Nasib Saham Rokok dan Consumer Goods Saat Target Cukai Naik 5,59 Persen

Pemerintah tetapkan target cukai naik 5,59 persen, tapi setelah itu arah saham rokok melejit, sedangkan saham consumer goods malah melempem. Kenapa begitu ya?

Nasib Saham Rokok dan Consumer Goods Saat Target Cukai Naik 5,59 Persen

Mikirduit – Saham rokok kembali naik cukup signifikan dalam dua hari terakhir. Kenaikan itu seiring dengan dorongan agar pemerintah lebih moderat dalam mengatur kenaikan cukai rokok. Apalagi, pemerintah juga bakal mengenakan cukai minuman berpemanis dalam kemasan. Dari sini muncul asumsi cukai rokok bisa naik lebih rendah atau malah tidak naik sama sekali. Kalau hal itu terjadi, bagaimana prospek saham rokok?

Dalam nota keuangan 16 Agustus 2024, pemerintah mengusulkan target  penerimaan cukai naik sebesar 5,9 persen menjadi Rp244,2 triliun. Target penerimaan itu termasuk mengasumsikan sumber cukai baru, yakni minuman berpemanis dalam kemasan. 

Dalam nota keuangan 16 Agustus 2024, pemerintah mengusulkan target  penerimaan cukai naik sebesar 5,9 persen menjadi Rp244,2 triliun. Target penerimaan itu termasuk mengasumsikan sumber cukai baru, yakni minuman berpemanis dalam kemasan. 

Sementara itu, Dirjen Bea dan Cukai Askolani menyatakan belum ada keputusan pasti mengenai tarif cukai rokok 2025. Dikutip dari Infobanknews.com, Askolani mengungkapkan kalau pengenaan tarif cukai rokok akan diumumkan dalam nota keuangan 2025 pada 16 Agustus 2024. 

Namun, dalam nota keuangan 16 Agustus 2024 tidak ada angka detail berapa cukai rokok. Hanya saja, mengutip dari Nota Keuangan halaman 7-11, pemerintah menegaskan penerimaan cukai akan dipengaruhi oleh kebijakan tarif cukai hasil tembakau dengan skema tarif multiyears yang moderat, serta penyederhanaan layer hasil tembakau. 

Di luar itu, strategi untuk mencapai target penerimaan hasil cukai juga dilakukan lewat implementasi cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dan cukai produk plastik. Dalam hal ini, pemerintah menegaskan pada 2025 akan fokus di cukai minuman berpemanis dalam kemasan terlebih dulu. 

Jika endingnya cukai rokok naik secara moderat, bagaimana efeknya terhadap prospek saham rokok?

Prospek Saham Rokok

Kami melakukan analisis tren antara kenaikan kinerja pendapatan, laba kotor, dan laba bersih emiten dengan pergerakan cukai rokok. Hasilnya cukup menarik, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan tren kinerja yang kurang bagus saat cukai tidak dinaikkan atau hanya naik tipis. 

Misalnya, cukai rokok pada 2014 dan 2019 secara keseluruhan tidak dinaikkan. Dalam periode itu, pendapatan HMSP malah tumbuh lebih lambat sebesar 7,55 persen menjadi Rp80,69 triliun dibandingkan dengan kenaikan pendapatan 12,61 persen pada 2013. 

Bahkan, laba bersih HMSP turun 5,89 persen menjadi Rp10,18 triliun dibandingkan dengan kenaikan 8,78 persen pada 2013.

Hal serupa juga terjadi pada 2019 ketika cukai rokok tidak dinaikkan. HMSP mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 0,64 persen menjadi Rp106,05 triliun dibandingkan dengan kenaikan 7,72 persen pada periode sebelumnya. 

Begitu juga dari segi laba bersih, HMSP hanya mencatatkan kenaikan sebesar 1,36 persen menjadi Rp13,72 triliun dibandingkan dengan kenaikan 6,84 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Berbeda dengan HMSP, GGRM justru mencatatkan kinerja yang lebih diuntungkan ketika cukai tidak naik.

Misalnya, GGRM mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 17,59 persen menjadi Rp65,18 triliun. Persentase kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar 13,07 persen. Begitu juga dari sisi laba bersih yang naik 24,02 persen menjadi Rp5,36 triliun dibandingkan dengan kenaikan 7,85 persen pada 2013. 

Hal serupa juga terulang pada 2019, GGRM mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15,48 persen menjadi Rp110,52 triliun. Persentase kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode 2018 yang hanya naik 14,89 persen. 

Dari sisi laba bersih, GGRM juga mencatatkan kenaikan sebesar 39,64 persen menjadi Rp10,88 triliun dibandingkan dengan kenaikan 0,49 persen pada periode sebelumnya.

Jika menggunakan asumsi kenaikan cukai lebih moderat artinya lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pola yang terjadi hampir serupa. 

Tren perlambatan kenaikan cukai terjadi pada 2013. Waktu itu, kenaikan cukai rokok hanya 8,5 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan 11,2 persen pada 2012. 

Hasilnya, saat ada perlambatan kenaikan cukai rokok, kinerja HMSP malah tertekan. Pendapatan HMSP hanya naik 12,61 persen menjadi Rp75,02 triliun. Kenaikan itu lebih rendah dibandingkan dengan 2012 yang tumbuh 26,05 persen. 

Lalu, dari segi laba bersih juga mencatatkan perlambatan signifikan. Laba bersih HMSP hanya tumbuh 8,78 persen menjadi Rp10,81 triliun dibandingkan dengan kenaikan 23,31 persen pada periode sebelumnya. 

Sementara itu, GGRM sebenarnya mengalami perlambatan pendapatan menjadi hanya tumbuh 13,07 persen menjadi Rp55,43 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan 2012 yang tumbuh 17,06 persen. 

Namun, dari sisi laba bersih, GGRM mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,85 persen menjadi Rp4,32 triliun dibandingkan dengan penurunan laba bersih sebesar 17,98 persen pada 2012. 

Artinya, jika tidak ada kenaikan atau hanya moderat (kenaikan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya), secara historis kinerja keuangan GGRM yang lebih diuntungkan. Namun, catatannya, dalam periode itu HMSP belum mengembangkan beberapa produk baru seperti Iqos. Kini, HMSP juga punya sumber pendapatan dari rokok tanpa asapnya, yang produknya juga di-ekspor ke Jepang. Meski, porsi pendapatannya saat ini masih rendah.

Bongkar Alasan Lo Kheng Hong Borong Saham ABMM Sepanjang 2024
Salah satu fenomena sepanjang 2024 adalah aksi Lo Kheng Hong Borong Saham ABMM. Kira-kira, apa bagusnya saham ABMM ya? layak diikutin nggak nih?

Nasib Saham Terkait Minuman Berpemanis

Dari hasil nota keuangan 2025 bisa jadi berkah bagi emiten rokok, tapi menjadi suram untuk emiten yang punya produk minuman berpemanis. Pasalnya, pemerintah mengejar target penerimaan cukai dengan mengenakan cukai ke minuman berpemanis dalam kemasan. Artinya, harga jual ke publik bisa menjadi naik dan membuat konsumen mengurangi atau beralih ke produk minuman dalam kemasan yang lebih murah. 

Jika melihat dari pengalaman emiten rokok, pengenaan cukai itu tidak langsung menurunkan kinerja keuangan emiten. Namun, bisa memperlambat dari segi pertumbuhannya atau malah menurunkan tingkat margin keuntungan.

Untuk itu, kami menilai, efek cukai minuman berpemanis hanya akan berdampak terhadap emiten yang punya porsi pendapatan dari minuman berpemanis dengan jumlah lebih dari 50 persen pendapatan dan laba bersih. 

Dari penelusuran kami, ada 3 emiten yang punya porsi pendapatan dari bisnis minuman yang kontribusinya mencapai di atas 50 persen. Ketiga saham itu antara lain MYOR, ULTJ, dan KINO. Sementara itu, CMRY mencatatkan kontribusi pendapatan dari produk minuman sebesar 42 persen. 

Sehingga jika ada pengenaan cukai, keempat saham ini dinilai cukup terdampak. Meski, catatannya, kami belum mendapatkan detail bagaimana skema pengenaan cukai minuman berpemanis sehingga prospek risiko ke kinerja emiten itu belum bisa digambarkan lebih luas. 

Namun, kebijakan ini bisa jadi game changer untuk saham consumer goods yang punya porsi produk minuman berpemanis cukup besar. 

Kesimpulan

Sebenarnya, terkait sentimen cukai rokok maupun minuman berpemanis ini sifatnya masih penuh ketidakpastian. Seperti, kita belum tahu seberapa besar kenaikan cukai rokok di 2025, serta spesifikasi dan skema pengenaan cukai minuman berpemanis dalam kemasan. 

Namun, satu hal yang pasti, kami tetap menilai saham rokok sudah tidak menarik untuk investasi lagi, kecuali untuk trading bisa menarik jika ada demand beli yang tinggi. Sementara itu, untuk saham consumer goods, kami pikir bisa wait and see untuk masuk terlebih dulu hingga ada kejelasan pengenaan cukai minuman berpemanis kemasan bakal seperti apa. 

Pasalnya, kebijakan cukai minuman berpemanis itu bisa berdampak terhadap laju pertumbuhan kinerja emiten consumer goods yang punya porsi pendapatan minuman berpemanis cukup besar. Dengan laju pertumbuhan yang melambat bisa mengurangi daya tarik untuk saham-saham tersebut. 

Jadi, apakah kamu ada hold saham rokok atau consumer goods dengan produk minuman berpemanis dalam kemasan?

Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit

Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.

Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)

Benefit join event:

  • Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
  • Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
  • Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan

Beli tiket harga pre-sale di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini