Perang Timur Tengah Pecah, Ini Pilihan 3 Saham Hulu Migas di Indonesia
Gara-gara perang pecah, harga minyak meroket. Saat harga minyak dunia naik, jelas saham yang related positif dengan minyak seperti bisnis hulu migas dan penunjangnya bakal diuntungkan. Lalu, apa saja 3 pilihan saham migas di Indonesia?
Mikirduit – Harga minyak dunia (Brent Oil) melambung tinggi ke 74,5 dolar AS per barel setelah Iran menyerang balik Israel pada 2 Oktober 2024 dini hari. Kenaikan harga minyak tersebut pun langsung direspons positif oleh harga saham minyak, termasuk di Indonesia. Kira-kira, apa saja saham minyak yang terpengaruh langsung dari kenaikan harga tersebut?
Secara umum, kenaikan harga minyak dunia akan berimplikasi langsung terhadap emiten minyak yang fokus di hulu migas. Beberapa contohnya ada MEDC dan ENRG. Selain itu, dalam beberapa waktu terakhir, RAJA juga mengelola produksi hulu migas. Sehingga,secara umum, ketiga saham ini akan terdampak langsung jika harga minyak terus menguat.
Jika disuruh pilih, mana saham minyak yang paling menarik secara fundamentalnya?
Saham MEDC
MEDC menjadi emiten hulu migas yang paling besar di IDX. Dari segi kinerja keuangan hingga semester I/2024, MEDC mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 80,57 persen menjadi 202,27 juta dolar AS.
Namun, kenaikan laba bersih MEDC tidak ditopang dari bisnis utamanya, melainkan dari kenaikan bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar 319 persen menjadi 88,57 juta dolar AS.
Salah satu entitas asosiasi yang mendorong kinerja MEDC adalah kinerja dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Sementara itu, dari sisi bisnis utamanya di migas, MEDC mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,4 persen menjadi 1,16 miliar dolar AS. Namun, dari segi laba kotor turun sebesar 3,98 persen menjadi 451,34 juta dolar AS.
Tekanan laba kotor MEDC itu disebabkan oleh volatilitas harga minyak yang terjadi sepanjang tahun ini. Adapun, MEDC mengungkapkan dari segi harga produksi cenderung seimbang karena 50 persen dijual dengan fluktuasi harga pasar, sedangkan 50 persen dijual dengan harga gas domestik yang fix rate.
Lalu, dari segi produksi, MEDC mencatatkan penurunan yang disebabkan oleh berkurangnya hak kelola blok Corridor setelah perpanjangan kontrak kerja, permintaan gas yang lebih rendah di Singapura, dan divestasi Blok 12W Vietnam. Meski begitu, manajemen menilai penurunan produksi masih bisa diimbangi oleh kenaikan volume produksi minyak dari Blok 60 Oman dan Natuna.
Secara umum, MEDC mengelola sekitar 6 blok migas, yakni Bualuang, Corridor, Natuna, Madura, Senoro, dan Oman.
Salah satu catatan untuk saham MEDC adalah tingkat debt to Equity rasio (DER) cukup tinggi. Sampai semester I/2024, total utang MEDC naik sebesar 1,79 persen menjadi 3,29 miliar dolar AS. Dengan posisi itu, debt to Equity rasio (DER) MEDC mencapai 1,8 kali.
Meski tinggi, tapi dari sisi interest coverage rasio (ICR) masih cukup aman. Tingkat ICR MEDC per kuartal II/2024 secara twelve trailing months (TTM) sekitar 2,77 kali.
Saham ENRG
Saham ENRG adalah emiten migas milik Grup Bakrie, yang juga menjadi induk usaha dari Lapindo Brantas.
Kinerja ENRG memiliki pola yang hampir sama dengan MEDC. Hingga semester I/2024, perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 27,65 persen menjadi 33,49 juta dolar AS. Namun, kenaikan laba bersih itu tidak didorong dari bisnis utamanya.
Pasalnya, pendapatan ENRG hanya naik sebesar 5,44 persen menjadi 201,89 juta dolar AS, sedangkan laba kotor malah turun 4,64 persen menjadi 64,36 juta dolar AS.
Kenaikan laba bersih ENRG didorong dari kenaikan bagian atas laba entitas anak bersih sebesar 230 persen menjadi 10,27 juta dolar AS. Namun, dalam laporan keuangan, tidak ada catatan khusus siapa anak usaha yang berkontribusi tersebut.
Jika merujuk ke website resmi ENRG, beberapa wilayah kerja migas yang dikelola (secara mayoritas maupun minoritas) oleh ENRG antara lain, Bentu, Buzi, Gevang, Kangean, Korinci Baru, Tonga, Sengkang, B, South CPP, Malacca Strait, dan Bireun Sigli.
Di luar itu, catatan utang berbunga ENRG naik sebesar 80,44 persen menjadi 230,76 juta dolar AS. Meski naik cukup tinggi, jika dibandingkan dengan tingkat ekuitas, posisinya masih aman dengan tingkat DER sebesar 0,37 kali. Dari sisi tingkat ICR juga masih aman sebesar 3,94 kali.
Saham RAJA
RAJA baru mulai mencatatkan pendapatan dari hulu migas sejak semester II/2023. Adapun, area bisnis hulu migas RAJA ada di Sumatra, Jabung Tengah, dan Blok Cepu.
Kontribusi bisnis Hulu migas ke kinerja RAJA masih kecil, per semester I/2024 sekitar 22,63 persen. Meski begitu, margin keuntungan bisnis hulu migas masih lebih bagus dibandingkan dengan penjualan gas.
Kinerja RAJA per semester I/2024 masih cukup bagus. Laba bersih RAJA naik sebesar 55,35 persen menjadi 14,29 juta dolar AS. Kenaikan itu didorong oleh bisnis utama, terutama kehadiran bisnis hulu migas yang belum ada di periode paruh pertama tahun lalu. Pendapatan RAJA pun naik 67,16 persen menjadi 123,51 juta dolar AS.
Meski begitu, tingkat gross dan net profit margin RAJA mencatatkan penurunan. Gross profit margin RAJA turun menjadi 29,1 persen dibandingkan dengan 29,24 persen, sedangkan net profit margin RAJA turun menjadi 11,57 persen dibandingkan dengan 12,45 persen.
Dari sisi tingkat utang, RAJA mencatatkan posisi yang lebih baik setelah turun sebesar 10,24 persen menjadi 121,93 juta dolar AS. Secara DER sudah lebih baik dengan berada i bawah 1 kali atau 0,91 kali.
Kesimpulan
Jika harga minyak dan gas bisa bertahan di level tinggi, ketiga saham ini jelas diuntungkan dari lini bisnis hulunya. Pertanyaannya, siapa dari ketiga saham migas ini yang sudah murah? Kami akan membandingkan secara price to earning ratio (P/E) dan price to book value (PBV)-nya.
Hasilnya, jika dibandingkan ketiganya saham ENRG menjadi yang paling murah dengan PE dan PBV terendah sebesar 5,1 kali dan 0,55 kali.
Namun, jika dibandingkan dengan skala bisnis dan sektoralnya, saham MEDC juga bisa dianggap murah. PE MEDC sebesar 5,25 kali dengan PBV 1,07 kali. Posisi itu masih di bawah rata-rata sektoral untuk PE sebesar 7,23 kali, sedangkan PBV sebesar 1,38 kali.
Dalam kasus ini, saham RAJA menjadi yang paling mahal dengan PE sebesar 11,35 kali dan PBV sebesar 2,54 kali.
Jika menggunakan metriks PE Justified (yang bisa digunakan untuk saham yang membagikan dividen), posisi harga saham MEDC dan RAJA masih bisa dibilang murah.
Harga wajar RAJA diperkirakan sekitar Rp1.380 per saham, sedangkan MEDC sekitar Rp1.454 per saham.
Dari ketiga saham ini, kamu lebih suka pilih yang mana?
Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen
Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.
Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:
- Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
- 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
- Grup Diskusi di Whatsapp
- Event Online Bulanan
Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024
Selain itu ada promo lainnya seperti:
- Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
- Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini