META Delisting, Salim Mau IPO 2 Perusahaan di Filipina?

Setelah mengumumkan META akan delisting, Salim mau IPO jumbo 2 perusahaannya di Filipina? apakah sektor infrastruktur Grup Salim mau dioper ke Filipina?

META Delisting, Salim Mau IPO 2 Perusahaan di Filipina?

Mikirduit – Grup Salim memang menjadi salah satu konglomerat di Indonesia, tapi sejak Soeharto lengser pada 1998, konglomerasi itu mulai melebarkan sayapnya ke Filipina. Salah satu yang menarik lagi adalah pada periode 2022-2023, Grup Salim melakukan delisting beberapa bisnsinya di bursa Singapura, Filipina, dan Indonesia. Namun, ada dua perusahaan juga yang mau dibawa listing di Filipina. Apa artinya semua ini?

Rubrik Notasi kali ini agak berbeda dengan sebelumnya, jika sebelumnya kita membahas tentang emiten, tapi kali ini kita akan membahas tentang mengintip gerak-gerik Salim Grup yang delisting 3 entitasnya dari 3 bursa berbeda di Asia, dan rencana IPO 2 entitas lainnya di Filipina. Pertanda apakah ini?

Kejutan dari Salim Grup muncul pada 8 November 2023, ketika salah satu bisnisnya, yakni PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) meminta BEI untuk mensuspensi sahamnya karena perseroan berencana melakukan delisting. Sebenarnya, ini menjadi rada anti klimaks, setelah lonjakan harga saham yang tidak biasa sejak Oktober 2023, ternyata endingnya adalah mau delisting sukarela. Walaupun tidak ada masalah juga sih karena pemegang saham akan mendapatkan harga tender offer yang premium nantinya. 

BACA JUGA: Saham META Bakal Delisting, Begini Hitungan Peluang Harga Tender Offernya

Namun, jika dilihat, gerak-gerik Grup Salim untuk delisting beberapa perusahaannya di sektor infrastruktur sudah terlihat sejak awal 2023. 

Pertama, Grup Salim mulai melakukan aksi delisting gurita bisnisnya di sektor infrastruktur yang listing di Bursa Singapura bernama Moya Holdings Asia Limited pada 4 Januari 2023. Dalam proses delisting sukarela itu, Tamaris Infrastructure Pte. Ltd selaku pemegang saham pengendali mengajukan penawaran tender offer di harga 0,092 dolar Singapura, di mana harga itu di atas 10,5 persen dari harga tertinggi perseroan dalam dua tahun terakhir. 

Moya sendiri adalah perusahaan di Singapura yang mengelola beberapa perusahaan pengelolaan air bersih di Indonesia seperti, Aetra Air Tangerang, Air Bersih Jakarta, Aetra Air Jakarta, Air Semarang Barat, dan Acuatico Air  Indonesia. 

Tamaris selaku pengendali mengungkapkan pihaknya delisting karena menilai harga saham Moya tidak terlalu likuid. Dengan menjadi go private, Tamaris menilai bisa lebih fleksibel dalam mengontrol bisnis perusahaan pengelolaan air tersebut. 

Dalam delisting Moya, Grup Salim harus mengeluarkan modal sekitar Rp571 miliar untuk tender offer. 

Kedua, Grup Salim juga membawa Metro Pacific Investment Corporation (MPIC), induk usaha PT Metro Pacific Tollways Indonesia, yang juga pengendali META, keluar dari bursa saham Filipina pada 9 Oktober 2023.

MPIC sendiri adalah perusahaan induk yang memegang beberapa lini usaha strategis di Filipina seperti, kelistrikan, jalan tol, pengelolaan air, kesehatan, logistik, dan light rail transit.

MPIC pun resmi delisting setelah melakukan tender offer untuk saham publik yang nominalnya mencapai 37 persen dari harga tertinggi dalam setahun terakhir di level 5,2 peso Filipina per saham. Dari harga itu, Grup Salim disebut merogoh kocek sekitar 28,41 miliar peso, yang kalau dirupiahkan nilainya agak besar hampir Rp8 triliun. Namun, dalam proses delisting itu, Mitsui & Co.Ltd dari Jepang masuk sebagai pemegang saham strategis baru. 

Namun, tidak ada alasan detail tentang penyebab MPIC keluar, hanya kalimat normatif delisting menjadi win win solution untuk semuanya, termasuk misi  MPIC untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Filipina. 

Aksi Bongkar Bisnis META

Sementara itu, META yang juga lagi proses delisting juga telah bongkar beberapa lini bisnisnya sepanjang 2023. 

Pertama, META melepas bisnis salah satu pengolahan air PT Tirta Bangun Nusantara dan mendapatkan dana segar Rp55 miliar pada Januari 2023. Sebenarnya, transaksi ini tidak terlalu signifikan karena yang dilepas hanyalah salah satu dari perusahaan pengelolaan air yang berada di bawah perseroan. 

Kedua, META juga melepas seluruh saham di PT Portco Infranusantara, anak usaha di bidang pelabuhan pada Maret 2023. Dari transaksi itu, META mendapatkan dana segar Rp118 miliar. META menyebutkan aksi divestasi ini dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dan ekspansi bisnis inti perseroan. 

Dari dua aksi itu, META juga ada proyek jumbo, yakni membangun jalan tol elevated kedua di Jakarta senilai Rp20-an triliun bersama ACST. 

BACA JUGA: Ini Detail Proyek Jumbo META Bareng ACST

Rencana IPO 2 Bisnis Salim di Filipina

Di tengah aksi delisting entitas milik Grup Salim dari Bursa Singapura, Filipina, dan Indonesia, ternyata ada dua entitas yang bakal IPO di Filipina dalam beberapa tahun ke depan.

Kedua entitas itu adalah Metro Pacific Tollways, yang merupakan perusahaan jalan tol besar di Filipina. Perusahaan yang juga dipegang oleh MPIC milik Grup Salim itu menargetkan dana IPO sekitar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,84 triliun pada 2024. 

Lalu, entitas yang kedua adalah Maynilad Water Service Inc., perusahaan penyedia layanan air dan pengelolaan air limbah di Filipina. Perusahaan itu disebut bakal IPO dengan target dana sekitar 750 juta dolar AS hingga 1 miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun pada 2026. 

Jika Maynilad jadi IPO dengan nominal itu, perusahaan terafiliasi Grup Salim itu akan menjadi salah satu IPO terbesar di Filipina, setelah Monde Nissin Corp.

Adapun, Grup Salim melalui MPIC berkolaborasi dengan perusahaan Jepang, Marubeni Corp. dalam pengembangan Maynilad tersebut. 

Kedua perusahaan di Filipina itu pun memiliki keterkaitan erat dengan Indonesia dan juga META. Misalnya, Metro Pacific Tollways adalah pemegang saham pengendali di META. Lalu, Maynilad Water Sercvice juga memiliki beberapa kerja sama proyek di Indonesia, seperti kolaborasi dengan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dalam pengeololaan air minum di Pekanbaru dan Kampar dengan nilai proyek Rp1,6 triliun. 

Jejak Salim di Filipina

Salah satu pertanyaan besar adalah kenapa bisa Salim begitu menguasai bisnis di Filipina hingga mengintegrasikannya dengan proyek di Indonesia?

Jawabannya adalah akibat pertemuan Sudono Salim dengan Pangilinan, seorang konglomerat asal Filipina yang merupakan eks eksekutif American Express Bank. Pertemuan itu menjadi titik awal pendirian First Pacific. Di mana, Pangilinan menjadi mitra Salim dalam pengembangan bisnis di negaranya.

Adapun, keluarga Salim baru mulai aktif mengembangkan bisnis di Filipina sejak Soeharto lengser pada 1998. Di sana, Grup Salim mulai mengembangkan bisnisnya seperti masuk ke perusahaan telekomunikasi besar di Filipina, yakni Phillipine Long DIstance Telephone Co. Lalu, mendirikan Metro Pacific Investment yang memegang lini bisnis infrastruktur seperti, Manila Electric, Maynilad Water Service, hingga Metro Pacific Tollways.

Namun, apakah aksi delisting META dan beberapa bisnis Salim di Bursa Singapura untuk memindahkan aset infrasturktur dipusatkan ke Filipina? seberapa menarik bursa Filipina? apakah pajak Filipina lebih murah?

Jika dibandingkan dari segi skala kapitalisasi pasar, pasar saham Indonesia masih di atas Filipina. Untuk data perbandingan sampai Mei 2023, IHSG memiliki kapitalisasi pasar senilai 604 miliar dolar AS, sedangkan kapitalisasi pasar saham Filipina hanya sepertiga d ari Idnonesia, yakni sekitar 243 miliar dolar AS. Lalu, untuk pajak di Filipina juga tidak lebih baik daripada Indonesia, malah bisa dibilang lebih menarik di Indonesia. 

Namun, memang menarik melihat langkah Grup Salim untuk mengembangkan bisnis infrastrukturnya, apalagi setelah mereka dapat proyek besar di Indonesia. 

Mau dapat guideline saham dividen 2024? - Terbaru UPDATE Q3/2023

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Informasi posisi harga saham dividen sudah murah atau mahal
  • Perencanaan investasi dari alokasi modal dan toleransi risiko untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

 Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Referensi