Nasib Saham Dividen Jumbo Setelah Periode Ex-date
PTBA bagi dividen jumbo yang tembus 30 persen setelah selesai diumumkan. Namun, kalau beli sekarang, harga saham PTBA bisa jatuh seberapa banyak ya? baca proyeksinya di sini
Mikir Duit – Salah satu perdebatan panjang beberapa hari terakhir adalah tentang saham PT Bukit Asam Tbk. atau PTBA yang bagi dividen jumbo dengan yield tembus 30 persen. Satu sisi ada yang pro ambil dividennya, risiko penurunan harga akan aman dalam jangka panjang, lalu dari satu sisi risiko tinggi mending skip saja, apalagi PTBA sektor batu bara yang mulai sunset. Jadi, seberapa dalam penurunan saham dividen jumbo setelah periode dividen selesai? apakah lebih tajam dari tingkat dividen yieldnya, atau masih bisa cuan tipis-tipis?
Faktanya, kami mengambil sample dari 5 saham dengan dividen yield tertinggi, kelimanya mencatatkan penurunan yang cukup dalam setelah periode ex-dividen. Bahkan, penurunan itu lebih dalam dibandingkan dengan tingkat dividen yield yang ditawarkan hingga periode cum-dividen.
Yield saat cum-date | Penurunan setelah cum-date | Lama penurunan | |
---|---|---|---|
PUDP | 19,45% | 46% | 4 hari |
TOTL | 23,64% | 27% | 5 hari |
PTRO | 20,38% | 23% | 4 hari |
UNTR | 19,69% | 23% | 6 hari |
MBAP | 16,99% | 19,33% | 4 hari |
Ex-dividen: periode di mana jika membeli saham sudah tidak punya hak dividen, sedangkan jika jual saham tetap mendapatkan hak dividen
Jika dilihat,rata-rata penurunan selalu di atas dari tingkat dividen yield. Berarti PTBA berpotensi turun hingga di atas 30 persen. Jika penurunan hingga 4 hari berturut-turut dengan risiko ARB 15 persen selama beberapa kali, saham PTBA berpotensi turun hingga 35 persen ke atas. ini perhitungan kasar yang belum tentu terjadi hanya sebagai acuan risiko yang siap dihadapi kalau kamu ingin beli saham PTBA jelang cum dividen.
Untuk persiapan kamu, berikut ini jadwal dividen PTBA.
- Cum dividen pasar reguler dan negosiasi: 23 Juni 2023
- Ex dividen pasar reguler dan negosiasi: 26 Juni 2023
Jika melihat dari jadwal dividen PTBA ini, saham batu bara ini diselamatkan oleh hari libur cuti bersama sejak 28 - 30 Juni 2023. Pertanyaannya, setelah itu apakah market mendingin dan kembali optimistis dengan PTBA, kita tidak ada yang tahu.
Menakar Penurunan Saham Dividen Jumbo
Kalau dilihat, dari 5 saham dengan dividen yield terbesar itu, penurunan terdalam ada di saham PUDP dan TOTL. PUDP anjlok sampai 46 persen selama 4 hari, sedangkan TOTL turun 27 persen dalam 5 hari. Adapun, penurunan PUDP lebih dalam karena sudah masuk periode ARB 15 persen, sedangkan TOTL masih ARB 7 persen.
Nah, TOTL dan PUDP ini memiliki kesamaan dalam pembagian dividen. Kesamaannya adalah pembagian dividen kali ini karena faktor luar biasa,
Misalnya, TOTL membagikan total dividen Rp341 miliar dengan dividen per saham Rp200 serta dividen yield di periode cum-dividen 23,64 persen. Padahal, pencapaian laba bersih sekitar  Rp90-an miliar. Jadi, untuk bisa menjadi saham dividen jumbo, TOTL mengambil bagian dari Rp200 miliar dari saldo laba yang belum ditentukannya. Ya, memang sampai 2022 saldo laba dicadangkan TOTL yang belum digunakan tembus Rp829 miliar.
Adapun, pembagian dividen jumbo TOTL mungkin tidak akan terulang di 2023. Kecuali, TOTL ingin menggerus saldo laba ditahannya lagi sebagai dividen.
BACA JUGA: Prospek Saham TOTL Setelah Bagi Dividen JUMBO
Kasus PUPD sebenarnya terlihat sedikit berbeda dengan TOTL, tapi bisa kita anggap sama karena pembagian dividen jumbonya terjadi karena ada faktor luar biasa yang berpotensi tidak bisa terulang di 2023.
Adapun, PUDP mampu membagikan dividen jumbo Rp200 per saham dengan dividen yield 18,45 persen, sebuah angka dividen yield yang besar untuk saham sektor properti.
Namun, dividen besar kali ini murni kejadian luar biasa. Pendapatan PUDP melejit karena ada penjualan properti yang tembus Rp425 miliar. Padahal, di periode sama tahun sebelumnya cuma Rp1,45 miliar.
Nah, 90 persen penjualan PUDP itu berasal dari satu pihak, yakni PT Johnlin Marine Trans. Artinya, kinerja 2023 berpotensi turun drastis alias dividennya tidak sebesar sebelumnya.
BACA JUGA: Prospek Saham PUDP Setelah Bagi Dividen Jumbo
Tiga saham dividen jumbo lainnya berasal dari sektor batu bara yang sudah pesta pora sepanjang 2022 karena kenaikan harga saham yang terlalu tinggi. Namun, tren setelah pembagian dividen memang rada mengkhawatirkan karena banyak yang melakukan aksi jual dengan sentimen kinerja keuangan saham batu bara pada 2023 bakal lebih rendah karena harga batu bara yang koreksi.
Hal itu pun sudah terlihat pada kinerja kuartal I/2023 di mana beberapa saham batu bara mencatatkan perlambatan hingga penurunan laba bersih. Penyebabnya, penurunan harga batu bara serta skema royalti baru yang lebih tinggi. Belum lagi adanya kenaikan biaya kontraktor batu bara.
BACA JUGA: Pesta Dividen Jumbo Terakhir Saham Batu bara
Jadi, Apakah Saham Dividen Jumbo Bisa Balik ke Harga Tertingginya?
Sebenarnya nih ya, kalau dilihat apakah setelah harga saham dividen jumbo anjlok pada periode ex-date, ada nggak sih peluang balik ke harga tertingginya? jadi kalau nyangkut ya masih aman gitu.
Jawabannya kembali lagi, sesuai beberapa faktor ini:
- Apakah pembagian dividen dilakukan dengan menggunakan laba bersih dari tahun buku terkait atau ada tambahan dari cadangan laba ditahan atau tidak
- Apakah kinerja keuangan emiten di tahun buku pembagian dividen itu pertumbuhannya normal-normal saja atau ada kejadian besar yang membuat pertumbuhan labanya melejit
- Bagaimana prospek bisnis emiten yang bagi dividen jumbo, apakah ada potensi kena tekanan secara sektoral, mulai melandai, atau ada potensi naik lagi.
Buat gambaran aja, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) memang dikenal sebagai salah satu emiten yang rajin bagi dividen jumbo dalam beberapa tahun terakhir. Namun, setelah kita telisik lebih dalam, ternyata dividen MPMX ini diambil dari saldo laba ditahan yang artinya tidak murni 100 persen dari operasional tahun bukunya. Hal itu membuat beberapa kali dividen payout rationya di atas 100 persen.
Dalam periode 2021 dan 2022, MPMX mencatatkan dividen payout ratio masing-masing periode tembus 400 persen dan 190 persen dari laba bersih. Hasilnya, setelah itu harga MPMX sempat melejit, tapi setelah periode ex-date turun dalam. Bahkan, sampai saat ini, MPMX belum mampu menyentuh harga level tertinggi sebelum pembagian dividen pada 2022.
Lalu, dengan nilai dividen yang fluktuatif itu, harga saham MPMX cenderung bergerak di bawah harga IPO-nya hingga saat ini. MPMX menawarkan harga IPO senilai Rp1.500 per saham pada 2013. Kini, sampai 21 Juni 2023, harga saham MPMX di Rp1.040 per saham.
Artinya, jika pembagian dividen jumbo itu sifatnya tidak konsisten dan berasal dari tahun buku terkait, berarti ada risiko harga sahamnya sulit naik lagi sampai akhirnya ada sentimen pendorong lanjutan, seperti pembagian dividen jumbo selanjutnya.
Nah, dengan fenomena ini, apakah kamu masih nekat memburu saham dividen jumbo di dekat periode cum-dividennya?
Saran sih, kalau mau berburu dividen jumbo, cari aja saham-saham potensial yang sering bagi dividen. Terus lihat dulu, itu saham cyclical seperti komoditas atau tidak, kalau kamu lebih ingin kestabilan dividen, pilih yang non-cyclical. Namun, kalau kamu ingin mencari peluang dividen jumbo di kemudian hari, pilih saham yang cyclical seperti komoditas dengan syarat beli di harga rendah.
Dengan begitu, kamu bisa berpotensi mendapatkan dividen yield [ya dividen yield bukan dividen payout ratio] seperti cerita penyesalan founder kami di sini.