Prospek Pasar Saham Indonesia Setelah di-Downgrade Morgan Stanley
Morgan Stanley downgrade pasar saham Indonesia menjadi underweight. Apa efeknya dan apa yang harus dilakukan investor dalam kondisi ini? simak ulasannya di sini.
Mikirduit – Morgan Stanley menurunkan rekomendasi saham-saham Indonesia menjadi underweight dalam portofolio investasinya untuk pasar asia dan emerging market. Kenapa diturunkan dan apa artinya untuk pasar saham Indonesia?
Ada dua alasan kenapa Morgan Stanley menurukan rekomendasi saham Indonesia di portofolio investasinya.
Pertama, ada ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan. Kebijakan fiskal yang dimaksud adalah janji kampanye Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yakni menyediakan makan siang dan susu bagi pelajar.
Program tersebut dinilai bisa menimbulkan beban fiskal yang besar, sedangkan prospek pendapatan Indonesia menurun akibat tren normalisasi harga komoditas.
Kedua, pelemahan kurs rupiah dan posisi suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih tinggi.
Lalu, apa arti penurunan rekomendasi menjadi underweight tersebut?
Memahami Rekomendasi Underweight
Underweight adalah opini atau rekomendasi dari analis untuk saham yang diperkirakan berkinerja buruk di masa depan. Selain itu, underweight juga menjadi tanda lembaga keuangan yang merilis rekomendasi itu juga mengurangi bobot kepemilikan saham underweight tersebut.
Misalnya, jika tadinya bobot di 20 pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley sekitar 20 persen dari total portofolionya. Mereka akan mengurangi bobot dari total portofolio keseluruhan menjadi 10 persen hingga 15 persen dari portofolionya.
Dalam penyesuaian bobot, biasanya saham yang kena pemangkasan bobot paling besar adalah saham dengan bobot paling kecil. Sehingga ada risiko fluktuasi harga di saham menengah kecil di Indonesia yang saat ini ada di Morgan Stanley.
Kondisi ini bisa memicu IHSG mencatatkan net sell asing karena penyesuaian bobot tersebut Untuk itu rekomendasi underweight kadang juga disebut sebagai sinyal jualan.
Adapun, 21 saham Indonesia yang ada dalam indeks MSCI antara lain, BBCA, BBRI, BMRI, TLKM, ASII, AMMN, BBNI, TPIA, AMRT, GOTO, ADRO, CPIN, KLBF, UNTR, BRPT, INDF, ICBP, MDKA, UNVR, INKP, dan ANTM.
Efek Rekomendasi Underweight Morgan Stanley ke IHSG
Sebelumnya, Morgan Stanley pernah menurunkan rekomendasi pasar saham Indonesia dari equal eight menjadi underweight pada Juli 2013. Kala itu, penurunan rekomendasi terjadi setelah Federal Reserve mulai mengetatkan kebijakan moneter pertama kalinya pasca krisis 2008 dengan melakukan tapering off. (Tapering off adalah aksi bank sentral mengurangi quantitative easing (QE) dalam bentuk pembelian surat berharga dengan tujuan meredam pertumbuhan jumlah uang beredar)
Kala itu, Morgan Stanley menurunkan rekomendasi pasar saham Indonesia dengan alasan World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi terbesar Asia Tenggara pada 2013 hanya bisa 5,9 persen. Angka itu lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 6,2 persen.
Penurunan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kala itu disebabkan tingkat inflasi yang tinggi didorong oleh kenaikan harga BBM subsidi yang membuat arah kebijakan Bank Indonesia cenderung mengetatkan moneter (menaikkan suku bunga).
Saat itu, pasar saham Indonesia mulai bergejolak sejak pertengahan mei 2013. Secara keseluruhan, IHSG turun sebesar 24 persen dalam periode Mei-Agustus 2013. Selama periode itu, tekanan net sell asing juga cukup deras. Sekitar Rp5 triliun dana asing di pasar saham keluar pada periode Mei-Agustus 2013.
Namun penurunan itu hanya terjadi sampai Agustus, setelah itu dalam waktu setahun, IHSG bisa melampaui level tertinggi indeks saham Indonesia pada Mei 2013.
Selain itu, Morgan Stanley juga pernah menaikkan peringkat rekomendasi pasar saham Indonesia menjadi overweight pada Juni 2020. Kala itu, alasannya ekonomi Indonesia dianggap bisa pulih ke level sebelum pandemi Covid-19 pada kuartal I/2021. Indonesia juga masuk kelompok ekonomi Asia yang bisa pulih lebih cepat setelah Covid-19.
Dari kenaikan rekomendasi itu, IHSG mencatatkan kenaikan hingga 63 persen dalam periode satu tahun.
Kesimpulan
Penurunan rekomendasi oleh Morgan Stanley menjadi underweight bisa menjadi peluang bagi kamu yang masih ada cash untuk mencari saham fundamental bagus murah selama 1-2 bulan ke depan. Toh, penurunan rekomendasi saham menjadi underweight oleh Morgan Stanley ini bukan kiamat.
Jika arah kebijakan suku bunga mulai menuju turun, seharusnya pasar saham bisa kembali bergairah, dan Morgan Stanley bisa menaikkan status rekomendasi untuk menarik net buy asing dan menggairahkan pasar saham Indonesia. Dengan catatan, pemerintah Indonesia juga memberikan gambaran jelas soal program makan siang gratis agar tidak membebani APBN terlalu besar.
Jadi, siap berburu saham murah di periode rekomendasi underweight dari Morgan Stanley?
Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024
Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini