Menghitung Pemulihan Saham Indonesia dari 2 Periode Market Bearish Terakhir
Pasar saham turun terus, kapan pulihnya? ini perhitungan kami terkait potensi pemulihan pasar saham yang sudah kurang bergairah sejak 2022.
![Menghitung Pemulihan Saham Indonesia dari 2 Periode Market Bearish Terakhir](/content/images/size/w1200/2025/02/saham-bearish-mikirduit.jpg)
Mikirduit – IHSG mencatatkan penurunan 4 hari berturut-turut sejak 4 Februari 2025 hingga 10 Februari 2025. Total penurunan sebesar 6,11 persen. Apakah ini menjadi pertanda market bearish? kira-kira kapan pulihnya?
Bayangkan, dalam sepekan terakhir (3-10 Februari 2025), 12 saham dengan market cap terbesar kompak tumbang.
Berikut tren penurunan harga saham 12 saham dengan market cap terbesar:
1. BREN: -27,98 persen
2. BMRI: -16,6 persen
3. DSSA: -11,62 persen
4. BBNI: -11,53 persen
5. PANI: -8,42 persen
6. TPIA: -7,04 persen
7. BBRI: -5,45 persen
8. TLKM: -5,26 persen
9. ASII: -4,79 persen
10. BBCA: -3,17 persen
11. AMMN: -1,77 persen
12. BYAN: -0,73 persen
9 dari ke-12 saham ini memiliki bobot hingga 49 persen dari total IHSG. Sehingga, jika ke-12 saham ini kompak jeblok, IHSG pun goyah. Jadi, sampai kapan periode ini terjadi?
Market Bearish 2013-2015
Kami menilai periode IHSG ini mirip seperti gejolak ketika 2015. Waktu itu, Indonesia baru berganti pemerintahan dari SBY ke Jokowi, serta adanya perubahan kebijakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve yang bakal menaikkan suku bunga pertama kalinya sejak krisis 2008.
Saat itu, kondisinya ekonomi AS mulai pulih setelah krisis subprime mortgage 2008 dan ekonomi China lagi mencatatkan kenaikan signifikan hingga akhirnya mereka melakukan devaluasi yuan pada Agustus 2015. Ditambah, saat itu harga komoditas juga lagi rendah sehingga biaya-biaya lebih murah.
Jika dilihat secara historis, tekanan market kala itu mulai terjadi pada pertengahan 2013 ketika The Fed mulai melakukan tapering off. Setelah itu, 2014 sempat memberikan harapan setelah IHSG mencatatkan kenaikan 21,82 persen dalam setahun alias pembalikkan arah setelah penurunan signifikan saat The Fed tapering off.
Namun, setelah itu IHSG kembali dalam tekanan bayang-bayang periode kenaikan suku bunga the fed pertama kalinya sejak 2008. Ditambah ada drama devaluasi yuan di Agustus 2015. Selama periode itu, Pemerintah Indonesia juga meluncurkan beberapa paket kebijakan stimulus ekonomi karena pelemahan kurs rupiah ikut membebani tingkat ekonomi.
![Tren IHSG 2013-2016](https://www.mikirduit.com/content/images/2025/02/Cuplikan-layar-2025-02-10-134815.png)
Apalagi, penurunan harga komoditas membuat pendapatan negara mengalami perlambatan pada 2014-2016.
IHSG mulai menunjukkan perbaikan kinerja di akhir 2015 ketika The Fed menaikkan suku bunga pertama kalinya sejak 2008. Setelah suku bunga the Fed naik, IHSG mulai menanjak di 2016, meski sempat mengalami penurunan di akhir 2016, tapi setelah itu terus menanjak hingga Agustus 2018.
Kenaikan IHSG juga selaras dengan pulihnya ekonomi Indonesia selaras dengan harga komoditas yang posisinya lebih tinggi dari harga terendah pada 2015-2016.
Sehingga dari all time high pada 2013 (sebelum tapering off The Fed), IHSG baru bisa kembali mencatatkan all time high di April 2017. Artinya, pemulihan market memakan waktu sekitar 4 tahun.
![](https://www.mikirduit.com/content/images/thumbnail/IHSG-turun.jpg)
Market Bearish 2018-2020
Market bearish kedua terjadi pada medio 2018-2021. Saat IHSG mencapai all time high di 6600 pada 2018, pergerakan IHSG terus turun hingga terjadi market crash pandemi Covid-19 di 2020.
Perbedaan tren market bearish 2013-2016 dengan 2018-2020 adalah penyebabnya. Jika di 2013-2016 disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan pengetatan moneter dari AS, serta posisi harga komoditas juga lagi rendah, sedangkan market bearish 2018-2020 terjadi karena kejutan adanya pandemi Covid-19 sebagai salah satu fenomena black swan.
Meski begitu, IHSG sejak Februari 2018 memang mengalami tekanan akibat posisi suku bunga yang terus beranjak naik ke level tertinggi sejak kenaikan pertama di 2015. Dari sini, investor asing mulai keluar dari emerging market, termasuk Indonesia karena menilai perlambatan ekonomi bisa terjadi dengan posisi suku bunga tinggi saat itu.
Dalam 10 bulan di 2018, IHSG turun 11,38 persen. Namun, kembali naik setelah ada ekspektasi The Fed siap menurunkan suku bunga. Akhirnya, IHSG sempat kembali rebound hingga Februari 2019. Setelahnya, pasar saham cenderung bergerak sideways hingga akhirnya market crash pandemi Covid-19 terjadi pada Maret 2020.
![tren market bearish](https://www.mikirduit.com/content/images/2025/02/image-3.png)
Dalam pandemi Covid-19, tekanan market terjadi karena ada risiko roda ekonomi bergerak sangat lambat akibat aksi lock down. Hingga akhirnya, penanganan virus sudah terkendali dan aktivitas ekonomi berjalan, IHSG menembus level all time high-nya pada Februari 2022.
Dalam periode market bearish kedua ini, waktu yang dibutuhkan pulih juga sekitar 4 tahun.
Market Bearish 2022-2025?
Dalam kondisi market bearish ketiga sudah terjadi sejak 2022 ketika The Fed agresif menaikkan suku bunga. Dari situ, IHSG bergerak cenderung sideways hingga saat ini. Adapun, tren sideways di 2022-2024 disebabkan adanya disrupsi pergerakan harga saham konglo dan corporate action yang mempengaruhi pergerakan indeksi saham. Setelah saham konglo kekurangan tenaga, kini IHSG pun mulai terlihat koreksi lagi.
Dengan kondisi itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi IHSG saat ini:
1. Seberapa cepat The Fed menurunkan suku bunga sehingga membuka ruang BI juga menurunkan suku bunga.
2. Pemulihan ekonomi setelah transisi pemerintahan baru di Indonesia.
3. Seberapa besar efek kebijakan tarif impor Trump terhadap ekonomi global.
4. Harga komoditas tidak terlalu rendah, tapi tingkat permintaan yang cukup rendah karena ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) cenderung melambat.
Sehingga, sebenarnya pola IHSG saat ini sama seperti 2018-2019 sebelum market crash karena pandemi Covid-19. Sayangnya, kelanjutan pola aktivitas investor di pasar saham Indonesia terdistraksi oleh pandemi Covid-19. Jadi, saat ini adalah pola lanjutan dari 2018-2019 tersebut.
![saham bearish 2024](https://www.mikirduit.com/content/images/2025/02/image-4.png)
Dengan menggunakan asumsi market bearish terjadi rata-rata 4 tahun sejak ada tanda penurunan dari level all time high-nya. (untuk market bearish ketiga kami gunakan posisi all time high pada April 2022, mengingat pola serupa pernah terjadi di market bearish 2013-2016, yang mana all time high terbentuk kedua kalinya dari periode market bearish)
Berarti, potensi pemulihan bisa terjadi di 2025 atau paling lambat 2026. Namun, pemulihan ini berdasarkan perhitungan frekuensi yang terjadi secara historis.
Untuk memastikannya, perlu ada momentum dari penurunan suku bunga The Fed, pemulihan ekonomi china, perbaikan demand komoditas, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Mikirduit memperkirakan pemulihan market terjadi di semester II/2025. Kira-kira sesabar apa kamu menunggu pasar saham bisa pulih lagi?
Kesimpulan
Dalam kondisi market bearish seperti ini, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
- Jika kamu bertujuan untuk investasi jangka panjang, kamu bisa manfaatkan momen ini untuk menambah muatan di harga murah. (jika masih punya modal)
- Jika kamu mau mulai investasi dalam jangka panjang, kamu bisa menggunakan strategi dollar cost averaging dalam 1-2 tahun ke depan
- Jika kamu bertujuan investasi, tapi sudah tidak punya modal lagi. Kamu bisa hold. Apalagi jika bagikan dividen, itu menjadi pelipur lara sambil menunggu market bullish lagi.
- Jika kamu trading, lebih skip dulu. Mending simpan dulu modalnya di reksa dana pasar uang. Mungkin cuannya bisa lebih besar daripada maksain trading.
Tenang, market tidak selalu turun, dan juga tidak selalu naik. Untuk itu, kita harus punya rencana yang jelas dengan aset yang dimiliki saat ini.
Jadi, bagaimana merapikan portofolio saham-mu saat ini? kamu bisa curhat di Grup Diskusi Mikirdividen bersama ratusan investor lainnya. Yuk join Mikirdividen sekarang.
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini