Pelajaran dari Kasus Penipuan Agen Asuransi Sinarmas MSIG
Lagi-lagi ada kasus penipuan asuransi. Kalau sebelumnya perusahaan asuransi yang nakal, kali ini agen. Jadi, bagaimana caranya beli asuransi anti ketipu?
MIkir Duit – Industri asuransi terus terpukul oleh berbagai dugaan kasus penipuan yang membuat banyak orang tidak percaya dengan produk tersebut. Teranyar, kasus lama yang dikaitkan dengan perusahaan asuransi Sinarmas MSIG karena agennya melakukan penyelewengan dana. Jadi, apa yang harus dihindari agar tidak tertipu agen maupun perusahaan asuransi?
Gara-gara banyaknya kasus penipuan di industri asuransi, banyak orang yang menghindari untuk memiliki produk asuransi. Padahal, bukan berarti kita semua tidak butuh produk asuransi tersebut.
Rata-rata kasus penipuan terjadi di asuransi jiwa, kenapa? karena asuransi jiwa bisa menimbun lebih banyak uang dalam waktu panjang. Peluang klaim asuransi jiwa pun cenderung jangka panjang. Akhirnya, banyak agen maupun perusahaan asuransi yang ingin menggenjot penjualan ke produk tersebut.
Berbeda dengan asuransi kesehatan, yang potensi klaimnya sangat tinggi. Dengan begitu, kita bisa simpulkan, tidak semua asuransi itu buruk, tapi memang tidak semua jenis asuransi dibutuhkan.
Memahami Kebutuhan Asuransi
Dari berbagai jenis asuransi, jujur asuransi kesehatan menjadi yang paling dibutuhkan. Alasannya, dengan memiliki asuransi kesehatan, kita bisa menjaga arus kas dompet tidak tergerus saat terpaksa masuk rumah sakit.
Walaupun, untuk membeli asuransi kesehatan memang tidak murah, apalagi asuransi kesehatan yang memiliki manfaat besar. Di sisi lain, sekarang juga sudah ada BPJS kesehatan. Posisi asuransi kesehatan swasta pun hanya menjadi jalan tol agar bisa dilayani lebih cepat dengan fasilitas yang lebih berkualitas.
BACA JUGA: Alasan Asuransi Kesehatan Penting Banget
Di luar, beberapa asuransi lainnya cenderung pelengkap sesuai kebutuhan. Seperti, asuransi jiwa mungkin akan lebih dibutuhkan oleh kepala keluarga yang pekerjaan berisiko tinggi. Seperti, harus membersihkan gedung bertingkat setiap hari, bawa truk dari ujung Indonesia ke ujung yang lain, dan sebagainya
Namun, untuk yang berisiko rendah, mungkin bisa mengelola uang sendiri untuk kebutuhan tidak terduga di masa depan. Alasannya, ya agar penggunaan uang lebih fleksibel juga.
Lalu, untuk asuransi kendaraan dan rumah juga dibutuhkan hanya untuk kendaraan baru serta rumah yang berada di tempat berisiko bencana.
Mempelajari Kasus Penipuan Agen Asuransi Sinarmas MSIG
Jadi, ada beberapa nasabah asuransi Sinarmas MSIG melaporkan dugaan penipuan dan pemalsuan polis oleh agen asuransi bernama Swita Glorite Supit. Total kerugiannya ditaksir senilai Rp200 miliar.
Lalu, bagaimana modusnya?
Beberapa nasabah mengaku penipuan dimulai ketika mereka diminta untuk mentransfer uang premi asuransi ke rekening pooling atas nama Swita Glorite Supit. Sang Agen beralasan transfer dilakukan ke rekening pooling itu karena jumlah dana yang disetor terlalu kecil untuk langsung ditransfer ke rekening Sinarmas MSIG. Untuk itu, sang agen akan mengumpulkan uang dari beberapa nasabah dulu baru disetorkan ke rekening Sinarmas MSIG.
Bahkan, sang Agen juga sering membuat adegan bertelepon dengan orang yang disebut bosnya terkait pengumpulan dana nasabah di rekening pooling terlebih dulu baru ke Sinarmas MSIG. Hal itu dilakukan untuk menyakinkan para nasabah lamanya kalau transaksi harus melalui rekening pooling tersebut.
Adapun, banyak nasabah yang tertarik ikut asuransi bersama agen senior ini karena produknya menggiurkan. Jadi, Swita disebut menawarkan produk power save yang memberikan bunga fix sebesar 9 persen per tahun. Belum lagi ada hadiah langsung dan cash back dalam bentuk uang hingga mobil, smartphone, dan tiket jalan-jalan gratis dalam dan luar negeri.
Tips Beli Asuransi Anti Ketipu
Dari kasus Swita ini, ada beberapa yang bisa dipelajari agar beli asuransi anti ketipu. Berikut tipsnya:
- Jangan pernah tergiur dengan produk asuransi yang memberikan keuntungan fix dan besaran bunga lebih besar dari deposito. Jika ada produk asuransi yang seperti itu, hampir pasti itu produk berisiko tinggi dan rentan penyelewengan. Hal itu terjadi di banyak kasus asuransi seperti Jiwasraya, Wanaartha Life, dan Kresna Life. Soalnya, kalau ada asuransi menjanjikan keuntungan di atas bunga deposito tanpa risiko dan fix, berarti timbul pertanyaan, di mana dia menyimpan uangnya? kalau di saham ada risiko besar, begitu juga obligasi jika ada pencairan mendadak ada risiko penurunan harga. Lagipula, asuransi bukan produk investasi, jadi untuk apa kita berburu cuan dengan membeli produk asuransi. Kan aneh?
- Transaksi harus jelas, tidak ada alasan dana transfer harus dikumpulkan dulu baru bisa ditransfer. Namun, bukan berarti semua agen asuransi yang menawarkan transfer melaluinya penipu karena ada yang memang ingin mempermudah. Biasanya, agen yang menawarkan transfer ke rekeningnya itu melalui rekening admin bukan atas nama sang agen. Ditambah, setelah transfer, kita akan dikabari kalau uangnya sudah diteruskan ke perusahaan asuransi dengan bukti capture. Lalu, pihak asuransi juga akan memberikan notifikasi kalau transaksi berhasil.
Untuk itu, hal dasar yang perlu diingat agar tidak tertipu asuransi adalah JANGAN MEMBELI ASURANSI DENGAN TUJUAN CUAN. Alasannya, asuransi bukanlah investasi, melainkan manajemen risiko agar ketika kita menerima risiko tak terduga, pihak asuransi yang membayarkan.