Nasib AADI, PTBA, dan ITMG Saat Harga Batu Bara Lagi Lesu

Saham batu bara lagi lesu karena harga komoditasnya yang lemah. Kira-kira bagaimana prospek saham batu bara hingga 2026? begini perkiraan dan analisisnya termasuk potensi dividennya

Nasib AADI, PTBA, dan ITMG Saat Harga Batu Bara Lagi Lesu

Mikirduit – Saham batu bara tengah tekanan penurunan harga batu bara hingga ke bawah 130 dolar AS per ton. Lalu, bagaimana prospek saham batu bara Indonesia di 2025?

Harga batu bara Newcastle Coal Index turun ke 127 dolar AS per ton. Padahal, China mencatatkan kenaikan impor batu baru thermal untuk kebutuhan pembangkit listrik saat musim dingin. Impor batu bara thermal China naik 16,74 persen dalam sebulan menjadi 37,5 juta ton pada November 2024. 

Namun, harga batu bara dunia tidak mampu naik lebih tinggi karena para eksportir batu bara menyesuaikan dengan produk batu bara lokal di China. Pasalnya, harga batu bara lokal China dipatok sekitar 114 dolar AS per ton.

Meski begitu, kenaikan permintaan batu bara di China tidak selaras dengan importir lainnya seperti India dan Jepang yang cenderung mencatatkan stagnansi hingga pelemahan tipis dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, China memang tengah meningkatkan Supply batu baranya hingga persediaannya mencapai rekor tertinggi. Namun, permintaan industri tetaplemah yang disebabkan oleh lesunya aktivitas ekonomi jelang tahun baru Imlek yang dirayakan pada akhir Januari.

Lalu, bagaimana dengan prospek saham batu bara di Indonesia? kami menganalisis tiga saham batu bara yang menjadi terbesar di Indonesia, yakni AADI, ITMG, dan PTBA. 

Jika mengacu ke konsensus analis untuk kinerja 2024-2026, kinerja AADI, PTBA, dan ITMG diperkirakan terus mengalami penurunan. 

AADI diperkirakan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 17,64 persen menjadi Rp12,77 triliun pada 2025, dan lanjut mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 21,18 persen menjadi Rp10,06 triliun pada 2026. 

Sementara itu, PTBA diproyeksikan mencatatkan penurunan laba bersih lebih moderat, untuk 2025 turun 1,83 persen menjadi Rp4,4 triliun, sedangkan untuk 2026 turun 3,79 persen menjadi Rp4,24 triliun. 

Lalu, ITMG diperkirakan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 8,59 persen menjadi Rp5,53 triliun pada 2025, sedangkan untuk 2026 turun sebesar 13,88 persen menjadi Rp4,76 triliun. 

Asumsi penurunan kinerja itu dengan memperkirakan harga batu bara tetap di level rendah. Angka itu bisa berubah jika harga batu bara mengalami kenaikan seiring dengan pemulihan industri di China.

Potensi Dividen 3 Saham Batu Bara

Dengan potensi kinerja laba bersih yang diperkirakan terus turun hingga 2026, ITMG tetap menjadi saham dividen dengan potensi dividend yield terbesar. 

Dengan asumsi dividend payout ratio sebesar 65 persen, potensi dividen ITMG di 2025 sekitar Rp3.185 per saham. Jika dihitung dengan harga penutupan per 24 Desember 2024, berarti tingkat potensi dividend yield sekitar 12,59 persen. 

Lalu, untuk 2026, dividend per saham ITMG diperkirakan sekitar 2.743 per saham. Dengan asumsi harga penutupan 24 Desember 2024, tingkat dividend yield-nya sekitar 10,85 persen. 

Sementara itu PTBA menjadi saham batu bara dengan tingkat dividend yield terbesar kedua. Dengan asumsi tingkat dividen payout ratio sekitar 65 persen, dividen per saham PTBA sekitar Rp248 per saham pada 2025. Jika dihitung dengan harga saham pada 24 Desember 2024, tingkat dividen yield-nya sekitar 9,6 persen. 

Lalu, untuk 2026, tingkat dividen per saham PTBA diperkirakan sekitar Rp239 per saham.Dengan potensi dividend yield dari harga per 24 Desember 2024 sebesar 9,24 persen. 

Sementara itu, AADI menjadi saham batu bara dengan potensi dividen yield paling bontot. Dengan asumsi dividen payout ratio sebesar 45 persen, AADI berpotensi membagikan dividen sekitar Rp738 per saham pada 2025. Dengan menggunakan asumsi harga saham per 24 Desember 2024, potensi tingkat yield-nya sekitar 9,55 persen. 

Lalu, untuk 2026, AADI berpotensi membagikan dividen sekitar Rp581 per saham. Dengan asumsi tingkat harga pada 24 Desember 2024, potensi dividend yield-nya dari harga 24 Desember 2024 sebesar 7,53 persen.

Nasib Saham PTRO Setelah Stock Split 1:10 di Akhir 2024
Saham PTRO masih terus melaju naik saat IHSG turun jelang stock split 1:10. Kira-kira, apakah saham PTRO masih bisa lanjut naik setelah pecah saham nanti?

Kesimpulan

Jika membandingkan PE, PBV, dan EV/EBitda ketiga saham batu bara tersebut, saham AADI menjadi yang temrurah dari segi PE dan EV/Ebitda, sedangkan dari segi PBV justru paling mahal. Sedangkan, saham ITMG menjadi paling murah secara PBV dan EV Ebitda (sama-sama 2 kali seperti AADI), tapi menjadi yang termahal kedua dari segi PE sekitar 5,15 kali. Sementara itu, PTBA mencatatkan posisi yang paling mahal dari segi PE sebesar 5,39 kali, PBV termahal kedua sebesar 1,48 kali, dan EV Ebitda menjadi yang termahal sebesar 3 kali. 

Jadi, mana pilihan saham batu bara yang paling menarik?

Ketiga saham batu bara ini menarik karena ketiganya juga pemilik market share 10 besar di batu bara Indonesia, hanya saja dengan harga batu bara yang lebih rendah saat ini, jelas ketiganya belum ada tenaga lebih untuk bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang lebih oke, serta kenaikan harga saham yang menarik. 

Intinya dari saham batu bara ini butuh pemulihan ekonomi dari China sehingga bisa meningkatkan permintaan impor batu bara thermal di 2025 atau 2026. 

Kalau kamu lebih pilih AADI, PTBA, atau ITMG?

 LAST CALL PROMO JOIN MIKIRDIVIDEN CUMA RP400.000 PER TAHUN SAMPAI 31 DESEMBER 2024

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit tambahan di tahun depan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini