Mengenal Saham Dividen dan Pendapatan Pasif
Mengenal saham dividen dan pendapatan pasif bisa menjadi titik awal kita untuk mulai berinvestasi saham dan membangun compound interest sendiri. Cek perkenalan awalnya di sini
Mikirduit – Mengenal saham dividen dan pendapatan pasif menjadi langkah awal untuk membangun pertumbuhan aset yang berkelanjutan dan berpeluang membangun compound interest. Namun, mengapa perlu memahami saham dividen dan pendapatan pasif?
Saham dividen bisa dibilang menjadi salah satu cara mendapatkan pendapatan pasif. Soalnya, cukup memiliki saham yang rutin membagikan dividen, investor akan mendapatkan bagian laba bersih sesuai proporsi kepemilikan dan ketentuan pembagian dividen.
Di sini, investor bisa memutar lagi pendapatan dari dividen itu ke investasi saham atau lainnya sehingga hasil keuntungan itu bisa memberikan keuntungan lainnya, yakni compound interest.
Mengenal Saham Dividen
Dividen memang menjadi salah satu keuntungan dari investasi saham, tapi tidak semua saham membagikan dividen, buktinya, dari sekitar 800-an emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia, hanya sekitar 30 - 40 persen yang membagikan dividen. Hal itu pun wajar karena dividen bukan menjadi kewajiban dari emiten.
Namun, emiten yang membagikan dividen secara rutin berada menandakan beberapa hal:
- Kinerja keuangannya positif secara konsisten
- Perusahaan ingin memberikan nilai lebih kepada para investornya
- Arus kas perusahaan sangat bagus sehingga dari total laba yang diraih masih punya slot besar untuk pembagian dividen.
Di sisi lain, investor juga harus jeli dengan emiten yang membagikan dividen. Pasalnya, apakah dividen itu dibagikan secara rutin karena operasionalnya menguntungkan atau ada faktor lainnya.
Ada beberapa alasan emiten tetap membagikan dividen meski operasionalnya sedang tidak baik-baik saja:
- Pemegang saham mayoritas meminta pembagian dividen diambil dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya. Jika dilihat nilai saldo besar. Hal ini bisa menjadi anomali ketika tiba-tiba dividen yield melejit tinggi karena rasio pembagian dividen atau dividen payout ratio melejit di atas 100 persen dari laba bersih
- Kinerja laba bersih naik karena didorong faktor non-operasional seperti penjualan aset dan sebagainya. Lalu, emiten memutuskan kelebihan laba bersih itu akan digunakan sebagai dividen.
- Tren bisnisnya sedang kurang bagus. Sehingga, memupuk modal besar-besar pun percuma. Jadi, emiten memutuskan seluruh laba bersih dibagikan sebagai dividen. Hal ini pernah terjadi di saham sektor semen saat industri itu tengah mengalami oversupply semen. Akhirnya, setiap laba bersih selalu dijadikan dividen ketimbang disimpan untuk ekspansi bisnis. Toh, mau ekspansi bisnis juga kondisi pasokan masih oversupply.
Sementara itu, saham yang membagikan dividen secara rutin dengand dividen yield tinggi juga belum tentu menjadi pertanda bagus untuk jangka panjang. Hal itu terjadi dalam saham PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk.(MPMX) yang dalam beberapa tahun terakhir dikenal sebagai saham dividen jumbo.
Nah, kalau melihat sekitar 4 tahun terakhir sejak 2019, saham MPMX memang terkesan royal bagi dividen karena memiliki tingkat dividen yield yang tinggi. Sehingga, beberapa investor men-cap MPMX ini saham dividen jumbo dan cocok untuk jangka panjang. Padahal, dividen jumbo MPMX terjadi hanya dua tahun tersebut dengan tingkat dividen payout ratio di atas 100 persen.
Di sisi lain, konsistensi dividen jumbo MPMX patut dipertanyakan karena sebelumnya rata-rata dividen yield-nya hanya di bawah 5 persen. Lalu, sempat puasa dividen pada 2018. Serta, pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya juga masih belum pulih ke periode sebelum pandemi. Dari sini, kami menilai saham MPMX bukan salah satu yang menarik untuk dikoleksi sebagai saham dividen. Baca Selengkapnya: Si Paling Royal, MPMX Lanjut Tebar Dividen Jumbo?
Istilah Saham Dividen
Ada beberapa istilah yang wajib kamu pahami untuk mengetahui lebih detail apakah saham ini bagi dividen secara rutin atau tidak. Beberapa istilah tersebut antara lain:
- Dividen Yield atau DY: persentase keuntungan yang diterima investor dari pembagian dividen jika dibandingkan dengan modal membeli harga sahamnya. Misalnya, saham yang membagikan dividen Rp1.000 per saham memang terlihat besar dibandingkan dengan dividen Rp350 per saham. Namun, kita harus melihat berapa dulu modal beli sahamnya. Ternyata saham yang bagi dividen Rp1.000 per saham itu memiliki harga Rp20.000 per saham. Berarti, keuntungan investor yang didapatkan dibandingkan dengan modal yang dikeluarkan hanya 5 persen.
Di sisi lain, saham yang bagi dividen Rp350 per saham ini harganya Rp5.000 per saham. Berarti, total keuntungan dividen dibandingkan dengan modal beli sebesar 7 persen. Dengan begitu, dividen Rp350 per saham justru lebih besar daripada Rp1.000 per saham. Itulah fungsi kita mengetahui dividen yield, untuk mengetahui apakah dividen yang dibagikan beneran jumbo atau cuma nominalnya aja yang besar, tapi modal belinya juga besar.
- Dividen Payout Ratio: persentase laba bersih perusahaan yang digunakan untuk pembagian dividen. Dalam hal ini, saham dengan dividen payout ratio 100 persen bukan berarti menandakan jumlah dividennya besar. Soalnya, hal itu akan tergantung bagaimana pencapaian laba bersih perseroan dan juga persentase dividen yield-nya. Apalagi, saham yang selalu membagikan dividen payout ratio 100 persen juga jadi pertanyaan, apakah emiten itu tidak berniat ekspansi dengan modal dari hasil laba bersihnya? bagaimana dengan prospek pertumbuhan bisnisnya nanti?
Adapun metriks dividen payout ratio ini justru berguna untuk kita memastikan apakah besaran dividen per saham yang tinggi itu karena laba yang naik tinggi atau perusahaan menggunakan saldo laba ditahan sehingga dividen per saham dan dividen yieldnya meroket. Begitu juga, saat pembagian dividen per saham turun, apakah disebabkan dividen payout rationya dipangkas atau memang laba bersihnya lagi turun.
- Dividen per saham: total nilai dividen yang akan diterima oleh pemegang saham yang totalnya bisa dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.
- Saldo laba ditahan yang penggunaannya belum ditentukan: jadi setiap perusahaan mencatatkan laba bersih ada bagian yang dibagikan sebagai dividen dan ada yang dijadikan saldo laba ditahan. Nah,saldo laba ditahan ini bakal terakumulasi setiap tahunnya sehingga nominalnya bisa besar dan masuk ke dalam bagian ekuitas. Hingga akhirnya, bagian saldo laba ditahan ini bisa digunakan untuk pembagian dividen di masa depan sesuai dengan kesepakatan RUPS.
- Cum-dividen: periode di mana kalau kamu BELI saham yang baru umumkan bagi dividen, kamu masih bisa dapat hak dividennya. Namun, kalau kamu JUAL pada periode ini, berarti kamu tidak punya hak untuk mendapatkan dividennya.
- Ex-dividen: periode di mana kalau kamu BELI saham yang baru diumumkan bagi dividen, kamu sudah tidak mendapatkan hak dividennya. Namun, kalau kamu JUAL pada periode ini, berarti kamu masih punya hak untuk mendapatkan dividen yang diumumkan oleh emiten.
- Dividen interim: dividen yang dibagikan emiten sebelum tutup buku dalam setahun penuh. Jadi, pembagian dividen bisa dilakukan di kuartal kedua, ketiga, keempat, hingga awal kuartal pertama sebelum rilis laporan keuangan tahunan
- Dividen Final: Total dividen yang dibagikan emiten yang biasanya diumumkan setelah RUPS tahunan dan memasukkan akumulasi pembagian dividen interim.
Kesimpulan
Saham dividen ini menjadi salah satu sumber pendapatan pasif yang menarik. Pasalnya, kita mendapatkan keuntungan dari hasil bisnis emiten yang kita investasikan. Artinya, kita mendapatkan bagian keuntungan dari perputaran uang bisnis-bisnis skala menengah besar yang sudah melantai di bursa saham.
Dari situ, jika kita konsisten berinvestasi di beberapa saham dividen, kemudian terus menginvestasikan hasil dividennya lagi ke aset lain atau beli saham yang sama, di sini kita akan menikmati compound interest dari pendapatan pasif yang diterima. Compound interest adalah keuntungan yang memberikan keuntungan lagi hingga sering disebut sebagai keajaiban dunia ke-8.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan saham yang rutin bagi dividen. Seperti:
- Saham yang rutin bagi dividen apalagi persentase dividen yield-nya lumayan atau dalam setahun bisa tiga sampai empat kali bagi dividen biasanya harga sahamnya cenderung sideways, tapi konsisten naik. Jadi jangan kaget pas beli saham yang rutin bagi dividen kok harga sahamnya nggak kemana-mana. Namun, ingat beli saham dividen juga harus melihat saat valuasinya lagi murah. Kalau beli pas mahal tetap ada risiko floating loss dalam jangka panjang.
Setelah mengenal saham dividen dan pendapatan pasif. Kamu bisa mempelajari tentang saham dividen lainnya dalam campaign #MikirDividen dari Mikirduit ya.
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini