Peluang Saham Rokok Bangkit Sementara, Begini Strategi Investasinya

Saham rokok diproyeksikan mencatatkan kinerja yang lebih baik pada 2025. Selaras dengan tidak adanya kenaikan cukai, meski ada kenaikan harga jual eceran. Lalu, bagaimana prospek saham rokok?

saham rokok

Mikirduit – Saham rokok besar seperti, HMSP dan GGRM diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih lagi sepanjang 2025. Bagaimana peluang realisasi konsensus analis tersebut? 

Dari konsensus analis, kinerja pendapatan dan laba bersih HMSP dan GGRM diperkirakan mencatatkan kenaikan cukup agresif sepanjang 2025. 

HMSP diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 21 persen menjadi Rp122 triliun, sedangkan laba bersihnya hanya tumbuh 8,22 persen menjadi Rp7,19 triliun.

Sebaliknya, GGRM diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan moderat sebesar 3,47 persen menjadi Rp102 triliun, sedangkan laba bersih naik 199 persen menjadi Rp2,93 triliun.

Kenapa proyeksi kinerja saham Rokok bisa dinilai punya ruang pertumbuhan?

Ada dua kebijakan yang terkait dengan industri rokok:

Pertama, cukai rokok yang tidak dinaikkan pada 2025. Kondisi ini akan menguntungkan perusahaan rokok tier-1 karena bisa mengatur tingkat margin keuntungan menjadi lebih baik, serta menjaga pangsa pasarnya. 

Kedua, kenaikan harga jual eceran rokok yang rata-rata naik 10 persen. Bahkan, beberapa produk sigaret kretek tangan juga naik signifikan. 

Dua kebijakan ini bisa saling berlawanan. Pasalnya, dengan kebijakan pertama, industri rokok bisa mendapatkan kelonggaran untuk terus meningkatkan margin keuntungan, tapi kebijakan kedua bisa menghambat laju keuntungan yang bisa diperoleh dari kebijakan pertama. 

Jika dilihat dalam listnya, kebijakan ini memang cenderung menguntungkan produsen rokok yang punya porsi produk sigaret kretek mesin yang cukup besar. Pasalnya, kenaikan harga jual eceran produk sigaret kretek mesin hanya sekitar 4-7 persen. Sementara itu, untuk sigaret kretek tangan bisa mencapai 18 persen.

Dengan kebijakan itu, saham HMSP menjadi yang cenderung diuntungkan karena memiliki porsi produksi dan kontribusi pendapatan terbesar dari sigaret kretek mesin. Sampai 2024, sigaret kretek mesin berkontribusi sekitar 56 persen ke pendapatan perseroan.

Begitu juga dengan GGRM yang mencatatkan 86 persen pendapatan berasal dari sigaret kretek mesin. 

Tantangan justru dialami oleh WIIM, yang biasanya ketiban berkah saat pabrik rokok tier 1 kena cukai lebih tinggi. Namun, hal ini bisa membuat potensi switching dari tier-1 ke produk WIIM menjadi lebih rendah karena tidak ada kenaikan cukai tersebut.

Meski, pihak asosiasi pengusaha tembakau masih mengkritisi keputusan pemerintah menaikkan harga jual eceran yang bisa meningkatkan peralihan dari rokok legal ke ilegal.

Terlepas dari itu, beberapa analis memproyeksikan dengan tidak adanya kenaikan cukai dan kenaikan harga jual eceran yang moderat (perkiraan sebelumnya), HMSP bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen, dan laba bersih per saham 12 persen untuk 2025. Sementara itu, untuk GGRM diproyeksikan mengalami penurunan volume penjualan 8 persen, dengan rata-rata kenaikan harga jual 6 persen. Secara total, pendapatan GGRM ditaksir naik 9 persen menjadi Rp107 triliun, serta laba bersih meroket menjadi Rp3 triliun atau naik 200 persen dari realisasi 2024 senilai Rp981 miliar.

Bongkar Momentum dan Risiko 3 Saham AS yang Sudah Murah
Tekanan jual di pasar saham AS sudah mulai mereda. Kira-kira, apa saja saham yang sudah murah? simak ulasan lengkapnya di sini.

Strategi Investasi Saham Rokok

Meski begitu, kami menilai tingkat ketidakpastian saham rokok juga masih tinggi jika dipilih untuk investasi jangka panjang. Beberapa ketidakpastiannya antara lain, kebijakan cukai dari pemerintah ke depannya yang masih bisa lanjut naik. Sehingga, jika ada potensi pemulihan kinerja sementara pada tahun ini, ada dua hal yang bisa dilakukan:

  • Untuk yang nyangkut bisa dijadikan momentum mengurangi porsi kepemilikan ketika terjadi kenaikan yang cukup signifikan.
  • Untuk yang baru masuk bisa dijadikan pilihan saham jangka pendek kurang dari 1 tahun

Lalu, bagaimana prospek saham rokok dalam setahun ke depan?

Dengan menggunakan metriks Price to earning ratio (PE) band 5 tahunnya serta indikator wajarnya diturunkan menjadi standard deviasi -1.Dengan menggunakan proyeksi laba bersih per saham sekitar Rp61 per saham, Kami menilai harga wajar HMSP sekitar Rp747 per saham.

Sementara itu, GGRM dengan asumsi wajar di PE rata-rata (karena saat ini valuasi historis GGRM sudah di atas PE standard deviasi +2 akibat penurunan laba bersih yang signifikan). Dengan proyeksi laba bersih per saham senilai Rp1.322 per saham, kami menilai harga wajar GGRM ada di Rp13.775 per saham. 

Artinya, jika hasil kinerja sesuai dengan ekspektasi, kedua saham rokok besar itu berpotensi mencatatkan kenaikan sekitar 30-40 persen sepanjang tahun ini. 

Titik pertama akan menanti hasil kinerja keuangan kuartal I/2025 untuk melihat seberapa positif atau negatif dari kebijakan tidak ada kenaikan cukai, tapi yang dinaikkan adalah harga jual eceran. Jika kinerja kuartal I/2025 bisa mencatatkan pertumbuhan yang lebih menarik, mungkin bisa jadi konfirmasi potensi kenaikan harga saham rokok dalam jangka pendek.

Catatannya, jika terjadi kenaikan kali ini bukan berarti seterusnya akan naik. Selanjutnya akan tergantung bagaimana dengan kebijakan pemerintah.

Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini