Pilihan Saham Indonesia Terbaik dari Skor Piotroski dan Altman Z

Salah satu cara mendapatkan pilihan saham yang dianggap fundamental bagus dan risiko bisnis seperti kebangkrutan rendah bisa dengan dua metriks ini. Lalu, apa saja saham yang menarik?

Pilihan Saham Indonesia Terbaik dari Skor Piotroski dan Altman Z

Mikirduit – Ada dua metriks yang bisa digunakan untuk menyimpulkan potensi dan risiko fundamental secara keuangan sebuah saham. Kedua metriks ini antara lain, Skor Piotroski dan Altman Z. Apa fungsinya, dan apa saja saham Indonesia yang menarik dengan dua skor ini?

Skor Piotroski adalah salah satu indikator yang menunjukkan kekuatan keuangan sebuah emiten. Dengan begitu, investor bisa melakukan screening saham-saham dengan posisi keuangan yang cukup kuat.

Skor Piotroski terdiri dari 9 angka, yang bermakna 0-2 berarti menandakan posisi keuangan emiten cukup lemah atau kurang bagus. Skor 5 bisa dibilang posisi keuangan rata-rata, sedangkan skor 7-9 menggambarkan posisi keuangan yang baik. 

Beberapa indikator yang dihitung dalam skor Piotroski antara lain: 

1. Pendapatan bersih positif

2. Return on Asset positif dalam tahun berjalan

3. Arus kas operasional tahun berjalan positif

4. Arus kas operasional lebih besar dari laba bersih

5. Jumlah utang jangka panjang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya

6. Current Rasio lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya

7. Tidak ada saham baru yang diterbitkan pada tahun lalu

8. Gross profit margin lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya

9. Asset turnover ratio lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

9 indikator dalam skor Piotroski ini menggambarkan tingkat profitabilitas, leverage, likuiditas, hingga efisiensi dalam operasional bisnis. 

Meski begitu, ada beberapa keterbatasan dari skor Piotroski tersebut seperti:

  • Lingkup analisis secara general kepada profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efisiensi operasional bisnis. Jadi, metriks ini tidak mempertimbangkan aspek lainnya seperti, tren industri, kondisi pasar, hingga faktor ekonomi. 
  • Skor Piotroski hanya mengandalkan data-data secara historis, tanpa melihat prospek ke depannya. Hal itu bisa membuat hasil dari skor Piotroski bersifat lagging berdasarkan data di masa lalu. 
  • Penerapan cenderung terbatas. Beberapa sumber mencatat metriks skor Piotroski ini kurang cocok di negara berkembang atau industri dengan model bisnis yang unik sehingga tidak cocok untuk digunakan.

Dari screeningan kami, hanya ada 141 saham di Indonesia yang sampai data keuangan 2024 mencatatkan skor Piotroski senilai 7-9. Dari situ, kami kerucutkan lagi dengan mencari saham yang memiliki market cap di atas 100 juta dolar AS.

Menariknya, salah satu kelemahan dari Skor Piotroski ini menempatkan saham-saham bank yang terhitung punya tingkat liabilitas tinggi karena faktor bisnis intermediasinya memiliki skor yang rendah. Selain itu, kinerja emiten bank juga lagi melambat karena tekanan suku bunga tinggi dan kondisi ekonomi makro yang menantang. Faktor-faktor itu yang memang menjadi keterbatasan Skor Piotroski ini.

Begitu juga dengan saham-saham big caps yang punya bobot besar ke IHSG. Seperti, TLKM dan ASII mendapatkan angka skor 3. Hal ini berhubungan erat dengan kondisi kinerja keuangan akibat kondisi ekonomi makro, hingga internal perseroan yang membuat pertumbuhan kinerja melambat.

Memahami Skor Altman Z

Berbeda dengan Skor Piotroski yang menggambarkan kekuatan keuangan emiten. Skor Altman Z digunakan untuk mengukur risiko kebangkurtan perusahaan, secara khusus di sektor manufaktur, yang diperdagangkan di publik. 

Altman Z-Score dibentuk dari lima indikator keuangan yang bisa ditemukan dalam laporan tahunan emiten. Rasio ini memperhitungkan profitabilitas, leverage, likuiditas, solvabilitas, dan Aset. Dari kelima indikator itu akan digunakan untuk memprediksi peluang sebuah emiten mengalami kebangkrutan.

Secara rinci rumus dari Skor Altman Z antara lain:

  • A = Modal Kerja/Total Aset
  • B = Laba ditahan / Total Aset
  • C = Laba sebelum bunga dan pajak / total aset
  • D = Nilai pasar ekuitas / Total kewajiban
  • E = Penjualan/total aset

Rumus perhitungan Skor Z Altman antara lain: 1,2(A) + 1,4(B) + 3,3(C) + 0,6(D) + 1(E)

Jika hasilnya di bawah 1,8 berarti emiten tersebut berpotensi bangkrut, sedangkan jika di atas 3 berarti peluang tidak bangkrutnya lebih tinggi. Meski begitu, beberapa tahun terakhir ada beberapa perubahan seperti yang dikhawatirkan di zaman sekarang bukan lagi emitend engan skor Altman Z di bawah 1,8 kali, tapi 0. 

Seperti indikator lainnya, skor Altman juga memiliki beberapa kelemahan seperti, tingkat akurasinya tidak 100 persen. Apalagi, di era sektor teknologi berjaya seperti startup akan sulit dihitung dengan metriks Altman tersebut.

Dalam screeningan kami menggunakan Skor Altman Z, tercatat ada anomali di saham-saham bank yang dinilai memiliki tingkat Altman Z di bawah 1 kali.

Namun, dalam beberapa kasus tertentu seperti WMPP hingga GIAA memang bisa terdeteksi kalau kinerja keuangannya cukup berisiko.

Kesimpulan

Dua metriks Skor Piotroski dan Altman Z ini memang memiliki keterbatasan, tapi kami menilai dua metriks ini membantu untuk memilih saham yang menarik untuk dicek ulang terkait fundamentalnya.

Di masa lalu, perhitungan Skor Piotroski dan Altman Z ini dilakukan secara manual. Sehingga, dalam proses perhitungannya, kita bisa mengetahui di mana risiko dan peluang saham tersebut. Namun, memang hal itu memakan waktu yang cukup lama.

Punya Banyak Agenda, Harga Saham Malah Makin Ambles. Apa Kabar NCKL?
Makin jauhi harga IPO, saham NCKL sudah ambles 40% lebih. Padahal, emiten ini punya banyak agenda seperti buyback dan right issue. Kira-kira apa kabar sederet aksi korporasi itu dan prospek sahamnya?

Saat ini, banyak screener saham yang menampilkan skor Piotroski maupun Altman Z secara otomatis. Hasilnya bisa lebih cepat, tapi risikonya kita tidak mengetahui detail risiko dari emiten tersebut. 

Untuk itu, sebagai penyesuaian zaman, kita bisa menggunakan screener mencari saham yang terbaik. Lalu, mencari posisi valuasi, yang simpel dengan PE dan PBV band, yang sudah murah. Setelah ketemu sahamnya, baru kita analisis lagi sendiri, apa risiko dan prospek saham tersebut, sebelum memutuskan untuk lanjut beli. 

Kenapa masih harus di-cek sendiri? jawabannya untuk mengetahui secara detail potensi dan problem dari emiten tersebut. Soalnya, Piotroski dan Altman Z hanya memberikan secara umum lewat skor, tapi kita tidak memahami detailnya. Sehingga ketika sudah menemukan saham yang menarik, kita bisa menganalisis lebih detail untuk membuat gambaran prospek dan risikonya.

PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini