Mengungkap Hubungan RATU dengan Prajogo Pangestu

Sejak November 2024 saat RATU belum mengumumkan IPO, Prajogo Pangestu digadang-gadang jadi anchor buy-nya. Apalagi, hal itu selaras dengan divestasi RAJA di RATU sebesar 13%. Jadi, bagaimana hubungan RATU dengan Prajogo?

Mengungkap Hubungan RATU dengan Prajogo Pangestu

Mikirduit – Nama Prajogo Pangestu disebut-sebut dalam IPO anak usaha RAJA, yakni RATU yang sudah mulai proses penjatahan pada 6 Januari 2024. Apa hubungan antara Prajogo dengan perusahaan milik Hapsoro, suaminya Puan Maharani tersebut?

Asumsi korelasi antara RATU dengan Prajogo Pangestu muncul karena adanya kepemilikan yang sama antara pengendali RATU dengan PTRO, anak usaha CUAN. 

RATU dikendalikan oleh RAJA yang dimiliki oleh Hapsoro dan kawan-kawan. Dari situ, Hapsoro dan kawan-kawan seperti Djauhar Maulidi dan Medi Avianto bisa dibilang sebagai pemilik manfaat akhir dari RATU. 

Komposisi kepemilikan itu sama dengan pemegang saham akhir PTRO, yang dimiliki kelompok Prajogo Pangestu dan Hapsoro. Prajogo mengendalikan PTRO melalui PT Kreasi Jasa Persada, anak usaha CUAN, sedangkan Kelompok Hapsoro bersama Djauhar Maulidi dan Medi Avianto memiliki PTRO melalui PT Caraka Reksa Optima. 

Dari sini, muncul asumsi adanya potensi kerja sama antara RATU dengan PTRO, yang bisnisnya kontraktor pertambangan.

Kolaborasi RATU - PTRO

Salah satu yang digaungkan adalah kolaborasi antara RATU dengan PTRO, terkait pengelolaan blok migas milik RATU. PTRO disebut bisa berkolaborasi sebagai kontraktornya. Apalagi, RATU disebut lagi mengincar kepemilikan blok migas di Kasuri. 

Dari segi pengalaman, PTRO memang menjadi salah satu kontraktor migas. Salah satu proyek yang dikerjakan adalah milik BP Berau, di Tangguh. Sampai Oktober 2024, proyek tersebut sudah mencapai progres sebesar 22 persen.

Apalagi, PTRO juga sering mencatatkan transaksi afiliasi seperti dengan CUAN. PTRO bersinergi dengan CUAN untuk mengelola aset tambang batu baranya. 

Hal itu diharapkan juga terjadi di RATU. Meski, dalam catatan sumber pendapatan PTRO, tidak ada porsi di atas 10 persen dari pihak terafiliasi seperti RAJA dan RATU. Dalam keterangan pihak terafilasi, RAJA dan CUAN memiliki manajemen kunci yang sama dengan perseroan, tapi tidak ada penjelasan detail transaksi terafiliasi hingga laporan keuangan PTRO di kuartal III/2024. 

Begitu juga dalam laporan keuangan RAJA maupun RATU di bagian beban pokok pendapatan, tidak ada nama PTRO tersebut. 

Ada dua kemungkinan yang terjadi, ada transaksi tapi nilai-nya tidak material atau di bawah 10 persen, atau memang sejauh ini belum ada transaksi.

IPO Digest: Anak Usaha RAJA Melengkapi Bisnis Hulu Migas di IDX
Akhirnya RATU, anak usaha RAJA, merilis prospektus rencana IPO-nya. Kira-kira seberapa menarik IPO dari anak usaha RAJA ini? simak selengkapnya di sini ya

Efek Kisah RATU dan Entitas Terkait Prajogo Pangestu

Sebenarnya, cerita RATU dengan entitas terkait Prajogo Pangestu hanya sebuah hubungan afiliasi karena pengendali RATU dengan pihak Prajogo sama-sama memiliki PTRO. Sejauh ini. belum ada publikasi atau keterbukaan yang menyatakan lebih dari itu. 

Meski, dalam publikasi Bloomberg Technoz pada akhir November 2024, Prajogo disebut sebagai anchor buyer dalam IPO anak usaha RAJA tersebut. Namun, itu sifatnya baru kabar burung yang belum terbukti. 

Anchor buyer adalah investor yang mendapatkan porsi penjatahan pasti. Sehingga jika ada anchor buyer, berarti supply penjatahan biasa akan menjadi lebih sedikit. Lalu, tingkat real free float juga menjadi lebih rendah.

Salah satu asumsinya adalah penyerap maksimal hingga 13 persen divestasi RAJA di RATU adalah entitas Prajogo, sedangkan 7-10 persen sisanya akan menjadi milik publik. Namun, ini belum pasti karena tidak ditulis secara detail di prospektus (mungkin tidak kewajiban juga, tapi kalau ada harusnya dituliskan juga. Jika nggak, berarti transaksi di bawah 10 persen)

Kabar keberadaan Prajogo itu jadi penarik minat di saham RATU mengingat saham-saham Prajogo tengah menjadi primadona sejak akhir 2023 silam lewat BREN. 

Di sisi lain, secara teknis ada positif negatif dari IPO RATU yang sudah dibahas dari IPO Digest Mikirduit sebelumnya. 

Positifnya adalah jumlah lembar saham yang dilepas ke publik hanya sekitar 500 juta lembar, meski secara free float sebesar 20 persen dengan 13 persen berbentuk skema divestasi. 

Selain itu, Hapsoro juga menjadi salah satu pengendali saham yang sifatnya fluktuatif. Apalagi, induk RATU, yakni RAJA sudah naik 141 persen sejak September 2024 hingga perdagangan hari ini. 

Terakhir, secara historis penjamin emisi RATU mencatatkan kinerja saham IPO terakhir yang hasilnya cukup menarik, yakni DAAZ. Adapun, penjamin emisi itu juga yang membawa CUAN IPO. 

Salah satu risiko dari IPO RATU adalah terkait divestasi saham yang dimiliki RAJA saat listing nanti. Secara historis, saham-saham yang ada nuansa divestasi, terakhir MDIY berujung hasil kenaikan harganya kurang menarik. Salah satu yang menarik adalah NICE, tapi itu juga dibalut dengan aksi korporasi.

Nah, IPO RATU dengan divestasi ini juga bisa menarik jika Kelompok Prajogo Pangestu benar-benar menjadi anchor buy di IPO tersebut.

PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini