Perbandingan 7 Saham Properti Termasuk PANI, Mana yang Paling Oke?

Sektor properti jadi salah satu yang akan digenjot pemerintah Prabowo lewat beberapa program dari insentif fiskal hingga target pembangunan 3 juta rumah per tahun. Begini efeknya ke sektor properti

Perbandingan 7 Saham Properti Termasuk PANI, Mana yang Paling Oke?

Mikirduit – Salah satu fokus pemerintahan Prabowo Subianto adalah sektor properti. Beberapa rencana Prabowo untuk sektor itu mulai melanjutkan dan menambah insentif fiskal hingga meningkatkan pembangunan rumah hingga 3 juta per tahun untuk mengurangi backlog perumahan. Lalu, saham properti mana yang menarik?

Ketua Satuan Tugas Perumahan yang juga Adik Prabowo, yakni Hashim Djojohadikusumo sempat mengungkapkan rencana kakaknya menghapus pajak properti sebesar 16 persen yang terdiri dari 11 persen untuk PPN dan 5 persen untuk Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). 

Insentif itu bisa menjadi angin segar bagi sektor properti yang cukup sulit sejak 2015. Berbagai kebijakan moneter sudah dikerahkan hingga memberikan DP 0 persen dengan ketentuan berlaku sampai diskon PPN beberapa kali dilakukan pasca pandemi Covid-19. Namun, tampaknya multiplier efek di sektor properti belum terlihat.

Sampai Mei 2024, jumlah backlog Perumahan disebut turun menjadi 9,9 juta. Namun angka yang sering disebut membaik ini hanya berupa data statistik yang membandingkan antara jumlah rumah yang sudah dibangun dengan kebutuhan rumah masyarakat. Faktanya, banyak rumah subsidi yang tidak terhuni sehingga angka kenaikan jumlah rumah tidak selaras dengan minat pembelian rumah pertama. 

Meski begitu, rencana kebijakan tersebut bisa jadi angin segar ke sektor properti. Secara keseluruhan, sektor properti bisa diuntungkan jika ada relaksasi pajak dengan pemotongan total PPN dan BPHTB sebesar 16 persen, serta menjadi angin segar bagi developer skala menengah yang garap rumah subsidi. 

Jika kebijakan itu efektif, bisa saja mendorong permintaan sektor lainnya seperti semen, keramik, sanitasi, dan hal-hal lainnya yang mendukung sektor properti. Kalau begitu saham properti apa yang cukup menarik dengan posisi per 22 Oktober 2024?

Perbandingan 7 Saham Properti di Indonesia

Kami merangkum ada 7 saham properti yang bisa dipantau. Secara umum, ke-7 saham properti ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing seperti: 

  • PANI memiliki nilai lahan yang sedang dikembangkan sekitar Rp13,6 triliun setara 7,44 meter persegi. Hal itu mungkin bisa mendorong pertumbuhan kinerja PANI dalam 3-5 tahun ke depan. 
  • SMRA berencana untuk mengembangkan segmen bisnis investasi dengan membawa anak usahanya IPO. Nantinya, anak usaha yang IPO akan fokus untuk mengelola aset investasi properti perseroan yang menghasilkan recurring income atau pendapatan berulang. Per Juni 2024, porsi pendapatan berulang SMRA mencapai 26,34 persen. 
  • BSDE menjadi salah satu emiten dengan jumlah lahan yang belum dikembangkan tercatat paling besar dibandingkan PANI, SMRA, CTRA, PWON, DILD, dan ASRI, yakni seluas 36,38 juta meter persegi. Lalu, BSDE juga menjadi emiten properti dengan pendapatan dan laba bersih terbesar dibandingkan dengan emiten properti lainnya. 
  • CTRA menjadi emiten properti yang mencatatkan nilai bangunan yang lagi dikonstruksi terbesar per Juni 2024, yakni mencapai Rp12,39 triliun. 
  • PWON menjadi emiten properti dengan pendapatan berulang terbesar, yakni mencapai 75,12 persen dari total pendapatan semester I/2024. 
  • DILD menjadi emiten properti dengan pencatatan kenaikan laba semester I/2024 paling agresif mencapai 827 persen menjadi Rp366 miliar
  • Untuk ASRI, skala bisnis propertinya menjadi yang paling kecil dibandingkan dengan enam saham properti lainnya.

Dari ketujuh saham properti itu mana yang terbaik antara prospek dan valuasi harga sahamnya?

Secara valuasi, dua saham properti yang masih cukup murah adalah PWON dan SMRA. Jika menggunakan asumsi PBV Band 5 tahunnya, harga wajar PWON senilai Rp569 per saham, sedangkan SMRA senilai Rp846 per saham. Lalu, dengan PBV justified, harga wajar PWON sekitar Rp563 per saham, sedangkan SMRA sekitar Rp858 per saham. 

Kedua saham properti antara PWON dan SMRA ini memiliki karakter yang mirip, yakni terus mengembangkan recurring income-nya. PWON sendiri menjadi salah satu emiten properti dengan porsi recurring income yang cukup besar. Sementara itu, SMRA mulia bangun basis pendapatan berulangnya dengan spin off segmen usaha investasi menjadi anak usaha. 

Lalu, bagaimana dengan PANI yang terus menjulang tinggi? jika kamu sudah hold di Rp5.000-an per saham sudah mudah untuk menentukan take profit atau sell, atau bisa juga jual sebagian dan sisanya dibiarkan cuan. 

Namun, jika belum punya, posisi harga saham PANI sudah cukup tinggi sehingga berisiko untuk masuk saat ini.

Untuk saham properti dalam jangka panjang, kami membandingkan saham-saham dengan land bank yang belum dikembangkan terbesar beberapa saham, yakni DILD, SMRA, BSDE, dan PANI. Masing-masing emiten memiliki lahan yang belum dikembangkan per Juni 2024 sekitar 19,89 juta meter persegi, 19,25 juta meter persegi, 36,48 juta meter persegi, dan 9,05 juta meter persegi. 

DILD akan menarik jika harga sahamnya berada di bawah Rp207 per saham, sedangkan BSDE menarik jika dibeli di bawah Rp1.000-an per saham. Untuk SMRA, saat ini masih cukup murah dari asumsi wajar Rp846 per saham, sedangkan PANI memiliki fluktuasi harga saham yang sudah cukup tinggi sehingga lebih baik tunggu koreksi untuk normalisasi harga. Dari perhitungan kami dengan PBV justified menggunakan asumsi kinerja annualized (disetahunkan) dari Juni 2024, harga wajarnya ada di Rp1.918 per saham.

Dalam perhitungan kami, PANI memiliki harga wajar Rp1.918 per saham, tapi posisi harga itu akan sulit dicapai dalam jangka pendek. Untuk itu, dalam jangka pendek 1 - 2 tahun ke depan, saham PANI cocoknya untuk trading jangka pendek ketimbang investing. Kecuali, kamu sudah hold sejak di harga Rp1.000 sampai Rp5.000-an, bisa di-hold hingga daya beli sahamnya mulai melambat.

4 Pilihan Investasi di Pasar Modal yang Bisa Membuatmu Financial Freedom
Ada banyak pilihan investasi, tapi mana yang terbaik dan bagus untuk dipilih? kami akan ulas semuanya dan memberikan gambaran mana yang terbaik.

Kesimpulan

Jika ingin mengejar saham properti saat ini, dua pilihan yang paling menarik adalah SMRA dan PWON. Kami sendiri menilai SMRA cukup menarik dengan prospek listingnya anak usaha mereka. Dengan IPO, anak usaha SMRA bisa menambah portofolio investasi propertinya untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi di masa depan. 

Kalau kamu lebih pilih saham properti yang mana nih?

Mulai Langkah Investasi Saham-mu Bersama Mikirdividen

Kamu bisa mengetahui gambaran benefit jadi member mikirdividen dengan klik di sini.

Secara umum, kamu akan mendapatkan beberapa benefit dengan menjadi member mikirdividen seperti:

  • Analisis 31 Saham Dividen yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang (Di-update fundamentalnya per 3 bulan dan harga wajar secara real-time)
  • 24 Digest, Publikasi bulanan yang bisa memandumu investasi saham dengan fenomena yang bakal terjadi di bulan selanjutnya
  • Grup Diskusi di Whatsapp
  • Event Online Bulanan

Kamu bisa jadi member Mikirdividen dengan Harga Diskon 33% menjadi Rp400.000 per tahun. Untuk join jadi member bisa klik di sini. | Promo Paket Ini Berlaku Hingga 31 Desember 2024

Selain itu ada promo lainnya seperti:

  • Paket Lengkap Mikirdividen 1 Tahun + Paket e-Book Saham Pertama: DISKON 44% menjadi Rp500.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket ini hanya berlaku hingga 30 September 2024
  • Paket e-Book Saham Pertama dengan Benefit (e-Book Saham Pertama, Rekaman Event Saham Pertama, Kalkulator Harga Wajar): DISKON 33% menjadi Rp200.000. Tertarik dengan paket ini, klik link di sini | Promo Paket Ini Berlaku hingga 31 Desember 2024

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini