Prospek 5 Saham Dividen Paling Kecil di Indeks HIDIV 20 di 2024
Indeks High Dividend 20 baru aja rebalancing, dan kami ulas 5 saham dengan dividen terkecil di indeks tersebut. Kenapa yang dibahas terkecil? karena mayoritas saham di high dividen itu punya dividennya kecil-kecil
Mikirduit – BEI baru saja me-rebalancing indeks High Dividen 20 yang menjadi indeks acuan saham yang memiliki tingkat dividen yield besar. Namun, nyatanya pemain baru yang masuk adalah saham dividen mini yang mendepak saham dividen jumbo. Kira-kira apa saja 5 saham dividen paling kecil di indeks High Dividen 20 ya?
Dalam rebalancing Januari 2024, BEI mendepak sektiar 7 saham dari indeks HIDIV 20, yakni ada BJBR, BJTM, BNGA, BSSR, HEXA, HMSP,dan MPMX. Ketujuh saham itu digantikan oleh, BRPT, ICBP, INKP, KLBF, SMGR, TPIA, dan UNVR.
Dengan mengacu ke list yang baru, siapa saja saham dengan dividen paling mini serta prospek dividennya di 2024?
Saham TPIA
Saham TPIA memang menjadi sorotan ketika masuk di saham dividen. Pasalnya, kinerja keuangan saham ini merugi dalam dua tahun terakhir. Walaupun, saat merugi di 2022, perseroan masih membagikan dividen senilai Rp5,13 per saham. Untuk membagikan dividen di 2022, TPIA harus merogoh kocek dari kantong saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Sampai kuartal III/2023, kinerja TPIA pun masih merugi sekitar 21,83 juta dolar AS. Dari sisi free cashflow juga negatif sekitar 600-an juta dolar AS.
Sebelumnya, di 2015-2018, TPIA beberapa kali membagikan dividen per saham dengan nominal jumbo hingga ratusan rupiah per saham, tapi tingkat yield-nya juga tetap rendah karena harganya tinggi. Nominal dividen per saham TPIA pun menciut setelah dalam kurun 15 tahun terakhir, TPIA sudah melakukan 2 kali stock split dan 2 right issue jumbo.
Sebenarnya, TPIA bisa saja membagikan dividen lagi di 2024 dengan menggunakan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya yang masih tersedia sekitar 787 juta dolar AS. Jika mengambil 100 juta dolar AS saja, berarti TPIA bisa membagikan dividen Rp17,91 per saham (asumsi kurs Rp15.500). Jika dihitung dengan harga saham penutupan 30 Januari 2024, tingkat yield-nya sekitar 0,32 persen.
Saham BRPT
Saham BRPT adalah induk dari TPIA dan ada di bawah pengendalian Prajogo Pangestu. Ini memang salah satu saham populer di 2023, tapi jika dilihat dari cerita dividennya mungkin tidak begitu menarik.
BRPT memang membagikan dividen di 2023 senilai Rp1,58 per saham. Kala itu tingkat yield-nya sekitar 0,21 persen. Lalu, BRPT pun bukan saham yang rutin bagi dividen juga. Setelah absen bagi dividen sejak 1997, BRPT baru bagi dividen lagi pada 2018 dan secara nominal dan tingkat yield juga tidak besar.
Menariknya, jika melihat kinerja kuartal III/2023, laba bersih BRPT ini memang naik cukup tinggi sebesar 217 persen menjadi 34,8 juta dolar AS.
Dengan mengasumsikan laba bersih per saham selama 12 bulan BRPT di 2023 sekitar Rp7,9 per saham (asumsi kurs Rp15.500). Berarti total dividen per saham menjadi Rp3,95. Dengan menggunakan asumsi harga saham 30 Januari 2024, berarti tingkat yield-nya sekitar 0,37 persen.
Saham ANTM
Saham ANTM memang membagikan dividen sedikit lebih besar di 2023 senilai Rp79,5 per saham. Saat itu, tingkat dividen yield-nya sekitar 3,95 persen. Namun, jangan lupa juga sifat dividen ANTM ini juga siklus. Bahkan, rata-rata tingkat dividen yield-nya sekitar 0,22 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir.
Meski begitu, ANTM masih bisa mempertahankan pembagian dividennya mengingat hingga kuartal III/2023, kinerjanya masih bertumbuh 8,45 persen menjadi Rp2,84 triliun. Dengan konsensus analis, laba bersih per saham ANTM di 2023 bisa ke Rp154 per saham, serta asumsi dividen payout ratio sebesar 50 persen. Berarti tingkat dividen ANTM di 2024 nanti bisa sekitar Rp77 per saham atau tingkat yield sebesar 4,87 persen. Tingkat yield mencatatkan kenaikan karena adanya penurunan harga di saat laba bersih bertumbuh.
Saham INKP
Saham INKP juga menjadi pendatang baru di indeks High Dividen 20. Saham pulp and paper milik Grup Sinarmas ini membagikan dividen senilai Rp50 per saham pada 2023. Saat itu, tingkat dividen yield-nya sekitar 0,68 persen.
Namun, INKP masih lebih oke lah daripada BRPT dan TPIA. Saham INKP ini memiliki rata-rata dividen yield dalam 3 tahun terakhir sektiar 1,68 persen. Meski, INKP sempat absen panjang bagi dividen dari 1997 hingga 2014. Setelah itu perseroan kembali rutin bagi dividen dengan yield terbesar di 2,7 persen.
Masalahnya, di 2024, dividen INKP ini berpotensi seret karena kinerjanya hingga kuartal III/2023 turun 50,4 persen menjadi 320,88 juta dolar AS. Jika melihat konsensus analis terkait laba bersih per saham INKP di Rp1.161 per saham. Lalu, tingkat dividen payout ratio sekitar 3 persen. Berarti, potensi dividen per saham INKP di 2024 sekitar Rp34,83 per saham. Dengan menggunakan harga saham 30 Januari 2024, tingkat yieldnya sekitar 0,45 persen.
Namun, bisa jadi, INKP menaikkan dividen payout ratio-nya hingga 5 persen agar nominal dividen per sahamnya tetap Rp50 per saham. Jika itu terjadi, tingkat dividen yield saham INKP ini menjadi 0,67 persen.
Saham AMRT
Saham AMRT membagikan dividen sekitar Rp24,06 per saham pada 2023. Kala itu tingkat dividen yield-nya sekitar 0,83 persen. Secara rata-rata tiga tahun terakhir, rata-rata dividen yield AMRT sekitar 0,59 persen.
Jika melihat realisasi kinerja AMRT hingga kuartal III/2023, laba bersih perseroan tumbuh 28 persen menjadi Rp1,61 triliun. Konsensus analis memperkirakan tingkat laba bersih per saham AMRT sekitar Rp82 per saham. Dengan asumsi tingkat dividend payout ratio di 35 persen, berarti dividen per sahamnya menjadi Rp28,7 per saham. Dengan menggunakan harga saham per 30 Januari 2024, berarti tingkat dividen yield-nya berpotensi di level 1,08 persen.
Kesimpulan
Dari data penjelasan indeks HIDIV20 ini menggambarkan kalau saham-saham di indeks ini memiliki karakter dividen yield besar. Namun, menariknya saat rebalancing, yang dilakukan BEI adalah mendepak saham dividen konsisten seperti BJBR, BJTM, MPMX, dan membawa masuk emiten dengan dividen yield terbatas, bahkan ada yang dalam kondisi rugi seperti TPIA, BRPT, dan INKP.
Belum lagi ada saham yang masih pusing bagaimana cara menumbuhkan bisnisnya seperti UNVR. Kami sempat masukkan saham ini adalah saham dengan dividen jumbo penuh jebakan.
Sehingga, kami menilai indeks HIDIV 20 ini kurang merepresentasikan saham-saham dividen jumbo di BEI. Meski, dalam headline Kontan pada 31 Januari 2024, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik bilang kriteria saham masuk IDX High Dividend 20 adalah dividen yield tiga tahun terakhir, nilai perdagangan di pasar reguler 3,6, dan 12 bulan, serta kapitalisasi pasar, serta free float.
Menariknya, saham BJBR yang rutin bagi dividen serta memiliki free float cukup besar sekitar 24 persen kalah dengan TPIA yang memiliki free float 7 persen. Berarti, bisa disimpulkan, BJBR hanya kalah dari segi transaksi di mana TPIA sempat booming dalam 3 bulan terakhir di 2023.
Di sini, menurut kami sih BEI seharusnya menetapkan indikator utama dan pendukung. Di mana, yang menjadi prioritas adalah indikator utamanya bukan indikator pendukung agar indeks saham sesuai dengan namanya.
Toh, sebenarnya indeks saham ini membantu kita untuk screening saham yang sesuai dengan kebutuhan. Akhirnya, kalau yang digunakan indikator non-prioritas sesuai nama indeksnya, berarti indeks high dividen ini memang tidak relevan untuk mencari saham dividen.
Mau dapat info saham dividen jumbo serta strategi investasi dan outlook publikasi bulanan?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini