Penyebab Pasang-Surut Saham BNLI Sepekan Terakhir, Begini Prospeknya

Saham BNLI akhirnya koreksi, kira-kira berapa harga wajar dan gimana prospek ke depannya? simak selengkapnya di sini

Penyebab Pasang-Surut  Saham BNLI Sepekan Terakhir, Begini Prospeknya

Mikirduit – Harga saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) tengah mengalami pasang surut. Setelah sempat naik hingga 59 persen dalam 3 hari perdagangan, pada 27 Agustus 2024, harga saham BNLI tumbang 9 persen. Apa yang sebenarnya terjadi?

Saat kenaikan harga saham BNLI terjadi sejak 22-23 Agustus 2024, perseroan mencatatkan aksi jual bersih dari asing yang cukup besar. Kami pun penasaran, apakah ada pengalihan saham ke investor lokal dan sebagainya? 

Sebelum kenaikan harga saham BNLI terjadi, ada transaksi negosiasi sebanyak 17,43 lot saham BNLI di harga Rp920 per saham. Total transaksi itu mencapai Rp1,6 triliun. Nilai Rp920 per saham itu masih di bawah harga pasar pada 21 Agustus 2024. Namun, jika dibandingkan dengan harga per 27 Agustus 2024 memang sudah di bawah harga pasar.

Ditelisik lebih jauh, transaksi di pasar nego itu dilakukan oleh pengendali Bank Permata, yakni Bangkok Bank. Pihaknya melakukan transaksi nego karena memenuhi kewajiban pengalihan kembali saham setelah penawaran tender wajib dilakukan.

Sebelum transaksi negosiasi itu, komposisi pemegang saham Bank Permata sebanyak 98,71 persen dikuasai oleh Bangkok Bank. Sehingga pemegang saham publik sangat rendah hanya di bawah 2 persen. Hal itu membuat saham BNLI tidak likuid dan tidak memenuhi ketentuan IDX tentang batas minimum free float sebesar 7,5 persen dengan jumlah saham 50 juta lembar. 

Setelah transaksi pada 21 Agustus 2024, Kini, Bank Bangkok mengenggam sekitar 89,12 persen saham BNLI. Sehingga porsi publik menjadi 10,81 persen. 

Dengan potensi saham BNLI menjadi lebih likuid, bagaimana prospek saham BNLI ke depannya?

Prospek Saham BNLI

Sejak diakuisisi Bank Bangkok, saham BNLI memang tidak likuid karena porsi free float yang sangat rendah. Namun, menariknya, jika dibandingkan dengan modal inti, ternyata BNLI adalah saham bank menengah dengan tingkat modal inti terbesar,yakni Rp48 triliun. Posisi itu mengalahkan PNBN, BNGA, BDMN, dan NISP. Meski, posisi modal itu masih jauh untuk mendekati kelas KBMI IV di Rp70 triliun. 

Sejak diakuisisi Bank Bangkok pada 2020 hingga kinerja tahunan terakhir di 2023, kinerja BNLI cukup menarik. Rata-rata pertumbuhan kredit dalam periode itu memang moderat sebesar 4,32 persen, tapi BNLI mampu menghimpun pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6,65 persen. 

Paling menarik adalah angka pertumbuhan laba bersih BNLI sejak 2020-2023 dengan rata-rata kenaikan sebesar 37,58 persen per tahun. 

Adapun, tren kinerja laba bersih BNLI hingga semester I/2024 masih positif 8,74 persen menjadi Rp1,52 triliun. Tren pertumbuhan laba bersih itu menarik karena di saat yang sama, kinerja bank menengah cenderung tertekan.

Kenaikan laba bersih BNLI di semester I/2024 itu didorong pendapatan bunga bersih yang moderat di 1,34 persen menjadi Rp4,99 triliun, serta penurunan pencadangan sebesar 14,96 persen menjadi Rp1,04 triliun. 

Dari tingkat non-performing loan (NPL), posisi BNLI masih cukup baik. NPL gross masih turun menjadi 2,41 persen dibandingkan dengan 2,89 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Lalu, NPL net mengalami kenaikan menjadi 0,35 persen dibandingkan dengan 0,32 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Untuk tekanan Net interest margin (NIM) masih cukup wajar. NIM BNLI di semester I/2024 ada di 4,34 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan 4,46 persen. Namun, tingkat NIM BNLI itu masih lebih baik dibandingkan dengan semester I/2022 yang sebesar 4,02 persen. 

Catatan positif dari rasio keuangan BNLI lainnya adalah dari segi rasio cost to income (CIR) makin efisien dengan posisi 49,64 persen. Lebih rendah dibandingkan dengan 49,92 persen pada periode sama tahun sebelumnya. Lalu, tingkat LDR juga cukup aman di bawah 80 persen, yakni 78,23 persen. 

Secara model bisnis, BNLI fokus ke kredit segmen korporasi dengan porsi mencapai 58,19 persen dari total kreditnya pada semester I/2024. Kontributor kredit terbesar kedua adalah konsumer (terutama KPR) yang berkontribusi sebesar 28,53 persen.

Lalu, bagaimana prospek BNLI ke depannya?

Dengan melihat tingkat NPL coverage per Juni 2024 masih di 337 persen, kami ekspektasi BNLI bisa maintain kinerja laba bersihnya terus bertumbuh meski cenderung moderat. 

Hal itu bisa dilakukan BNLI karena perseroan sudah antisipasi kenaikan pencadangan di periode 2023. Pada semester I/2023, BNLI menaikkan pencadangan hingga 109,7 persen menjadi Rp1,23 triliun. 

Selama NPL mampu terjaga dan tidak ada kejadian seperti 2016 ketika kredit komersial dan korporasi mencatatkan kenaikan NPL yang signifikan untuk BNLI, kami ekspektasi kinerja perseroan terus bertumbuh. 

Lalu, apakah saham BNLI ini cocok untuk investasi? apalagi setelah free floatnya naik menjadi 10 persen lagi?

Jejak BBKP yang Sakitnya Tidak Kunjung Sembuh
Saham BBKP sudah bangkit dari gocap, apakah akan berlanjut? jawabannya adalah tergantung strategi Kookmin Bank untuk kembali menyehatkan BBKP yang sudah mulai muncul gejala sakit sejak 2016

Kesimpulan

Kami menggunakan tiga indikator untuk menilai apakah valuasi saham BNLI saat ini tetap menarik meski sudah naik tinggi. Ketiga indikator itu antara lain PBV Justified, PBV band 5 tahun, dan PBV sektoral. 

Dari sisi PBV Justified, dengan asumsi keuntungan yang diharapkan 5 persen (karena tingkat ROE BNLI hanya 6,41 persen), serta perhitungan growth rate dari kinerja full year 2023 sebesar 4,17 persen. Hasilnya, PBV wajar dari BNLI adalah 1,69 kali atau jika dihitung dengan Book value per share per Juni 2024 menjadi Rp1.891 per saham. Artinya, posisi saat ini (27 Agustus 2024) masih murah. 

Lalu, jika menggunakan PBV band 5 tahunnya, asumsi PBV wajar di Mean-nya itu ada di 1,4 kali. Berarti harga wajarnya ada di Rp1.566 per saham. Dengan begitu, harga sahamnya saat ini (27 Agustus 2024) juga masih cukup murah. 

Sementara itu, jika kita bandingkan dengan rata-rata PBV sektoral sebagai PBV wajar bank menengah. Harga wajar BNLI ada di Rp816 per saham. Artinya, harga saat ini (27 Agustus 2024) sudah cukup mahal. 

Lalu, bagaimana menyikapi dari tiga data ini? 

Jika kamu beli sekarang dan nanti harga saham BNLI turun ke Rp816 per saham, apakah kamu siap? jika tidak siap berati belinya tunggu di harga lebih rendah. Selain itu, kalau kamu tidak sabar, bisa masuk bertahap dengan 10 persen dari total modal yang siap dialokasikan ke saham tersebut. 

Tapi, apakah harga saham BNLI bisa naik lagi? kita lihat perkembangan tingkat likuiditasnya setelah free float dan tren kinerja BNLI ke depannya.

Event Perdana Mikirduit: Saham Pertama, step by step investasi saham hingga bisa taking profit

Mikirduit bakal mengadakan event online secara umum pada 31 Agustus 2024 pukul 10:00 Wib sampai dengan selesai. Event ini terbatas hanya untuk 150 peserta.

Sesuai saran dan permintaan beberapa subscriber dan followers, harga pre-sale harga Rp150.000 (dari harga normal Rp300.000) di-perpanjang sampai 28 Agustus 2024 (jadi pas gajian masih bisa ikut dengan harga spesial, kalau masih kebagian)

Benefit join event:

  • Harga tiket event termasuk e-Book panduan investasi saham ala Mikirduit bertajuk Saham Pertama
  • Review 10 saham untuk investing jangka panjang yang ada dalam e-Book
  • Grup belajar dan diskusi (bukan grup rekomendasi saham) after event selama sebulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini