Poh Group Makin Dekat Backdoor Listing lewat NINE, Tapi Kenapa Harus di Indonesia?

Euforia lonjakan saham NINE dari Rp13-an kini bisa menjadi ratusan rupiah membuat banyak menantikan, apa yang terjadi dengan saham NINE. Kami mengulas fakta dan pertanyaan terkait keputusan Poh Group akuisisi NINE untuk backdoor listing di Indonesia.

Poh Group Makin Dekat Backdoor Listing lewat NINE, Tapi Kenapa Harus di Indonesia?

Mikirduit – Aksi korporasi NINE sudah makin terang. Namun, akan menjadi emiten seperti apa NINE setelah diakuisisi oleh Grup Poh dari Singapura tersebut? 

Ada beberapa fakta terbaru tentangan NINE, seperti Grup Poh akan membeli 70 persen saham NINE di harga Rp19 per saham senilai Rp28 miliar. Harga beli itu di atas dari rata-rata harga NINE sebelum meroket karena rumor akuisisi ini muncul. (Sebelumnya, harga saham NINE sekitar Rp10-13 per saham) Sehingga harga Rp19 per saham cukup wajar. 

Adapun, beberapa ketentuan dalam transaksi penandatangan Jual-belil Saham Bersyarat (CSPA) antara lain:

  • NINE akan melakukan right issue tahap pertama senilai Rp80 miliar
  • NINE akan melakukan right issue tahap kedua dengan target dana sekitar Rp3,24 triliun
  • Setelah dana terkumpul, NINE akan mengakuisisi Poh Resources Pte. Ltd, anak usaha secara tidak langsung dari Grup Poh.

Nantinya, setelah rencana pengambilalihan anak usaha dilakukan, pengendali baru NINE akan melakukan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan. 

Dari tahapan ini, kami menilai proses penyelesaian transaksi bisa memakan waktu 6 bulan hingga lebih dari 1 tahun. Adapun, untuk proses right issue, kami menilai ada potensi right issue kedua yang dilakukan akan ditawar di harga yang cukup tinggi (bisa di atas Rp100 per saham). Tujuan right issue kedua tampaknya untuk memindahkan atau inbreng kepemilikan saham Poh Resources menjadi di bawah NINE, sehingga sebenarnya tidak ada dana segar yang masuk kecuali dari eksekusi saham publik. 

Lalu, bakal jadi apa saham NINE setelah di-backdoor listing oleh Grup Poh tersebut?

Mengenal Bisnis Poh Resources

Poh Group Ltd. memiliki tiga bisnis utama, yakni Resources, Engineering, dan bisnis lainnya. 

Bisnis lainnya dari Poh Group antara lain, developer properti, pengembangan teknik budidaya akuakultur di China, pembangkit listrik di Asia, dan distribusi produk IT seperti HP dan Compaq ke kerajaan Bhutan. 

Nantinya, bisnis Poh Group yang masuk ke NINE adalah di bagian Resourcesnya. 

Dari bisnis resources melalui Poh Resources, beberapa bisnisnya antara lain, perseroan memiliki 11 konsesi lahan seluas 125.000 hektar di Mongolia. Di lahan tersebut diindikasi ada sumber mineral yang cukup besar. 

Poh Resources mengelola bisnis di Mongolia melalui anak usahanya, Tian Poh Resources Ltd, yang sudah listing di Australia dengan kode TPO sejak 2014, tapi telah delisting pada Agustus 2023. Perusahaan yang mengelola bisnis di Mongolia itu menjadi entitas di bawah Poh Group yang pertama kali menjadi perusahaan terbuka. 

Aset di Mongolia ini juga dinilai menarik karena berada di lokasi yang dekat dengan infrastruktur yang dibangun di perbatasan China, serta dekat dengan Rusia. 

Selain itu, Poh Resources Ltd., juga telah menandatangani kesepakatan dengan Dalgazresurs LLC dari federasi Rusia untuk membuat perusahaan patungan dengan bisnis produksi gas alam cair atau LNG. Nantinya, produksi LNG akan diekspor dengan lisensi Subsoil yang dikeluarkan oleh Federasi Distrik Far Eastern. 

Lalu, Poh Resources juga sudah masuk ke bisnis pertambangan emas di Kamboja. Perseroan memiliki konsesi tambang emas seluas 512 km persegi di Kamboja melalui Poh Resources (Cambodia) Ltd. 

Poh Group juga sudah bekerja sama cukup banyak dengan Royal Group Kamboja, salah satu perusahaan holding investasi. Salah satunya, terkait kebutuhan Kamboja untuk impor UREA sekitar 500.000 ton per tahun.

2024 Jadi Tahun Backdoor Listing, Bisa Berlanjut ke 2025?
Saham backdoor listing jadi salah satu momentum cuan bagi para investor sepanjang 2024. Lalu, bagaimana prospeknya di tahun depan?

Pertanyaan Terbesar, Untuk Apa Poh Group Backdoor Listing di Pasar Saham Indonesia?

Namun, ada satu hal yang aneh terkait aksi backdoor listing Poh Group dengan mengakuisisi salah satu emiten di Indonesia. Jika dilihat asetnya, wilayah pengelolaan asetnya ada di Mongolia, Rusia, hingga Kamboja. Artinya, tidak ada asetnya di Indonesia. 

Jadi untuk apa backdoor listing di Indonesia? kenapa tidak backdoor atau listing di Singapura? jelas aksi backdoor listing ini agak berbeda dengan PANI, hingga LABA yang semuanya memang berencana melakukan pengembangan bisnis di Indonesia.

Jika dilihat jejak entitas-nya yang sempat listing di ASX, Tian Poh Resources Ltd., juga terlihat tidak begitu mulus. Manajemen TPO mengajukan suspensi saham TPO sejak 11 Agustus 2021. Hingga akhirnya TPO delisting secara teknis dari bursa saham Australia pada Agustus 2023 karena sudah 2 tahun suspensi sahamnya. 

Secara bisnis, ada beberapa keterangan di keterbukaan informasi yang menjelaskan jika bisnis di Mongolia sifatnya masih eksplorasi. 

Hal itu terlihat dari informasi yang dirilis pada 31 Januari 2022, perseroan masih terus melakukan studi kelayakan komersial operasi penambangan pada 2022/2023 selaras dengan pemulihan harga batu bara pada periode tersebut. Perseroan juga mengevaluasi opsi pendanaan potensial dan studi nilai tambah yang memanfaatkan batu bara yang ditambah dari proyek, serta opsi pendanaan untuk operasional. 

Menariknya, dalam laporan keuangan TPO sepanjang 2021, perseroan mencatatkan kerugian sekitar 874,13 dolar Australia. Nilai kerugian itu menipis setelah sebelumnya di 2020 merugi 4,94 juta dolar Australia yang disebabkan pada periode itu tidak ada penjualan sama sekali. 

Catatan lainnya, tingkat utang berbunga TPO per 2021 itu cukup tinggi senilai 5,15 juta dolar Australia dengan posisi ekuitas defisit 4,62 juta dolar Australia. Adapun, itu menjadi laporan keuangan terakhir dari TPO yang bisa diakses. 

Lalu, bagaimana kondisi bisnis induknya Poh Resources? ini masih menjadi misteri karena bukan perusahaan terbuka. Di sisi lain, bisnis dari Poh Group ini juga menjamah daerah-daerah yang tidak populer, seperti Mongolia, Kamboja, hingga Bhutan. 

Awalnya, kami pikir ada sinyal Poh Group ingin mengakuisisi tambang di Indonesia makanya memilih backdoor listing di Indonesia. Jika hal ini yang dilakukan, efeknya bisa positif juga ke saham NINE. Namun, jika setelah backdoor listing, Poh Group tidak melakukan akuisisi aset apapun di Indonesia, tujuan mereka masuk ke pasar saham Indonesia ini yang patut dipertanyakan. Meski, ada kemungkinan lainnya, yakni menjadikan NINE sebagai perusahaan trader untuk menangkap konsumen korporasi di Indonesia.

Fakta itu semua akan bisa terlihat dari prospektus detail saat right issue, jika nantinya Poh Group secara langsung masuk sebagai pemegang saham NINE. Namun, jika menggunakan entitas lain, mungkin masih sulit mendeteksinya hingga nanti right issue tahap kedua, yakni potensi inbreng aset dan kepemilikan Poh Resources ke NINE. (asumsi inbreng ini berasal dari perkiraan kami dengan melihat nilai right issue yang cukup besar dibandingkan dengan market cap NINE yang hanya Rp440 miliar).

Jadi, apakah setelah suspensi dibuka, perlu kejar saham NINE? kami pikir bisa melakuan wait and see terlebih dulu. Jika potensinya memang bagus, peluang di depan bisa lebih besar. Apalagi, mau ada rencana right issue juga yang kita tidak tahu berapa harga pelaksanaan yang ditentukannya.

PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini