Prospek 5 Saham Asuransi Umum, Dapat Berkah dari Wajib Punya Asuransi Kendaraan?

Pemerintah dan OJK lagi godok aturan turunan terkait kewajiban punya asuransi kendaraan bagi masyarakat. Lalu, apa saham yang akan diuntungkan dari kebijakan tersebut?

Prospek 5 Saham Asuransi Umum, Dapat Berkah dari Wajib Punya Asuransi Kendaraan?

Mikirduit – Saham asuransi umum kompak naik, terutama saham yang skalanya besar seperti TUGU dan AHAP. Pendorong utamanya adalah rencana kewajiban kepemilikan asuransi kendaraan pada 2025 yang tertera dalam Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK). Kira-kira, emiten asuransi apa yang akan menarik dan bagaimana skemanya? 

Saat ini OJK dan pemerintah lagi menciptakan aturan turunan terkait kewajiban asuransi kendaraan tersebut. Nantinya, akan dibentuk satu konsorsium asuransi umum untuk membuat produk asuransi kendaraan sejuta umat. Artinya, akan ada beberapa perusahaan asuransi umum yang memenuhi kriteria untuk membentuk satu entitas dalam mengurus asuransi kendaraan wajib untuk masyarakat tersebut. 

Namun, sampai saat ini belum ada detail perusahaan asuransi umum apa saja yang akan tergabung dalam entitas konsorsium tersebut. Ekspektasi kami, harusnya ada kombinasi antara asuransi umum milik BUMN dengan asuransi swasta besar yang sesuai dengan ketentuan seperti memiliki tingkat risk based capital yang sehat alias jauh di atas 120 persen. 

Sejauh ini asuransi umum milik BUMN adalah Jasindo, sedangkan asuransi yang terafiliasi dengan BUMN adalah TUGU. Pertanyaannya, siapa asuransi swastanya? untuk itu, kami akan ulas lima saham asuransi umum dengan marketcap terbesar di Indonesia, serta tiga saham asuransi umum yang memiliki tingkat dividen menarik.

Saham TUGU

TUGU adalah emiten asuransi umum yang dikendalikan oleh PT Pertamina (Persero) selaku pemegang 58,5 persen saham perseroan. Selain itu, TUGU juga dimiliki oleh Samsung Fire and Marine Insurance Co. Ltd sebesar 5,29 persen, serta UOB Kay Hian Pte., Ltd sebesar 15,89 persen, sisanya sekitar 20 persen dimiliki oleh publik. 

TUGU memiliki tiga segmen bisnis, yakni korporasi, ritel, dan syariah. Dari sisi korporasi ada jasa asuransi umum untuk energi (sesuai dengan kebutuhan pengendali), kebakaran dan properti, kelautan, penerbangan dan satelit, rekayasa, kredit dan penjaminan, aneka, tanggung gugat, dan kesehatan. 

Lalu, dari segi ritel ada asuransi kendaraan roda empat, dua, dan kecelakaan, serta asuransi kebakaran rumah, toko, uang muka, perjalanan, dan mudik.

Terakhir dari segmen syariah ada segmen kendaraan roda empat, dua, properti, dan perjalanan umroh serta haji. 

Secara kinerja bisnis, TUGU mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 33,84 persen menjadi Rp1,18 triliun. Kenaikan pendapatan didorong pendapatan premi bruto dan penurunan penyisihan kerugian. Meski begitu, beban TUGU naik 135 persen yang membuat laba sebelum pajak dan laba entitas asosiasi turun 38,55 persen menjadi Rp300,52 miliar. 

Penurunan laba ini disebabkan adanya kenaikan total beban klaim neto sebesar 25,86 persen menjadi Rp558,21 miliar. Ditambah, adanya pendapatan menang gugatan di kuartal I/2023 senilai Rp900 miliar yang membuat kinerja di kuartal I/2024 mencatatkan penurunan signifikan. 

Overall, laba bersih TUGU di kuartal I/2024 turun 78 persen menjadi Rp198 miliar. Meski, kami menilai jika mengecualikan pendapatan menang gugatan, kinerja TUGU masih bertumbuh. 

Dari sisi manajemen risiko, TUGU mampu mendorong risk based capital-nya naik konsisten di 500-an persen. Posisi ini jauh di atas standar minimal OJK sebesar 120 persen. 

TUGU menjadi salah satu emiten asuransi umum yang juga rutin bagi dividen. Rata-rata tingkat dividend payout ratio sekitar 40 persen dari laba bersih. Kami ekspektasi laba bersih per saham TUGU sepanjang 2024 sekitar Rp176 per saham. Berarti asumsi tingkat dividen bisa sekitar Rp70,4 per saham, artinya tingkat dividend yield dengan harga Rp1.135 per saham menjadi sekitar 6,2 persen. 

Dengan mengasumsikan kinerja TUGU berpotensi mencatatkan pertumbuhan konsisten di masa depan, harga wajarnya berada di Rp1.320 per saham.

3 Saham yang Lagi Diskon dengan Prospek Bisnis Bertumbuh
IHSG memang sudah ke 7.000, tapi ada nih 3 saham yang masih murah dengan prospek pertumbuhan bisnis yang agresif dalam 2 tahun ke depan. Siapa saja mereka? simak ulasannya di sini

Saham AMAG

AMAG adalah emiten asuransi umum yang dimiliki oleh Fairfax Asia Ltd dengan kepemilikan 80 persen, sedangkan pengendali sebelumnya PNBN kini hanya memegang sekitar 7,76 persen setelah melepas ke pengendali saat ini pada 2016. Untuk publik sekitar 12 persen. 

Beberapa produk asuransi umum AMAG antara lain, MAGNA Mobil, Sehat, Properti, Wisata Luar Negeri, Wisata Domestik, Asuransi risiko Cyber, Asuransi Uang, Asuransi Pengangkutan barang, Asuransi kehilangan barang, Asuransi alat berat, rekayasa, dan Gempa Bumi. 

Secara skala bisnis, AMAG masih di bawah TUGU. Sampai kinerja kuartal I/2024, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 36,75 persen menjadi Rp264,19 miliar. Laba bersih AMAG melejit sebesar 181 persen menjadi Rp43 miliar. Pendorong kinerja AMAG adalah lebih kepada pengelolaan beban yang lebih efisien, seperti total beban usaha hanya naik 24,29 persen menjadi Rp217 miliar saat pendapatan naik hampir 37 persen. Untuk tren risk based capital AMAG sampai akhir 2023 ada di kisaran 300-an persen. 

AMAG juga menjadi emiten yang rutin bagi dividen sejak 2019, meski tingkat dividend payout rationya cenderung fluktuatif dari 60 persen hingga 166 persen. Kami proyeksi, laba bersih AMAG di 2024 sekitar Rp39 per saham. Dengan asumsi dividend payout ratio sekitar 60 persen, berarti tingkat dividen sekitar Rp23 per saham. Dengan harga saham per 17 Juli 2024, berarti tingkat dividend yield sekitar 7,5 persen. 

Untuk harga wajar saham AMAG dengan metode relatif PBV sekitar Rp308 per saham. 

Saham AHAP

AHAP adalah emiten asuransi yang terafiliasi dengan grup Salim. 62,57 persen saham AHAP dipegang oleh PT Asuransi Central Asia, yang merupakan entitas milik Grup Salim. Sementara itu, masyarakat memegang sekitar 25 persen, serta Sendra Gunawan sebagai salah satu pemegang saham di atas 10 persen memegang sekitar 12,12 persen saham AHAP. 

AHAP memiliki beberapa produk asuransi umum, seperti polis standar asuransi kendaraan bermotor, asuransi risiko industri, kebakaran, gempa bumi, terorisme, kecelakaan, pengangkutan barang, proyek konstruksi, penyimpanan uang, pengiriman uang, kehilangan akibat pencurian, perjalanan, tanggung gugat, mesin, dan alat berat. 

Sementara itu, kondisi keuangan AHAP justru tidak begitu bagus. Kinerja kuartal I/2024 perseroan, AHAP mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 8,06 persen menjadi Rp50 miliar. Namun, beban klaim naik 34 persen menjadi Rp51 miliar. Sehingga, AHAP mencatatkan kerugian sekitar Rp7,97 miliar. Sementara itu, Risk Based Capital AHAP per kuartal I/2024 sekitar 173 persen. 

Untuk AHAP menjadi salah satu emiten asuransi umum yang tidak bagi dividen. Salah satu penyebabnya kinerja laba/rugi perseroan cenderung fluktuatif.

Sementara itu, posisi harga saham AHAP bisa dibilang cukup mahal dengan asumsi wajar di Rp65 per saham.

Jika Saham Tiba-tiba Tidak Bagi Dividen, Pertanda Buruk?
GGRM, CFIN, dan DMAS tidak diduga-duga malah tidak bagikan dividen final. Kalau begitu, ada pertanda apa ya?

Saham ASRM

ASRM menjadi salah satu asuransi umum yang sebenarnya kurang likuid, tapi dari segi tingkat dividen cukup stabil dibandingkan dengan LPGI. 

ASRM ini dimiliki oleh beberapa pihak seperti, Wirastuti Puntaraksma memegang 11,64 persen, PT Ragam Venturindo memegang 10,57 persen, dan Korean Reinsurance Company memegang 10 persen. 

Produk ASRM ini juga cukup banyak seperti, Asuransi  Kendaraan, Properti, Kesehatan, Rangka Kapal, Pengangkutan, Penjaminan, Rekayasa, Syariah, Uang, Kecelakaan Diri, dan Tanggung Gugat. 

Menariknya lagi, jika dibandingkan dari segi pendapatan per kuartal I/2024, ASRM menjadi emiten asuransi kedua terbesar setelah TUGU. Meski, kinerja perseroan di kuartal pertama 2024 kurang oke. Pendapatan hanya tumbuh 4,54 persen menjadi Rp543 miliar, sedangkan laba bersihnya turun 31,91 persen menjadi Rp22,57 miliar. 

Penurunan laba bersih ASRM disebabkan oleh kenaikan beban usaha yang terdiri dari beban klaim, underwriting dan lainnya sebesar 24 persen menjadi Rp98 miliar. Untuk tingkat risk based capital ASRM masih ada di 200 persen.

Dari segi dividen, ASRM mencatatkan dividend payout rasio sekitar 25 persen. Kami proyeksi laba bersih per saham ASRM per 2024 sekitar Rp57 per saham. Dengan begitu tingkat dividennya sekitar Rp14 per saham. Jika dihitung dengan menggunakan harga 17 Juli 2024, berarti tingkat dividend yield-nya menjadi sekitar 3,76 persen. 

Adapun, untuk harga saham ASRM masih murah dengan asumsi wajar di Rp442 per saham. Hanya saja, ada risiko likuiditas yang mungkin membuat pergerakan harga sahamnya agak lambat.

Saham ASDM

ASDM adalah emiten asuransi umum yang dimiliki oleh GSMF, yang juga menjadi pemegang saham BGTG. Skala bisnis ASDM memang lebih kecil dibandingkan dengan 4 asuransi umum lainnya. 

Produk utama ASDM sendiri bukan asuransi otomotif, tapi mereka memiliki produk Dayin Usaha untuk paket asuransi industri, Dayin Rumah untuk asuransi properti, dan Dayin Travelmate untuk asuransi perjalanan.

Meski begitu, perseroan punya produk lainnya seperti asuransi kebakaran, otomotif, pengangkutan, Rekayasa, Rangka kapal, Alat berat, Pesawat, Tanggung Gugat, Kesehatan, Penyimpanan Uang, Kecelakaan Diri, dan Asuransi Mikro.

Untuk kinerja kuartal I/2024 ASDM, perseroan hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,88 persen menjadi Rp50,44 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Namun, dari segi laba bersih naik sebesar 35,79 persen menjadi Rp4,58 miliar. 

Salah satu pendorongnya adalah kenaikan beban usaha yang hanya sebesar 6,41 persen menjadi Rp44,72 miliar. Kenaikan itu lebih rendah dari kenaikan pendapatan perseroan. Hal itu didorong oleh pemulihan klaim dari reasuransi yang meningkat lebih dari 100 persen dan perubahan estimasi klaim dan liabilitas kontrak asuransi jangka panjang yang justru mengurangi beban Rp28 miliar. Adapun, risk based capital ASDM sekitar 339 persen. 

ASDM menjadi emiten yang rutin bagi dividen dengan tingkat dividen payout rasio sekitar 70 persen. Kami ekspektasi ASDM bisa mencatatkan laba bersih per saham 2024 sekitar Rp60 per saham. Dengan begitu, tingkat dividen per saham berpotensi senilai Rp42 per saham. Dengan asumsi harga saham ASDM per 17 Juli 2024, berarti tingkat dividend yield sekitar 8,78 persen. 

Adapun, harga saham ASDM juga tergolong murah dengan asumsi harga wajar sekitar Rp518 per saham. Hanya saja balik lagi, ini saham third liner yang ada risiko likuiditas. Jika ingin jadikan investasi, tingkat alokasi modalnya jangan terlalu tinggi menyesuaikan dengan likuiditas hariannya. 

Kesimpulan

Dari kelima saham ini, yang berpotensi masuk ke dalam konsorsium asuransi kendaraan bermotor secara nasional antara lain, TUGU dan AMAG karena dari skala bisnis juga cukup besar dan posisi bisnis yang cukup bagus, terutama risk based capital yang cukup tebal. Namun, kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang rencana konsorsium tersebut, seharusnya keputusan bisa rampung sebelum 2025 ini. 

Selain itu, kami hanya mengingatkan sektor asuransi ini bukan sektor saham populer sehingga jika ingin peluang cuan dari capital gain hanya bisa memanfaatkan momentum seperti saat ini. Kecuali, kamu sudah hold di harga bawah dan ingin kejar dividen di TUGU, AMAG, ASRM, dan ASDM itu bisa saja. 

Dari kelima saham asuransi umum ini, mana yang menarik perhatianmu?

Mau Belajar Investasi Saham Langsung Praktek dan Bisa Pilih Saham Terbaik di Waktu yang Tepat?

Yuk segera join Mikirdividen sekarang dan kamu akan dapat bonus ikutan Market Outlook Semester II/2024 yang akan diadakan secara online pada 20 Juli 2024.

Apalagi, kami lagi ada promo tambahan diskon Rp50.000 jika menggunakan kode promo: "SAHAMBULLISH" untuk semua produk Mikirduit.

Sebagai member Mikirdividen, kamu akan mendapatkan benefit lengkap seperti ini:

  • Ulasan 31 Saham Dividen Jangka Panjang yang Diupdate Setiap Rilis Laporan Keuangan
  • Publikasi Bulanan untuk gambaran arah market sebulan ke depan, terbit setiap akhir bulan
  • Grup diskusi mikirdividen
  • Event Online Bulanan termasuk Market Outlook Semester II/2024

Klik di sini untuk join Mikirdividen Bundling dan nikmati potongan harga tambahan jika menggunakan kode promo SAHAMBULLISH.

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini