OJK Rilis Buyback Tanpa RUPS, Ini 11 Saham yang Mau Buyback

OJK merilis kebijakan buyback tanpa RUPS untuk menggairahkan kembali market setelah mengalami trading halt. Berikut ini 11 saham yang mau buyback

saham buyback

Mikirduit – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis kebijakan buyback tahu pembelian kembali saham tanpa RUPS. Hal itu dilakukan setelah IHSG sempat mengalami trading halt setelah turun 5 persen pada 18 Maret 2025. Apa efeknya kebijakan itu bagi investor dan siapa saja saham yang siap melakukan buyback?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis kebijakan buyback tahu pembelian kembali saham tanpa RUPS. Hal itu dilakukan setelah IHSG sempat mengalami trading halt setelah turun 5 persen pada 18 Maret 2025. Apa efeknya kebijakan itu bagi investor dan siapa saja saham yang siap melakukan buyback?

Masa berlaku kebijakan buyback tanpa RUPS selama 6 bulan sejak ditetapkan atau sekitar September 2025. 

Efek dari kebijakan ini adalah emiten bisa melakukan buyback lebih cepat tanpa menunggu hasil RUPS. Sehingga harga saham dengan fundamental bagus bisa terjaga lebih baik. 

Meski begitu, Kebijakan OJK itu biasanya dikeluarkan jika ada risiko market dalam jangka menengah panjang. Tujuannya untuk menormalisasi likuiditas di pasar saham. Untuk itu, kami menilai OJK terlalu cepat mengeluarkan kartu truff-nya tersebut. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan investor saham dengan adanya kebijakan buyback tanpa RUPS tersebut? investor saham bisa mencari saham-saham dengan fundamental bagus dan punya rencana buyback. Harapannya, rencana buyback bisa mengerek harga sahamnya yang saat ini lagi murah. 

Berikut ini, kami ulas 11 saham yang sudah berencana melakukan buyback:

Saham AVIA

AVIA berencana melakukan buyback senilai Rp1 triliun dengan target lembar saham paling banyak yang di-buyback sekitar 1,42 miliar lembar. 

AVIA melakukan buyback dengan tujuan harga saham perseroan sudah di bawah harga wajar berdasarkan fundamentalnya. Jika kami menggunakan PE multiple sekitar Rp510 per saham. Artinya, dengan harga hingga 19 Maret 2025, posisi harga AVIA masih cukup murah. 

AVIA juga diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan laba bersih di 2025 sebesar 7,41 persen menjadi Rp29 per saham.

Untuk dividen final 2025 (dari tahun buku 2024), kami perkirakan sekitar Rp21,6 per saham. Sehingga tingkat dividend yield AVIA bisa mencapai 4,24 persen. 

Saham BNGA

BNGA berencana melakukan buyback mini sebesar Rp450 juta. Aksi buyback ini dilakukan dalam tujuan untuk program remunerasi dalam bentuk saham kepada manajemen perseroan yang termasuk Material Risk Taker (MRT). 

Untuk itu, tingkat nilai kecil dan efeknya kepada harga cenderung sangat kecil. 

Dari perhitungan kami, valuasi BNGA juga belum terlalu murah. Dengan menggunakan PBV Band 5 tahunnya, asumsi wajar BNGA ada di Rp1.475 per saham. Harga saham BNGA per 19 Maret 2025 masih berada di level Rp1.635 per saham.

BNGA diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba bersih per saham pada 2025 sebesar 1,11 persen menjadi Rp274 per saham.

Untuk dividen final BNGA pada 2025 (tahun buku 2024) berpotensi senilai Rp121,95 per saham. Tingkat dividend yield per 19 Maret 2025 sekitar 7,46 persen.

Saham BMRI

BMRI berencana melakukan buyback senilai Rp1,17 triliun. Aksi buyback ini dilakukan karena menilai harga saham BMRI saat ini sudah di bawah harga wajar berdasarkan fundamentalnya.

Dalam perhitungan kami, harga wajar BMRI sekitar Rp5.837 per saham. Artinya, dengan harga saham per 19 Maret 2025 berada di Rp4.635 per saham, harga saham BMRI sudah bisa dibilang cukup murah atau terdiskon.

Kinerja BMRI sepanjang 2025 juga diperkirakan bertumbuh sebesar 3,52 persen menjadi Rp618 per saham. Adapun, untuk proyeksi dividen 2025 (tahun buku 2024) sekitar Rp358 per saham. Dengan begitu tingkat dividend yield per 19 Maret 2025 sekitar 7,74 persen.

Saham SRTG Turun ke Rp1.600, Sudah Murah atau Bisa Diskon Lebih Besar Lagi?
Saham SRTG sudah turun setelah sempat naik kencang karena aksi spin-off ADRO. Lalu, apakah saham SRTG saat ini sudah murah? simak ulasannya di sini

Saham BBRI

Saham BBRI berencana melakukan buyback sekitar Rp3 triliun untuk menormalisasi harga sahamnya yang dianggap sudah cukup murah di bawah harga wajar berdasarkan fundamentalnya.

Harga saham BBRI memang sudah di bawah harga wajar dengan perhitungan berdasarkan PBV band (standard deviasi -1), harga wajar BBRI ada di angka Rp4.456 per saham. Sementara itu, harga per 19 Maret 2025 sekitar Rp3.730 per saham.

Di sisi lain, kinerja laba bersih BBRI diperkirakan koreksi sebesar  2,01 persen menjadi Rp391 per saham.

Lalu, dari dividen, kami perkirakan BBRI akan bagikan dividen final 2025 (tahun buku 2024) sekitar Rp204 per saham. Dengan asumsi itu, tingkat dividend yield BBRI sekitar 5,4 persen. Angka ini di luar interim yang sudah dibagikan senilai Rp135 per saham. 

Saham BBNI

Saham BBNI juga berencana melakukan buyback sekitar Rp1,5 triliun dengan alasan harga saham saat ini sudah di bawah wajar fundamentalnya. 

Dalam perhitungan kami, harga wajar BBNI berdasarkan PBV band-nya sekitar Rp4.855 per saham. Dengan kondisi harga saham per 19 Maret 2025 sekitar Rp4.160 per saham. 

Kinerja laba bersih BBNI sepanjang 2025 diperkirakan tumbuh sekitar 8,52 persen menjadi Rp624 per saham. 

Untuk proyeksi dividen, kami perkirakan dividen BBNI sekitar Rp345 per saham. Jika dihitung dengan harga saham saat ini, berarti tingkat dividend yield-nya sekitar 8,29 persen. 

Saham NISP

NISP juga berencana melakukan buyback dalam jumlah kecil senilai Rp800 juta. Tujuan-nya untuk program remunerasi kepada manajemen dan karyawan perseroan. 

Secara valuasi, saham NISP juga belum terlalu murah. Kami menilai harga wajar NISP ada di Rp1.117 per saham, sedangkan harga saham perseroan per 19 Maret 2025 ada di Rp1.275 per saham. 

Kinerja laba bersih NISP sepanjang 2025 diperkirakan tumbuh 3,77 persen menjadi Rp220 per saham. 

Sementara itu dividen NISP pada 2025 (tahun buku 2024) diperkirakan sekitar Rp84,8 per saham. Berarti, tingkat dividen yield per 19 Maret 2025 sekitar 6,65 persen. 

Saham CNMA

CNMA merencanakan buyback senilai Rp300 miliar dengan tujuan untuk menormalisasikan harga sahamnya yang dianggap sudah murah dibandingkan dengan nilai fundamentalnya. 

Jika dihitung dengan PE multiple, harga wajar saham CNMA ada di sekitar Rp154 per saham. Sementara itu, harga saham per 19 Maret 2025 sekitar  Rp125 per saham. 

Proyeksi kinerja laba bersih CNMA sepanjang 2025 juga cukup fantastis. CNMA diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 51,16 persen menjadi Rp13,19 per saham. 

Sementara itu, tingkat dividen CNMA pada 2025 (tahun buku 2024) sekitar Rp37,05 per saham. Dengan begitu tingkat dividend yield CNMA sekitar 6,26 persen. 

Saham SIDO

SIDO juga baru saja mengumumkan rencana buyback senilai Rp300 miliar. Tujuan buyback dilakukan karena harga saham perseroan saat ini dianggap di bawah harga wajar sesuai dengan kondisi fundamentalnya. 

Adapun, jika menggunakan asumsi PE Multiple, harga wajar SIDO ada di sekitar Rp647 per saham. Posisi itu masih lebih rendah dari harga saham perseroan pada 19 Maret 2025 yang sekitar Rp550 per saham. 

Sementara itu, kinerja laba bersih SIDO diproyeksikan bertumbuh sekitar 5,13 persen menjadi Rp41 per saham. 

Lalu, proyeksi dividen final SIDO pada 2025 (tahun buku 2024), sekitar Rp19,05 per saham. Dengan asumsi harga per 19 Maret 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 3,46 persen. 

Saham KEJU

KEJU mengumumkan rencana buyback saham sekitar Rp14,47 miliar. Alasannya, perseroan ingin memiliki fleksibilitas untuk bisa menjaga stabilitas harga sahamnya. 

Sementara itu, harga saham KEJU bisa dibilang belum terlalu murah. Asumsi wajar dengan PE multiple, harga wajar KEJU sekitar Rp549 per saham, sedangkan harga saham per 19 Maret 2025 sekitar Rp550 per saham. 

Untuk proyeksi kinerja keuangan, KEJU diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,54 persen menjadi Rp29 per saham. 

Saham GOOD

Pengendali saham KEJU, yakni GOOD juga melakukan hal serupa. GOOD melakukan buyback sekitar Rp50 miliar dengan tujuan sebagai fleksibilitas untuk menjaga harga sahamnya. 

Harga saham GOOD bisa dibilang sudah cukup murah. Asumsi wajar dengan PE Multiplenya sekitar Rp403 per saham, sedangkan harga saham GOOD per 19 Maret 2025 sekitar Rp376 per saham.

Proyeksi dividen GOOD di 2025 (tahun buku 2024) berdasarkan laba bersih 2024 secara twelve trailing month sektiar Rp11,8 per saham. Artinya, tingkat dividend yield GOOD per 19 Marert 2025 sekitar 3,14 persen. 

Saham LPPF

LPPF juga berencana melakukan buyback saham senilai Rp150 miliar. Alasannya, perseroan ingin meningkatkan nilai untuk pemegang saham, serta memberikan fleksibilitas untuk mengelola modal agar semakin efisien. Intinya, ingin menjaga harga sahamnya juga. 

Harga saham LPPF juga bisa dibilang sudah cukup murah. Asumsi wajar dengan PE multiple sekitar Rp2.577 per saham, sedangkan harga pasar per 19 Maret 2025 sekitar Rp1.935 per saham. 

Meski begitu, secara bisnis, LPPF tengah menghadapi risiko perlambatan daya beli. Bahkan, proyeksi kinerja laba bersih 2025 diperkirakan turun 2,73 persen menjadi Rp356 per saham. 

Untuk proyeksi dividennya, kami memperkirakan tingkat dividend payout rasio bisa tetap di sekitar 65 persen, sehingga dividennya mencapai Rp237 per saham. Jika dihitung dengan harga per 19 Maret 2025, tingkat dividend yield-nya sekitar 12,29 persen.

Kesimpulan

Aksi buyback yang dilakukan memang akan berdampak terhadap harga saham. Namun, realisasi buyback yang dilakukan emiten biasanya tidak sampai 100 persen dari dana yang dianggarkan. Rata-rata sekitar 10-30 persen dari dana yang dianggarkan. Nantinya, sisa dana bisa disimpan untuk rencana buyback tahun selanjutnya.

Saham buyback ini bisa menggunakan strategi investasi jangka menengah. Kamu bisa mengukur potensi keuntungan dari gain dan dividen dengan momen saham-saham mulai melakukan buyback. Lalu, bisa take profit jika kondisi ekonomi makro belum membaik dan tren harga saham secara teknikal mulai turun.

Jadi, enaknya masuk ke saham yang lagi mau buyback yang mana nih?

Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini