Prabowo Lirik Rp200 triliun dari BUMN untuk Danantara, Bakal Pesta Dividen?

Danantara jadi omongan banyak orang, dari mau jadi apa saham BUMN selanjutnya, sampai gimana caranya Rp200 triliun dari BUMN masuk ke Danantara? simak ulasannya di sini.

Prabowo Lirik Rp200 triliun dari BUMN untuk Danantara, Bakal Pesta Dividen?

Mikirduit – Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan meluncurkan Danantara, sebagai sovereign wealth fund (SWF) Indonesia yang baru pada 24 Februari 2025. Konon, Prabowo meminta hasil laba bersih Rp200 triliun dari total Rp300 triliun (proyeksi Kementerian BUMN) untuk dikelola oleh Danantara. Apakah jadi sinyal saham BUMN bakal pesta dividen tahun ini?

Konsep Danantara adalah perusahaan holding investasi seperti Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia. 

Temasek didirikan pada 1974, tahap pertama, mereka mengelola 35 perusahaan dari menteri Keuangan Singapura. Kini, portofolio Temasek berkembang ke beberapa bisnis mulai dari Alibaba, Bayer, Blackrock, hingga Visa dan Zomato. 

Dari mana Temasek bisa menumbuhkan asetnya yang berawal dari kumpulan BUMN Singapura tersebut? 

Jawabannya, dari pengelolaan dividen yang diinvestasikan ke aset atau akuisisi perusahaan tertentu. Setelah nilainya naik, Temasek melakukan divestasi dan mendapatkan dana segar lebih banyak lagi. 

Selain itu, tambahan dana segar Temasek berasal dari surat utang hingga pinjaman bank yang sudah diukur potensi keuntungannya bisa menutup biaya bunga dan kupon dari pinjaman tersebut.

Untuk itu, sebagai tahap awal pengelolaan dana Danantara akan memanfaatkan dana dari dividen BUMN pada tahun 2025 (dari tahun buku 2024). Jadi, bagaimana komposisi dividen BUMN untuk bisa memenuhi keinginan Prabowo, yakni Rp200 triliun untuk dikelola Danantara?

Proyeksi Dividen BUMN Jika Diminta Rp200 triliun untuk Danantara

Dalam rencana awal, ada 7 BUMN yang berada di bawah Danantara, yakni Pertamina, PLN, BBRI, BBNI, BMRI, TLKM, MIND ID (PTBA, ANTM, TINS, dan Inalum). Ketujuh BUMN ini sudah berkontribusi terhadap 80 persen laba bersih seluruh emiten BUMN. 

Jika Prabowo menginginkan dana Rp200 triliun dari proyeksi Erick Thohir laba bersih sekitar Rp300 triliun, berarti ada potensi kenaikan dividen payout ratio anomali dari saham BUMN. 

Hal itu sudah terendus dari aksi BBRI yang tetap memasang tingkat dividen payout ratio tinggi meski kinerja lagi penuh tantangan. Meski, dasar BBRI bagi dividen cukup kuat juga karena tingkat rasio kecukupan modal masih cukup kokoh di sekitar 26 persen. 

BBNI juga mengkaji kemungkinan pembagian dividen sekitar 55-60 persen dari sebelumnya sekitar 40-50 persen. 

Namun, kejutan datang dari MIND ID. Pada tahun lalu, MIND ID disebut akan menurunkan tingkat payout ratio-nya menjadi sekitar 35-50 persen. 

Dengan berbagai rencana Danantara ini, bagaimana prospek dividen BUMN pada tahun ini? 

Dari perhitungan kami, jika Pertamina dan PLN meningkatkan porsi pembagian dividen menjadi 65 persen dan 50 persen laba bersih (dari rata-rata sebelumnya 25 persen dan 15 persen), target dividen Rp200 triliun bisa tercapai. 

Dari sini, BBRI kami proyeksikan membagikan dividen 90 persen. Dengan begitu, sisa dividen finalnya (di luar interim Rp135) menjadi Rp221 per saham. Dengan menggunakan harga saham per 18 Februari 2025, tingkat dividend yield BBRI sekitar 5,35 persen.

Lalu, BBNI kami proyeksikan bakal bagikan dividen dengan batas atas 60 persen. Berarti tingkat dividen sekitar Rp345 per saham. Dengan harga saham per 18 Februari 2025, tingkat dividend yield sekitar 7,32 persen. 

Untuk BMRI, kami ekspektasikan menaikkan dividen payout ratio menjadi 70 persen. Berarti tingkat dividen sekitar Rp417 per saham. Dengan harga saham per 18 Februari 2025, tingkat dividend yield sekitar 7,7 persen. 

Untuk TLKM, kami juga ekspektasikan menaikkan dividen payout ratio menjadi 70 persen. Dengan menggunakan asumsi laba bersih per saham twelve trailing month 2024 sekitar Rp229 per saham, berarti tingkat dividen bisa mencapai Rp160 per saham. Jika menggunakan harga saham per 18 Februari 2025, berarti tingkat dividend yield sektiar 6 persen. 

Lalu, untuk saham di bawah MIND ID, kami menargetkan tingkat dividend payout ratio yang lebih konservatif sesuai dengan guideline dari manajemen di akhir tahun lalu. MIND ID ekspektasi dividend payout ratio sekitar 35-50 persen. 

Dari perhitungan kami, ANTM dan PTBA akan mencatatkan payout ratio 70 persen, sedangkan TINS sekitar 50 persen. Dengan asumsi Inalum juga bagikan dividen 50 persen, berarti kontribusi dividen MIND ID ke Danantara sekitar 60 persen.

Jika sesuai dengan skenario kami, potensi dividen ANTM di 2025 menjadi sekitar Rp70 per saham. Dengan harga saham per 18 Februari 2025, berarti tingkat dividend yield sekitar 4,56 persen. 

Lalu, dividen PTBA sekitar Rp337 per saham. Dengan harga saham per 18 Februari 2025, nerarti tingkat dividend yield sekitar 12,54 persen. 

Terakhir, dividend TINS diperkirakan sekitar Rp36 per saham. Dengan harga per 18 Februari 2025 berarti tingkat yield sekitar 3,46 persen.

Nasib BUMN di Bawah Danantara

Posisi Danantara di sini adalah pengelola aset sehingga tidak ada pengaruh signifikan dengan perjalanan bisnis emiten BUMN tersebut. Danantara akan mengelola hasil dividennya untuk diinvestasikan sesuai dengan filosofi investasi-nya (yang kalau dari ucapan prabowo ke energi baru terbarukan, manufaktur, hilirisasi, dan pangan). 

Bahkan, tidak menutup kemungkinan Danantara berinvestasi di perusahaan global seperti Temasek yang punya saham di beberapa emiten di dunia. 

Tantangannya adalah perbedaan skema antara Danantara dengan Temasek, yakni Danantara dikabarkan di bawah presiden secara langsung, sedangkan Temasek di bawah Kementerian Keuangan. Ini menjadi pertanyaan besar kenapa sampai di bawah presiden langsung. 

Apalagi, mantan presiden dan ormas keagamaan ditunjuk sebagai pengawas yang menjadi pertanyaan besar. 

Faktor ini yang bisa membuat Danantara sulit berkembang karena dana yang didapatkan dari dividen kemungkinan dikelola untuk penugasan pemerintah yang biasanya kurang menguntungkan. Misalnya, program makan bergizi, program 3 juta rumah, dan lainnya. 

Sehingga status di bawah Danantara ini hanya perubahan skema dari di bawah Kementerian BUMN menjadi di bawah Presiden secara langsung. 

Namun, seharusnya untuk saham-saham big bank BUMN tetap bisa menjalankan bisnis as usual. Kecuali, ada kewajiban mendanai program hilirisasi yang secara bisnis bank dinilai berisiko. Ini menjadi risiko bagi bisnis bank ketika ternyata proyeknya mandek.

Adu Kinerja 10 Saham Bank yang Sudah Rilis Lapkeu 2024, Siapa yang Menarik?
Sederet perbankan RI sudah merilis kinerja sepanjang tahun lalu, mayoritas masih menjaga momentum positif pertumbuhan laba, tetapi lebih landai dari tahun sebelumnya. Lantas, siapa yang kinerjanya paling kuat dan punya prospek apik tahun ini?

Kesimpulan

Jika perkiraan kami terkait kenaikan porsi dividen dari beberapa BUMN besar ini terealisasi, ini bisa jadi momentum kenaikan harga jelang cum-date. Namun, jika ada kenaikan harga yang sangat anomali, kita juga harus waspada. Jangan sampai, kejadian booming saham BUMN karya saat INA, sovereign wealth fund besutan presiden Indonesia era Jokowi, tidak membuatmu mengalami kerugian signifikan.

Namun, pesta dividen bisa jadi batal JIKA ternyata ada skema penyertaan modal tanpa perlu membagikan dividen ke seluruh pemegang saham, termasuk investor ritel. Meski, poin ini hampir nggak mungkin karena lazimnya penyertaan modal dilakukan oleh induk usaha bukan anak usaha atau portofolio investasi. Tapi, ya siapa tau ada skema lainnya yang di luar nalar kita.

Dari deretan saham BUMN ini, mana yang menurutmu paling menarik?

Jadi, bagaimana merapikan portofolio saham-mu saat ini? kamu bisa curhat di Grup Diskusi Mikirdividen bersama ratusan investor lainnya. Yuk join Mikirdividen sekarang.

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini