Prospek 3 Saham BUMN Karya yang Meroket, Tanda Sudah Sehat atau Gorengan Aja?

Saham konstruksi kompak naik sejak akhir bulan Juni 2024. Ada apa sebenarnya? apakah ini menjadi tanda kebangkitan mereka? atau cuma sesaat aja?

Prospek 3 Saham BUMN Karya yang Meroket, Tanda Sudah Sehat atau Gorengan Aja?

Mikirduit – Salah satu kenaikan harga saham yang cukup fenomenal terjadi di saham WIKA, bersama BUMN karya lainnya. Apakah ini tanda-tanda pemulihan kinerja BUMN karya? kami akan ulas untuk kamu yang belum sempat masuk ke saham BUMN karya ini agar tidak FOMO. 

Saham WIKA bergerak cukup agresif dengan mencatatkan 1 bagger hanya dalam 2 pekan. Banyak yang bertanya-tanya ada apa dengan saham WIKA?

Kenaikan saham WIKA juga diikuti oleh beberapa saham BUMN karya lainnya seperti PTPP yang sudah naik 52,64 persen sejak 19 Juni 2024, ADHI naik 54,44 persen sejak 19 Juni 2024.Tercatat hanya WSKT yang masih terjebak dengan suspensinya. 

Kenaikan saham BUMN karya ini selaras dengan rencana pengajuan penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun anggaran 2025. Ketiga BUMN karya itu mengajukan PMN untuk penyelesaian proyek seperti, ADHI mengajukan pembangunan tol Jogja-Bawen dan Solo-Jogja senilai Rp2,09 triliun. WIKA mengajukan PMN Rp2 triliun untuk memperbaiki struktur permodalan, dan PTPP mengajukan Rp1,56 triliun untuk proyek Jogja-Bawen. 

Kabarnya, Kementerian BUMN dan para direksi akan mendiskusikan rencana PMN itu dengan Komisi VI DPR RI pada 8 Juli 2024. 

Meski begitu, pergerakan harga WIKA jelas lebih spesial dibandingkan dengan kedua saham BUMN karya lainnya. Ada apa dengan WIKA?

Fakta di Balik Lonjakan Saham WIKA

Kenaikan harga saham WIKA bisa dibilang di luar kewajaran, apalagi jika dibandingkan dengan sister company-nya seperti ADHI dan PTPP. BEI sampai meminta penjelasan WIKA terkait fluktuasi harga saham yang signifikan, pasalnya dari segi keuangan sendiri WIKA masih bermasalah dengan lilitan utangnya. 

Manajemen WIKA menjelaskan tidak ada fakta atau informasi material yang mempengaruhi nilai efek perusahaan. Namun, manajemen mengungkapkan perseroan berencana melakukan aset recycling pada semester II/2024. 

Aset recycling adalah aksi divestasi untuk aset-aset perseroan yang tidak produktif. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu upaya penyehatan keuangan perseroan ke depannya. 

Selain itu, WIKA juga lagi rutin melakukan roadshow bersama analis dan pihak aset management, termasuk Pefindo ke sejumlah proyek perseroan. Hal itu kabarnya dilakukan untuk memberikan gambaran terkait transformasi perseroan yang dinilai telah menunjukkan progres yang positif. 

Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengatakan pihaknya sempat membawa analis dan pihak aset management ke beberapa proyek di  Surabaya, IKN, Proyek RS Persahabatan Jakarta, hingga ke kantor pusat WIKA untuk melihat bagaimana strategi mengelola arus kas untuk penyehatan keuangan perseroan. 

Sampai Mei 2024, WIKA memang telah mencatatkan kontrak baru senilai Rp8,66 triliun. Kontrak itu meliputi segmen industri, disusul segmen infrastruktur dan gedung, serta properti. 

Sementara itu, sampai kinerja kuartal I/2024, tingkat utang berbunga WIKA naik 6,4 persen menjadi Rp39,38 triliun. Tingkat debt to equity ratio (DER) WIKA pun tembus sampai 8 kali.  Meski, utang jangka pendek senilai Rp12,75 triliun sudah direstrukturisasi jadi utang jangka panjang. Sehingga total utang jangka pendeknya turun 86 persen menjadi Rp2,78 triliun. 

Meski kondisi itu bisa dibilang belum sepenuhnya aman, mengingat tingkat kas dan setara kas WIKA hanya Rp1,95 triliun. Artinya, sepanjang tahun ini WIKA butuh tambahan dana segar untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang rata-rata kurang dari 1 tahun tersebut.

Dari sisi kinerja, WIKA mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 18,75 persen menjadi Rp3,53 triliun. Meski begitu, dari sisi gross profit margin menunjukkan perbaikan menjadi 8 persen dibandingkan dengan 7,43 persen pada periode sama tahun sebelumnya. 

Jika dilihat kondisi segmen bisnis WIKA, perseroan hanya mampu mencatatkan laba dari dua segmen bisnis, yakni industri dan hotel. Lalu, segmen lainnya seperti infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant, real estate dan properti, hingga investasi mencatatkan kerugian.

Divestasi bisa jadi dilakukan selaras dengan rencana merger WIKA dengan PTPP yang akan fokus mengelola proyek pelabuhan, airport, dan residensial.

Jika Saham Tiba-tiba Tidak Bagi Dividen, Pertanda Buruk?
GGRM, CFIN, dan DMAS tidak diduga-duga malah tidak bagikan dividen final. Kalau begitu, ada pertanda apa ya?

Saham ADHI

Secara fundamental dan keuangan, kondisi ADHI dan PTPP lebih baik dibandingkan dengan WIKA. 

ADHI pun baru mengumumkan perseroan telah memperoleh kontrak baru hingga Juni 2024 mencapai Rp10,2 triliun. Kontrak baru selama semester I/2024 itu diraih 50 persen untuk proyek gdeung, 32 persen proyek air, dan sisanya jalan dan jembatan, properti, dan manufaktur.

Dari sisi tingkat utang, ADHI lebih baik juga. Dengan total utang Rp12,27 triliun, DER ADHI hanya 1,42 kali. Utang jangka pendeknya pun sekitar Rp6,76 triliun. Nilai itu memang sedikit lebih besar daripada kas setara kas per kuartal I/2024 yang senilai Rp6,42 triliun. Namun, seharusnya tingkat utang jangka pendek itu masih bisa dihandle perseroan.

Dari sisi keuntungan, ADHI mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 1,21 persen menjadi Rp2,63 triliun. Lalu, laba bersihnya naik 20,15 persen menjadi Rp10,15 miliar. Namun, kenaikan laba bersih itu terjadi karena ada penurunan porsi tingkat kepentingan non pengendali dari Rp21 miliar di kuartal I/2023 menjadi Rp6,5 miliar di kuartal I/2024. 

Menariknya, dari sisi arus kas operasional, ADHI sudah mencatatkan angka positif senilai Rp1,77 triliun. 

Hanya saja, kami menilai ada risiko saham ADHI dalam jangka menengah panjang terkait penyelesaian kewajiban jika tidak memperbaiki margin keuntungannya. Sampai kuartal I/2024, gross profit margin ADHI hanya 8,6 persen. Angka itu lebih rendah daripada periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar 12,5 persen. Tingkat net profit margin juga hanya 0,39 persen. 

Dari segi segmen bisnis, ADHI cukup bagus karena 3 dari 4 segmen bisnisnya sudah mencatatkan laba bersih. 

Kontributor terbesar datang dari segmen teknik dan konstruksi, sedangkan kedua dari investasi dan konsesi, terakhir dari manufaktur. Sementara itu, segmen properti dan hospitality ADHI masih merugi sekitar Rp31 miliar. Jika segmen ini diperbaiki, kinerja ADHI bisa lebih oke. 

Dalam rencana merger, ADHI rencananya akan dimerger dengan Nindya Karya dan Brantas Abipraya yang fokus untuk pembangunan infrastruktur air, rel, dan beberapa sektor terkait lainnya.

Saham PTBA vs ANTM, Mana yang Terbaik?
Dua saham tambang BUMN di bawah kendali MIND ID ini sudah murah, kira-kira mana pilihan yang terbaik ya?

Saham PTPP

Kondisi PTPP juga lebih baik dibandingkan dengan WIKA. Total utang berbunga PTPP hingga kuartal I/2024 sekitar Rp18,55 triliun. Dengan begitu, tingkat debt to Equity rasio (DER) PTPP sekitar 1,56 kali. 

Meski begitu, tingkat utang jangka pendek PTPP mencapai Rp6,4 triliun, sedangkan kondisi kas dan setara kas serta investasi jangka pendek hanya sekitar Rp4,1 triliun. Ini menjadi catatan tersendiri untuk PTPP. 

Meski, dalam keterangan resmi, PTPP mengumumkan kalau mereka telah membayar obligasi dan suku jatuh tempo senilai Rp1,25 triliun. 

Dari sisi perolehan kontrak baru, PTPP mencatatkan nilai kontrak sekitar Rp8,9 triliun hingga Mei 2024. Kinerja PTPP di kuartal I/2024 juga terlihat bagus dengan kenaikan pendapatan sebesar 5,68 persen menjadi Rp4,61 triliun, sedangkan laba bersih meroket 176 persen menjadi Rp94 miliar. 

Namun, tidak ada hal teknis dari perkembangan bisnis yang mendorong pertumbuhan laba bersih, tapi didorong pencatatan laba bersih kepada entitas induk yang naik menjadi Rp94 miliar. 

Sementara itu, dari sisi laba kotor hingga laba sebelum pajak, tren kinerja PTPP masih turun. 

Laba kotor PTPP turun 6,32 persen menjadi Rp528 miliar. Tingkat gross profit margin pun turun menjadi 11,45 persen dibandingkan dengan 12,92 persen. Dari sisi laba bersih sebelum pajak turun 22 persen menjadi Rp49,7 miliar. Tingkat margin laba sebelum pajak hanya 1,08 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 1,48 persen pada periode sama di tahun sebelumnya. 

Apalagi, catatan arus kas operasional perseroan di kuartal I/2024 juga mencatatkan angka negatif Rp840 miliar. Sehingga kenaikan laba bersih senilai Rp94 miliar itu tidak berkorelasi dengan posisi kas dari operasi bisnis perseroan yang malah negatif.

Cara Mencari Harga Wajar Sebuah Saham
Banyak salah kaprah soal harga wajar saham dari book value per share dianggap harga wajar hingga asumsi harga saham dengan PE di bawah 10 kali dan PBV di bawah 1 kali adalah saham murah. Jadi, gimana menentukan harga wajar?

Kesimpulan

Saham BUMN karya secara fundamental memang kurang menarik untuk investasi, tapi hingga catatan per Desember 2023, saham ini masih dipegang oleh mayoritas big fund. 

Misalnya, 10 besar pemegang saham WIKA antara lain:

1. Pemerintah Indonesia sebesar 91 persen 

2. BPJS Ketenagakerjaan program JHT sebesar 0,75 persen 

3. Taspen sebesar 0,39 persen 

4. Fund dari Norwegia sebesar 0,37 persen 

5. Vanguard sebesar 0,24 persen 

6. Blackrock sebesar 0,2 persen

7. Koperasi Karyawan WIKA sebesar 0,12 persen 

8. BPJS ketenagakerjaan program Jaminan Pensiun sebesar 0,11 persen,

9. BPJS Ketenagakerjaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja sebesar 0,09 persen

10. Citigroup sebesar 0,06 persen.

Namun, hal itu tidak berarti membuat saham BUMN karya seperti WIKA, PTPP, dan ADHI menarik diborong. Kecuali, jika kamu ingin swing trading memanfaatkan fluktuasi jangka pendek. 

Soalnya, tingkat risiko utang jangka menengah masih tinggi hingga hasil penyehatan keuangan bisa selesai. Ditambah, saham ini juga tidak bagi dividen. Artinya secara risk-reward, lebih cukup besar risikonya. 

Apalagi, secara model bisnis, tingkat margin keuntungan juga sangat rendah. Sehingga pertumbuhan bisnis jangka menengah pendek masih akan berkutat untuk penyelesaian kewajiban yang cukup besar tersebut.

Join Market Outlook Semester II/2024 Mikirduit Pada 20 Juli 2024 Pukul 13:00 - selesai secara Online

Market outlook semester II/2024 akan membahas saham-saham potensial dari untuk investing maupun trading pendek yang menarik. Kamu yang ikutan akan diberikan booklet spesial market outlook jelang penurunan suku bunga the Fed agar tidak kelewatan momentum jelang bullish market.

Jika kamu bukan member Mikirdividen, kamu bisa daftar presale diskon Rp50.000 dengan kode promo SAHAMBULLISH dengan klik link ini (kode promo bisa dimasukkan setelah klik tombol bayar)

Lalu, jika kamu mau ambil paket lengkap bisa join Mikirdividen Bundling dan dapatkan paket lengkap:

  • Ulasan 31 Saham Dividen Jangka Panjang yang Diupdate Setiap Rilis Laporan Keuangan
  • Publikasi Bulanan untuk gambaran arah market sebulan ke depan, terbit setiap akhir bulan
  • Grup diskusi mikirdividen
  • Event Online Bulanan termasuk Market Outlook Semester II/2024

Klik di sini untuk join Mikirdividen Bundling dan nikmati potongan harga tambahan jika menggunakan kode promo SAHAMBULLISH.