Prospek Saham BJBR yang Siap Konsolidasi dengan 3 Bank Daerah
Saham BJBR memang lagi tertekan oleh kinerja keuangan yang lagi melambat. Namun, ada satu game changer saham BJBR di 2023 ini, yakni program KUB Bank Daerah. Begini Prospeknya.
Mikirduit – Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau BJBR bisa dibilang sudah berada di level harga yang murah. Meski, kinerja keuangan perseroan juga tengah tertekan akibat tingkat suku bunga yang tinggi. Namun, ada satu sentimen yang bisa mengubah arah saham BJBR, bukan dari kebijakan penurunan suku bunga, tapi seberapa sukses program kelompok usaha bank (KUB) di bank daerah jelang akhir 2024.
Seperti kita ketahui, OJK telah mengubah minimal modal inti perbankan dari Rp100 miliar menjadi Rp3 triliun. Hal itu membuat banyak bank kecil melakukan right issue atau diakuisisi oleh bank besar. Tak terkecuali bank daerah, meski untuk tenggat waktu bank daerah lebih panjang hingga akhir 2024.
Namun, hingga awal 2023, OJK mencatat ada 12 dari total 26 bank pembangunan daerah yang masih belum memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun. Untuk itu, salah satu solusinya adalah konsolidasi dengan bank daerah yang lebih besar. Jadi, nantinya bank daerah yang lebih besar cukup menambahkan modal secukupnya tidak perlu sampai menjadi Rp3 triliun, tetapi kinerjanya terkonsolidasi menjadi satu.
Di sini, BJBR menjadi salah satu bank daerah besar yang lagi berencana melakukan konsolidasi dengan beberapa bank daerah kecil yang sehat.
Dalam public expose pada 31 Oktober 2023, manajemen BJBR mengungkapkan perseroan tengah melakukukan proses KUB dengan Bank Bengkulu. "Saat ini sudah sampai tahap akhir, yakni proses pengajuan ke OJK untuk fit and proper test Bank BJB sebagai pemegang saham pengendali bersama Pemprov Bengkulu.
Skema KUB ini membuat bisnis BJBR akan bertumbuh secara anorganik. Pihak BJBR juga tengah berkomunikasi dengan BPD lainnya yang belum memenuhi ketentuan modal inti OJK untuk skema KUB jelang akhir 2024.
Manajemen BJBR mengungkapkan, perseroan telah menandatangani MoU KUB dengan 3 BPD, yakni Bank Bengkulu, Bank Sultra, dan Bank Maluku Malut. Selain, tiga BPD itu, masih ada beberapa BPD dengan kinerja sehat yang berkomunikasi secara informal dan berminat menjadi anggota KUB dari BJBR. "Namun, kami belum bisa publikasikan beberapa bank lainnya," ujarya.
Di tengah upaya BJBR untuk melakukan aksi KUB, manajemen mengungkapkan tidak ada rencana untuk melakukan right issue pada 2024. "Kami melihat kondisi permodalan dengan CAR per September 2023 sebesar 19,6 persen masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan ekspansi hingga 2024. Jadi, belum ada rencana right issue di 2024," ujarnya.
BACA JUGA: Saham Bank Paling Cuan Saat Suku Bunga Tinggi? Jawabannya TIDAK
Prospek dan Risiko BJBR Sebagai Induk KUB
Meski begitu, tidak dipungkiri jika ada peluang, berarti ada risiko. Jika dilihat, secara peluang adalah bisa meningkatkan skala bisnis BJBR ke seluruh Indonesia. Jika bisnis bank daerah lainnya yang tergabung dalam KUB juga bertumbuh konsisten, saham BJBR berpotensi menarik karena ada peluang mendapatkan tambahan pendapatan dividen dari anggota BPD KUB. Hal itu bisa mendorong laba bersih perseroan menjadi lebih positif. Namun, tetap, semua akan tergantung kualitas dari deretan bank yang bergabung dengan BJBR.
Paling terdekat adalah Bank Bengkulu yang dikabarkan sedang tahap fit and proper test di OJK.
Sampai kuartal III/2023, kinerja laba bersih Bank Bengkulu tengah turun 30,4 persen menjadi Rp73 miliar. Penurunan laba bersih itu pun disebabkan siklus kenaikan beban bunga, serta kenaikan pencadangan untuk antisipasi kredit bermasalah.
Meski begitu, kami melihat skala bisnis Bank Bengkulu masih cukup sehat dengan rasio kecukupan modal 26,57 persen, rasio kredit bermasalah gross 1,38 persen, serta tingkat net interest margin sekitar 6,02 persen. Sehingga, seharusnya bukan menjadi masalah jika bergabung dengan BJBR.
Nama yang paling menarik untuk bergabung dengan BJBR adalah Bank Sultra atau Sulawesi Tenggara. BPD ini mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih 8,43 persen menjadi Rp263 miliar. Ditambah, dari sisi rasio kecukupan modal sudah cukup tebal sebesar 31,57 persen, serta rasio kredit bermasalah gross-nya sebesar 0,94 persen, dengan net interest margin sebesar 9,43 persen. Kinerja Bank Sultra ini menarik apalagi jika ke depannya terus konsisten bertumbuh secara sehat.
Lalu, yang cukup disoroti adalah kinerja dari BPD Maluku Malut, yang selama kuartal III/2023 mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 39 persen menjadi Rp93 miliar. Lalu, rasio kredit bermasalah grossnya tembus 3,15 persen, meski dari sisi rasio kecukupan modal masih sebesar 36,44 persen. Highlight terbesar dari BPD Maluku Malut adalah tingkat kredit bermasalah grossnya yang sudah cukup tinggi.
Di luar itu, beberapa BPD sangat berminat untuk bergabung ke KUB BJBR, seperti BPD Nusa Tenggara Barat. Namun, nama BPD Nusa Tenggara Barat belum masuk list yang disebut bank daerah terbesar di Indonesia secara tersurat berencana bergabung ke KUB-nya.
Salah satu risiko dari KUB ini adalah jika ada bank-bank yang tergabung di dalamnya mengalami masalah, induk KUB yang memiliki skala lebih besar bakal gotong royong dengan pemerintah provinsi selaku pemegang saham pengendali untuk menyehatkan bank daerah tersebut. Namun, kami yakin, manajemen BJBR dan OJK akan mengarahkan konsolidasi KUB untuk bank yang lebih sehat.
Kondisi Kinerja Keuangan BJBR Kuartal III/2023
Jika melihat kinerja keuangan BJBR di kuartal III/2023, hasilnya masih mencatatkan tekanan. Pendapatan bunga bersih BJBR selama 9 bulan turun 15,45 persen akibat kenaikan beban bunga sebesar 43 persen. Lalu, dari sisi rasio kredit bermasalah gross BJBR juga mulai mencatatkan kenaikan menjadi 1,26 persen.
Kenaikan rasio kredit bermasalah ini berpotensi membuat BJBR akan terus meningkatkan pencadangan antisipasi kredit bermasalah ke depannya. Kenaikan pencadangan itu bisa berimbas terhadap realisasi kinerja laba bersih yang lebih rendah.
Namun, secara keseluruhan kondisi keuangan BJBR masih cukup aman.
Sampai akhir 2023, BJBR mematok target pertumbuhan kreditnya sekitar 9-11 persen.
BJBR pun menyoroti salah satu kebijakan pemerintah yang mengubah status tenaga honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kinerja (PPPK). Di sini, perseroan berpotensi menyalurkan kredit konsumer ke segmen PPPK. Di mana, kredit konsumer masih menjadi salah satu potensi bisnis terbesar bank daerah seperti BJBR. Hingga September 2023, BJBR mencatatkan pertumbuhan bisnis konsumer sebesar 6,2 persen menjadi Rp68,3 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Persentase pertumbuhan itu lebih agresif dibandingkan dengan kuartal II/2023 yang tumbuh 5,6 persen.
BACA JUGA: BEKS, Proyek Bank Sandi-Rosan yang Gagal Total
Prospek Dividen BJBR 2024
Dalam public expose pada 31 Oktober 2023, manajemen BJBR memberikan gambaran jika rata-rata dividen payout ratio BJBR dalam lima tahun terakhir sekitar 49 persen hingga 60 persen. Kami pun menilai dengan asumsi BJBR membutuhkan modal untuk ekspansi anorganik dalam pembentukan KUB, serta tren suku bunga tinggi yang membuat perseroan membutuhkan pencadangan, ada potensi dividen payout ratio BJBR di 2024 bisa hanya 49 persen.
Dengan asumsi laba bersih per saham yang disetahunkan pada 2023 senilai Rp181 per saham. Berarti, potensi dividen per saham BJBR senilai Rp88 per saham. Jika dihitung dengan harga saham per 6 November 2023, tingkat dividen yieldnya sekitar 7,81 persen.
Kira-kira, dengan prospek ini, seberapa menarik saham BJBR?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini