Penyebab Saham Nikel Bangkit, Begini Proyeksi Laba Sahamnya di 2025
Saham nikel terus menguat sepanjang pekan pertama di Maret 2025 ini, kira-kira sejauh mana saham sektor logam industri itu bisa melaju?

Mikirduit – Pergerakan harga saham nikel mulai bergairah setelah harga nikel dunia naik ke level 16.000 dolar AS per ton. Apakah ini menjadi tanda kebangkitan saham nikel?
Harga nikel pig iron mencatatkan kenaikan sejak 1 Maret 2025. Harga rata-rata nikel pig iron di China dengan kualitas tertinggi naik hampir 1 persen menjadi 978,4 yuan per metrik ton. Ditambah indeks NPI FOB Indonesia juga naik 0,95 persen menjadi 117,5 dolar AS per ton. (data NPI FOB Indonesia dirilis bulanan).
Tren harga nikel di pasar Shanghai masih melanjutkan kenaikan sekitar 1 persen dengan rata-rata harga Rp2,55 juta - Rp2,58 juta per metrik ton pada 7 Maret 2025.
Salah satu yang mengerek harga nikel adalah tingkat produksi nickel pig iron di China yang sangat rendah karena sudah tidak mencapai tingkat ekonomis-nya. Sementara itu, pasokan bijih nikel di Indonesia juga mencatatkan penurunan sehingga pasokan yang ada tidak cukup untuk bahan baku smelter.
Sehingga supply nickel pig iron di China dan Indonesia cenderung mengalami penurunan.
Di sisi lain, permintaan stainless steel di China dikabarkan mulai pulih setelah tahun baru imlek. Beberapa pabrik baja mulai melakukan produksi selaras dengan peningkatan produk hilir-nya.
Selain itu, Metal.com mengungkapkan beberapa faktor pengerek harga nikel lainnya adalah sentimen negosiasi AS terkait tarif dagang hingga negosiasi Rusia-Ukraina meningkatkan ketidakpastian, serta kekhawatiran kebijakan devisa hasil ekspor Indonesia ditahan 100 persen selama 12 bulan dikhawatirkan bisa mengganggu pasokan komoditas global.
Catatannya, fundamental nikel masih lemah karena konsumsi masih belum pulih sepenuhnya. Jadi, sentimen kenaikan harga nikel saat ini sifatnya baru sementara.

Deretan Saham yang Diuntungkan dari Kenaikan Harga Nikel
Ada dua jenis saham yang diuntungkan dari kenaikan harga nikel, yakni saham yang memang memproduksi bijih nikel hingga punya smelter, serta saham yang mendukung aktivitas smelter nikel.
Dengan ketentuan itu, beberapa saham yang bisa diuntungkan dari kenaikan harga nikel antara lain, NCKL, ANTM, INCO, HRUM, MBMA dengan status emiten nikel dengan memiliki smelter. Lalu, untuk pendukungnya ada ADMR yang memproduksi batu bara metalurgi yang bisa dibuat jadi kokas untuk proses pemurnian di smelter.
Paling menarik adalah kinerja INCO dan ANTM yang mencatatkan kinerja kurang menarik di 2024. INCO mencatatkan penurunan laba bersih hingga 70 persen karena faktor penurunan harga rata-rata jual dan sempat ada maintenance sehingga kenaikan produksi cenderung terbatas. Untuk produksi nikel INCO sepanjang 2024 naik hanya sebesar 0,8 persen, meski angka kenaikan sesuai dengan target moderat dari perseroan.
Lalu, ANTM belum merilis laporan keuangan, tapi dari konsensus analis memproyeksikan laba bersih ANTM turun 5,9 persen menjadi Rp120 per saham. Penurunan laba bersih ANTM disebabkan oleh persetujuan RKAB untuk nikel beberapa kali direvisi sehingga baru dapat persetujuan efektif di Juli 2024. Untungnya, dari segi penjualan emas cukup bagus selaras dengan kenaikan harga sehingga penurunan kinerja tidak terlalu signifikan.
Dengan penurunan kinerja akibat hal teknis tersebut, kami menilai INCO dan ANTM bisa mencatatkan kinerja yang lebih bagus di 2025.
Konsensus analis memproyeksikan laba bersih ANTM di 2025 bisa tumbuh 25 persen menjadi Rp150 per saham, sedangkan laba bersih INCO diperkirakan naik 19,2 persen menjadi Rp137,33 per saham.
Selain itu, saham nikel lainnya seperti HRUM dan NCKL sempat berada di level yang sangat murah dengan prospek fundamental yang menarik.
Harga saham HRUM mendapatkan tekanan setelah kinerja laba bersihnya kurang bagus sepanjang 2024. Kinerja laba bersih HRUM diproyeksikan turun 34,9 persen menjadi Rp120 per saham sepanjang 2024.
Namun, kinerja HRUM diperkirakan menjadi lebih baik di 2025. Konsensus analis memproyeksikan laba bersih HRUM bisa tumbuh 26,4 persen menjadi Rp151 per saham pada 2025.
Berbeda dengan INCO, ANTM, dan HRUM yang mencatatkan penurunan kinerja, NCKL justru diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,8 persen menjadi Rp97 per saham sepanjang 2024.
Lalu, di tahun selanjutnya, NCKL diproyeksikan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 23,9 persen menjadi Rp121 per saham.
Sementara itu, kami menilai MBMA kurang menarik karena sejak awal valuasinya terbilang cukup tinggi. Meski, kinerja MBMA diperkirakan bisa mencatatkan persentase pertumbuhan yang fantastis, seperti laba bersih 2024 diproyeksikan naik 94 persen menjadi Rp2 per saham, serta laba bersih 2025 diperkirakan naik 696 persen menjadi Rp16 per saham.
Dengan proyeksi kinerja itu, saham MBMA akan menarik untuk jangka pendek setelah ada konfirmasi demand buy besar dan tren naik berlanjut.
ADMR menjadi salah satu emiten pendukung dari aktivitas smelter nikel. Sehingga ketika ada potensi kenaikan permintaan produk hasil smelter nikel, permintaan batu bara metalurgi juga berpotensi meningkat.
Namun, dari segi proyeksi kinerja keuangan 2025, ADMR masih menghadapi tantangan lanjutan dengan perkiraan laba bersih turun 11 persen menjadi Rp156 per saham pada 2025. Adapun, kinerja laba bersih ADMR diperkirakan mulai naik pada 2026 sebesar 13,6 persen menjadi Rp178 per saham.
Kenaikan laba bersih ADMR di 2026 selaras dengan rampungnya smelter aluminium yang diprediksi selesai pada akhir 2025 dan bisa beroperasi pada awal 2026.
Kesimpulan
Kenaikan harga saham nikel saat ini masih bersifat sementara karena fundamental utama dari komoditas nikel masih cukup lemah (terkait potensi permintaan). Namun, jika ada data-data ekonomi yang mendukung seperti tanda pemulihan ekonomi China, itu bisa jadi pendorong permintaan nikel lebih besar.
Penentuannya bisa terjadi di akhir pekan ini, terkait data inflasi China. Jika data inflasi China mencatatkan kenaikan lebih tinggi dari data bulan lalu sekitar 0,5 persen, hal itu bisa jadi sentimen positif. Lalu, jika angka PPI bisa kembali positif, juga bisa menjadi sinyal positif setelah di Januari 2025 mencatatkan negatif 2,3 persen.
Arahnya, ada kecenderungan data PPI China menjadi positif karena periode Januari 2025 sempat terganggu libur panjang jelang imlek di akhir bulan.
Jadi, apa nih saham nikel yang kamu lirik?
Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Porto sahammu dengan Join Mikirdividen
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini