Penjualan Otomotif Februari 2025 Positif, ASII dan IMAS Sumringah?
Penjualan otomotif naik 2 persen sepanjang Februari 2025. Apakah menjadi sinyal positif untuk ASII dan IMAS? atau tanda risiko disrupsi mobil China?

Mikirduit – Penjualan otomotif per Februari 2025 disebut tumbuh positif. Apakah ini menjadi sinyal positif untuk ASII dan IMAS?
Sebelumnya, kami akan memberikan sudut pandang positif penjualan otomotif di Februari 2025.
Pertama, pertumbuhan penjualan positif di Februari terjadi jika membandingkan kinerja penjualan Februari 2024 dengan Februari 2025 (bukan akmulasi). Hasilnya, penjualan otomotif roda empat mencatatkan kenaikan 2,15 persen menajdi 72.295 unit.
Kedua, pertumbuhan penjualan positif di Februari jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dengan menggunakan sudut pandang tersebut, pertumbuhan penjualan sebesar 16,7 persen.
Namun, jika dilihat secara akumulasi, pertumbuhan penjualan otomotif roda empat sepanjang Januari-Februari 2025 masih turun 3,79 persen menjadi 134.227 unit.
Dengan adanya kenaikan di Februari 2025, apakah menjadi sinyal penjualan otomotif akan pulih?
Kami menilai untuk tahun ini diperkirakan masih lemah, tapi di 2026 mungkin bisa tumbuh positif setelah penurunan dua periode (2024-2025). Jadi, apakah saham ASII dan IMAS bisa menarik?
Memahami Potensi Pendorong Bisnis Otomotif Indonesia Dalam Jangka Pendek
Dalam perkembangannya, ada beberapa brand otomotif asal China yang mulai mendisrupsi pasar otomotif Indonesia yang stagnan. Beberapa brand otomotif asal China antara lain, Wuling, BYD, dan Cherry (tiga besar), serta ada DFSK serta Great Wall Motors yang membawahi beberapa brand mulai dari Tank, Neta, Baic, dan lainnya.
Perkembangan penjualan brand asal China itu cukup fantastis, terutama penetrasi BYD dan Cherry yang tumbuh signifikan, sedangkan Wuling yang sempat jadi pemimpin brand China mulai oleng. Secara umum, penjualan otomotif brand China yang tidak di bawah ASII maupun IMAS itu mencatatkan pertumbuhan 111,88 persen menjadi 9.435 unit. Dengan pertumbuhan penjualan itu, pangsa pasar mobil asal China naik menjadi 7,03 persen dibandingkan dengan 3,19 persen pada periode sebelumnya.
Tanda ASII dan IMAS akan kiamat?
Menariknya, kami menilai ASII masih punya daya tahan yang kuat di-brand Toyota. Sebagai pemegang pangsa pasar nomor satu di Indonesia, Toyota masih mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 4,42 persen menjadi 46.479 unit sepanjang Januari-Februari 2025.
Tantangan bagi ASII adalah mendorong penjualan brand Daihatsu sebagai pemegang pangsa pasar nomor dua yang turun 25,5 persen menjadi 21.942 unit.
Di sisi lain, tren penjualan kendaraan komersial seperti UD Trucks mencatatkan kenaikan sebesar 23,17 persen menjadi 388 unit. Sisanya, brand ASII lainnya mengalami penurunan seperti Isuzu, BMW, Lexus, hingga Peugeot yang belum mencatatkan penjualan sama sekali.
Secara keseluruhan ASII mencatatkan penurunan penjualan sebesar 7,99 persen menjadi 73.300 unit. Dari segi market share, ASII juga mengalami penurunan menjadi 54,61 persen dibandingkan dengan 57,1 persen pada periode sebelumnya.
Jika Daihatsu bisa kembali mencatatkan penjualan yang positif, ASII bisa menaikkan lagi pangsa pasarnya. Namun, Daihatsu yang dikenal sebagai brand mobil komersial di Grandmax, Luxio memang menghadapi tantangan permintaan yang melambat selaras dengan daya beli masyarakat dan dunia bisnis yang sedang melambat.
Selain itu, segmen market Daihatsu juga cenderung segmen menengah ke bawah yang saat ini tengah terdampak ekonomi. Serta, memiliki segmen market yang berbeda dari mobil China, sehingga kami nilai jika ekonomi membaik, penjualan Daihatsu juga bisa lebih baik lagi.
Di sisi lain, IMAS yang justru mulai redflag setelah penjualan Suzuki terus menyusut signifikan dalam 2 tahun terakhir. Per Januari-Februari 2025, penjualan Suzuki turun 12,57 persen menjadi 9.732 unit.
Untungnya, IMAS diselamatkan penjualan dari distribusi brand mobil barunya AION yang mencatatkan sebesar 242 unit. Itu menjadi penjualan pertama AION setelah resmi didistribusikan IMAS pada akhir 2024.
Lalu, Citroen juga mencatatkan penjualan yang cukup signifikan dengan kenaikan 257 persen menjadi 254 unit.
Secara total brand di bawah IMAS mencatatkan penurunan penjualan sebesar 8,96 persen menjadi 13.431 unit. Pangsa pasar IMAS juga tergerus menjadi 10,01 persen dibandingkan dengan 10,57 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, IMAS juga bergerak cepat dengan menambah portofolio distribusi brand baru, yakni Changan. Meski, efeknya mungkin baru terasa antara di kuartal II/2025 atau kuartal III/2025.

Risiko dan Disrupsi Mobil China
Keberadaan mobil China memang jadi risiko tersendiri. Namun, keberadaan mobil China itu lebih menggerus pasar yang apple to apple seperti milik Honda, Mazda, Peugeot, Suzuki, dan Toyota. Namun, sejauh ini, Toyota masih terlalu tangguh untuk digoyahkan dengan tetap menjaga pertumbuhan penjualan positif.
Lalu, apakah penurunan penjualan Daihatsu menjadi sinyal terganggu dengan pasar China? kami menilai justru tidak. Dari segi segmen pasar Daihatsu lebih terganggu oleh kondisi ekonomi dengan daya beli yang sangat lambat. Pasalnya, rata-rata harga Daihatsu masih di bawah dari mobil China yang sudah ada.
Sehingga kondisi ASII dan IMAS memiliki risiko dan peluang masing-masing. Misalnya, ASII menjadi perusahaan konglomerasi dengan banyak bisnis, salah satunya otomotif. Namun, dari segi otomotif, ASII bisa diuntungkan dari AUTO yang bisa menjadi supplier komponen pabrik-pabrik mobil China yang bakal rampung pada 2026.
Gabung Mikirdividen Sekarang untuk Dapat Riset Terbaru Tentang “Peluang Saat Produsen Mobil China Agresif Masuk ke Indonesia”
Sementara itu, IMAS yang memang terkonsentrasi sebagai distributor mobil fokus menambah brand yang didistribusikan. Seperti AION dan CItroen yang mulai mencatatkan pertumbuhan penjualan yang fantastis. Tinggal kita tunggu seberapa menarik penjualan Changan nantinya.
Lalu, apakah saham IMAS dan ASII sudah menarik untuk investasi jangka panjang? bagaimana strateginya?
Kamu Bisa Langsung Konsultasikan dengan Join Mikirdividen
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini