Naik 20 Persen Dalam Sebulan, Ini Arah Saham DOID Selanjutnya

Saham DOID naik 20 persen dalam sebulan terakhir. Kinerja yang meroket ditambah ada investor yang borong saham DOID hingga Rp100-an miliar. Lalu, kemana arah saham ini selanjutnya?

Naik 20 Persen Dalam Sebulan, Ini Arah Saham DOID Selanjutnya

Mikirduit – Harga saham DOID telah naik sebesar 20 persen dalam sebulan terakhir. Lalu, apa yang harus dilakukan bagi yang tertarik hingga sudah hold saat ini? simak ulasan lengkap tentang saham DOID di sini. 

Sepanjang 2023, kinerja DOID begitu cemerlang. Laba bersih perseroan naik 25,74 persen menjadi 36,01 juta dolar AS. Hal itu didorong oleh pendapatan yang naik 18 persen menjadi 1,83 miliar dolar AS. 

Untuk prospek ke depannya, DOID memiliki rencana untuk ekspansi ke pertambangan batu bara metalurgi yang merupakan bahan baku baja. 

Dian Andyasuri, Direktur DOID, mengungkapkan, perseroan tengah beradaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal. "Kami memanfaatkan permintaan kuat untuk batu bara metalurgi, yang jadi bahan penting untuk produksi baja," ujarnya dalam keterangan resmi pada 14 Maret 2024. 

Perseroan pun berencana mengurangi kontribusi pendapatan batu bara termal menjadi 50 persen dari total pendapatan pada 2028 nanti. 

Goals itu sempat ingin direalisasikan dengan rencana mengakuisisi tambang batu bara metalurgi milik BHP Group Ltd. pada 2023. Sayangnya, rencana itu batal setelah BHP lebih memilih lepas tambangnya kepada Whitehaven Coal Ltd. senilai Rp50,37 triliun. 

Dalam public expose di akhir 2023, manajemen DOID mengungkapkan perseroan masih terus mencari potensi investasi yang menjanjikan di masa depan, seperti investasi perseroan di BUMA Australia yang diklaim sukses. 

Adapun, sumber pendapatan DOID dari Australia memang meningkat signifikan sebesar 43,84 persen menjadi 513,02 juta dolar AS. Sementara itu, pendapatan DOID dari Indonesia naik 10,3 persen menjadi 1,32 miliar dolar AS. 

Sepanjang 2023, kenaikan pendapatan DOID ditopang oleh lonjakan pendapatan dari dua konsumen, yakni PT Indonesia Pratama (anak usaha BYAN) yang naik sebesar 27,34 persen menjadi 344,46 juta dolar AS, serta klien dari Australia BM Alliance Coal Operations Pty. Ltd., yang naik 27,9 persen menjadi 204,44 juta dolar AS. 

Di sisi lain, pendapatan dari PT Berau Coal milik Grup SInarmas turun 1,94 persen menjadi 458,54 juta dolar AS, sedangkan dari ADRO turun 2,78 persen menjadi 219,35 juta dolar AS.

Meski kinerja DOID cemerlang, tapi tingkat utang perseroan naik tinggi sebesar 34,4 persen menjadi 1,04 miliar dolar AS. Jika dihitung, tingkat debt to equity ratio (DER)-nya tembus 3,83 kali. Secara historis di 2022 memang tingkat DER DOID di kisaran 3 kali. 

Kami menilai hal ini bisa jadi risiko jika permintaan batu bara termal yang terus turun membuat aktivitas pertambangan juga lesu. Hal itu pun berisiko menggerus laba bersih DOID karena beban utang yang cukup tinggi. Meski, dalam skala harga batu bara di atas 100 dolar AS masih cukup bagus alias tidak seburuk periode 2015-2016. Kala itu, harga batu bara menyentuh 50 dolar AS per ton, kinerja DOID pun sempat merugi. 

Dari sisi cashflow, posisi DOID juga cukup kokoh dengan total kas dan setara kas per 2023 senilai 498,12 juta dolar AS. Lalu, free cashflow DOID per 2023 juga positif senilai 207,16 juta dolar AS. 

Lalu, kemana arah harga saham DOID selanjutnya?

Momentum untuk Arah Harga Saham DOID

Terkait arah harga saham DOID, ada beberapa momentum yang bisa jadi penekan maupun justru pendorong harga sahamnya. 

Harga saham DOID sempat turun 38 persen dalam 15 hari perdagangan pada Oktober 2023 akibat gagalnya kesepakatan akuisisi tambang batu bara metalurgi milik BHP. Di luar itu, ada beberapa hal yang bisa menggerakkan harga saham DOID. 

Salah satunya adalah aksi pembelian 343,51 juta saham DOID setara 5,04 persen dari total saham perseroan oleh Six Sis Ltd., perusahaan keuangan asal Swiss pada 30 Januari 2024. Ini menjadi salah satu transaksi jumbo yang belum diketahui apakah akan ada lanjutan aksi akumulasi saham DOID atau memang hanya segini saja. 

Ditambah, DOID juga berencana meminta penegasan kembali dalam RUPS pada 18 April 2024 terkait rencana penjualan saham treasuri dengan jumlah paling banyak sebesar 862.117.323 lembar atau jika menggunakan harga saham 15 Maret 2024 di Rp428 per saham setara Rp368,98 miliar lembar saham.

Dalam pelepasan saham treasuri ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti dilepas untuk bonus saham bagi karyawan dan manajemen, dilepas ke pasar, atau dilepas ke investor strategis. 

Di sini, DOID belum mengungkapkan penjelasan pelepasan saham treasuri lebih detail. Namun, dari aksi ini, DOID bisa mendapatkan dana segar sekitar Rp368 miliar jika menggunakan harga per 15 Maret 2024.

Pertanyaannya, apakah aksi pelepasan saham hasil buyback ini bisa bikin harga saham DOID jatuh? 

Hal ini tergantung pelaksanaannya menggunakan skema apa. Di sisi lain, DOID juga merencanakan melakukan buyback dengan dana maksimal Rp548,55 miliar. Sehingga meski ada aksi keluar, tapi ada aksi masuk lagi dengan nominal lebih besar. 

Terakhir, dengan kenaikan laba bersih yang signifikan, seberapa besar dividen yang akan diberikan DOID?

Kami mengasumsikan DOID akan membagikan dividen paling banyak 30 persen dari laba bersih. Sehingga, total dividen termasuk interim menjadi Rp34 per saham. Lalu, DOID telah bagikan dividen interim Rp11 per saham, berarti total dividen final nanti bisa sekitar Rp23 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 15 Maret 2024, tingkat dividen yield tembus 5,37 persen. 

Jadi, bagaimana strategi untuk saham DOID?

Adu UNTR Vs HEXA, Mana Emiten Dividen Alat Berat Terbaik?
Saham alat berat diperkirakan menghadapi tantangan pada 2024, tapi apakah ini akan jadi momen bagus beli kedua saham yang rutin bagi dividen ini? simak selengkapnya di sini

Kesimpulan

Sebenarnya, dengan kenaikan harga saham DOID yang cukup tinggi dalam 3 bulan terakhir, posisi saham DOID sudah cukup mahal jika baru masuk sekarang. Risikonya, bisa mengalami floating loss cukup lama hingga nanti ada sentimen yang mengerek harga saham tersebut. 

Kami menilai posisi terbaik beli saham DOID ada di kisaran Rp350 sampai Rp390 per saham. Dengan asumsi harga wajar DOID dari kami sekitar Rp375 per saham. 

Bagi yang hold, terutama di harga bawah, masih bisa di-hold hingga ada siklus kenaikan harga batu bara, dan rencana DOID menambah aset terkait batu barametalurgi bisa tercapai. Itu bisa menjadi pendorong kenaikan harga saham DOID. 

Namun, sebagai catatan, pergerakan harga saham DOID ini sangat fluktuatif. Penggeraknya bukan sekadar harga batu bara, tapi rencana aksi korporasi perseroan ke depannya, meski belum tentu terjadi. Sehingga jangan kaget meski asumsi kami harga wajar Rp375 per saham, jika ada kejadian yang mendukung, harga sahamnya bisa turun lebih dalam dari situ. Seperti, kejadian di Oktober 2023 sempat ke Rp326 per saham. 

Namun, saham ini juga pernah ada di Rp1.000 - Rp2.000 per saham pada medio 2011-2013 dan 2017-2018.  

Tambahan catatannya jika ingin hold DOID lebih lama, ini belum menjadi saham dividen yang paten. Mereka baru bagikan dividen sejak 2022, sehingga ada potensi absen dividen. 

Kamu tertarik masuk ke saham DOID?

MEMBURU DIVIDEN DI MUSIM RUPS TAHUNAN? YUK BELAJAR DAN DAPATKAN PILIHAN SAHAM DIVIDEN TERBAIK DI MIKIRDIVIDEN

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi bundling ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini