tingkat dividend yield bisa sekitar 10 persen.
Bagi Unilever Plc., transaksi ini bisa membuat mereka menggenggam cash senilai Rp7,16 triliun.
Angka-angka yang kami sebut itu mengasumsikan transaksi terjadi di tahun ini sehingga akan masuk perhitungan dividen tahun buku 2024. Namun, kami ekspektasikan transaksi baru terjadi di 2025 setelah UNVR global rampung melakukan spin-off bisnis es krim globalnya. (sesuai keterangan ekspektasinya setelah transaksi UNVR dengan The Magnum Ice Cream Indonesia sudah tidak terafiliasi lagi)
Meski ada dividen, pertanyaan selanjutnya adalah UNVR mau melakukan apa agar bisnisnya bisa bertumbuh?
Dejavu Jualan Blue Band 2018
Kejadian penjualan bisnis es krim ini mengingatkan kejadian penjualan Blue Band pada 2018. Kala itu, UNVR setuju menjual aset bisnis spreads (Blue Band dan kawan-kawan) kepada KKR senilai Rp2,92 triliun.
Aksi penjualan itu selaras dengan keputusan Unilever Global yang menjual bisnis tersebut pada akhir 2017.
Alasan penjualan Blue Band saat itu juga sama, yakni ingin mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang. Meski, setelah Blue Band dijual, bisnis UNVR tidak berkembang signifikan.
Setelah menjual Blue Band, UNVR membagikan dividen senilai Rp9 triliun atau sekitar Rp1.185 per saham. Jumlah dividen pada tahun buku 2018 itu naik 29 persen dibandingkan dengan tahun buku sebelumnya.
Dari dividen tersebut, induk bisnis UNVR mendapatkan cash sekitar Rp7,65 triliun.
Jika melihat kejadian dari penjualan Blue band di 2018, serta saat ini, kami menyoroti jika UNVR bagi dividen jumbo dari seluruh keuntungan menjual es krim dan laba bersihnya, berarti, induk dari UNVR tidak pernah memikirkan bagaimana strategi menumbuhkan bisnis di Indonesia.
Apalagi, dari keterbukaan IDX pada 25 November 2024 malam disebutkan, manajemen akan mencari ruang pertumbuhan dari bisnis inti yang tersisa. Artinya, UNVR hanya menjalankan produk yang sudah ada untuk bertahan hidup, yang mana persaingan untuk seluruh produk UNVR sangat ketat.
Melihat hal ini, kami menilai UNVR akan sulit tumbuh jika tidak ada dukungan yang kuat dari pengendalinya. Satu hal yang dibutuhkan UNVR adalah mencari strategi ruang pertumbuhan bisnis baru entah dari inovasi untuk produk existing atau mencari winning product baru.
Prospek UNVR Ketika Bisnis Es krim Dilepas
Dalam laporan keuangan UNVR, ada dua bisnis utama perseroan, yakni kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, serta makanan dan minuman. Jika dilihat hingga kuartal III/2024, porsi pendapatan segmen makanan dan minuman UNVR memang tergolong lebih kecil hanya sekitar 35 persen dari total pendapatan. Sementara, yang menjadi mayoritas datang dari produk rumah tangga dan perawatan tubuh yang mencapai 65 persen.
Sebenarnya, kami tidak memiliki data detail tentang seberapa besar porsi penjualan UNVR. Namun, jika diasumsikan bisnis es krim berkontribusi sebesar 30 persen dari total pendapatan segmen makanan, berarti total revenue (dengan menggunakan asumsi data kuartal III/2024) es krim dari segmen makanan itu bisa mencapai Rp2,94 triliun dari total Rp9,82 triliun.
Artinya, porsi pendapatan UNVR dari segmen makanan dan minuman turun menjadi cuma 28 persen.
Jika transaksi terjadi di 2025, berarti penurunan kinerja UNVR akan terasa di 2026. Soalnya, sepanjang 2025, tingkat laba bersih UNVR akan terlihat tinggi karena ada uang hasil penjualan bisnis es krim.
Hal ini juga sempat terjadi ketika UNVR jual Blue Band. Kala itu, laba bersih UNVR pada 2018 naik sebesar 30 persen menjadi Rp9,1 triliun. Namun, kinerja laba bersih UNVR di 2019 langsung turun 18 persen menjadi Rp7,39 triliun.
Sebenarnya, ekspektasinya dalam periode 1 tahun setelah penjualan, UNVR bisa menemukan winning product atau inovasi sumber pendapatan lainnya agar kinerja bisa tumbuh lebih positif. Sayangnya, hasilnya tidak optimal. Produk sambal Jawara pun sulit bersaing dengan sambal lainnya.
Kesimpulan
Salah satu penyebab utama UNVR sulit bertumbuh adalah pengendali yang tidak supportif mendorong bisnisnya di Indonesia itu untuk bertumbuh. Bahkan, pengendalinya juga berupaya bertahan hidup karena susah mencari ruang pertumbuhan bisnisnya.
Salah satu upaya untuk mendapatkan ruang pertumbuhan, Unilever terus menjual unit bisnisnya yang dianggap punya margin kurang bagus. Mulai dari bisnis margarin hingga teh (kecuali di Indonesia dan India).
Dalam beberapa tahun terakhir pun santer dikabarkan UNVR bakal lepas salah satu unit bisnisnya, kala itu Ponds yang disebut bakal dilepas. Tapi, kini malah bisnis es krim yang akan di-spin off. (Unilever Plc. masih galau antara melakukan spin-off atau menjualnya. Pasalnya, mereka belum menemukan private equity yang tertarik)
Sayangnya, dari beberapa aksi jual unit bisnis itu, Unilever secara global tidak mampu membalikkan posisi pertumbuhan kembali positif. Bahkan, beberapa inovasi Unilever di beberapa negara seperti Brasil dan lainnya dengan masuk ke produk makanan sehat masih gagal total.
Hasil dari penjualan itu hanya mengoper hasil cash penjualan unit bisnis ke pengendali. Selain itu, pengendali UNVR juga mengenakan biaya untuk biaya brand, teknologi, dan biaya jasa serta enterprise Technology solutions yang dalam beberapa tahun terakhir nilainya berkisar Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun per tahun kepada UNVR.
Angka ini jelas membuat harga jual produk UNVR akan sulit bersaing dengan kompetitor yang makin sengit. Apalagi, market yang dikejar UNVR adalah kalangan menengah yang kini juga cukup sensitif dengan pertumbuhan ekonomi hingga inflasi. Sehingga ada potensi mereka switch ke produk kompetitor dengan harga yang menarik.
Untuk itu, jika ada kenaikan harga signifikan di UNVR setelah transaksi ini, kami menilai bisa dijadikan langkah untuk keluar di harga terbaik, meski harus cut loss dan sebagainya. Pasalnya, untuk UNVR mencapai harga di atas Rp8.000-an per saham akan sulit, kecuali tiba-tiba kinerja keuangannya bertumbuh konsisten di atas 10 persen selama 3-5 tahun berturut-turut.
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini