Prospek Saham GOTO Setelah Patrick Walujo Turun Gunung
Patrick Walujo, investor pertama Gojek, diangkat jadi CEO GoTo. Kira-kira, apa efek sang investor pertama ini masuk ke GoTo? harga sahamnya bisa meroket nggak ya?
Mikir Duit – PT Goto Group Tbk. atau saham GOTO bikin kejutan setelah dalam rapat umum pemegang saham luar biasanya mengangkat raja terakhirnya, yakni Patrick Walujo sebagai CEO menggantikan Andre Soelistyo. Keputusan ini jelas mengejutkan dan cukup menarik, selama ini Patrick tidak pernah turun tangan sebagai manajemen direksi secara langsung di portofolio Northstar. Berarti, ada tanda-tanda apa nih?
Patrick Walujo adalah Co-founder dan co-managing partner Northstar, salah satu private equity terkemuka di Indonesia. Portofolionya cukup banyak, salah satunya mereka adalah investor awal dari Gojek.
Menariknya adalah naiknya Patrick menjadi CEO Gojek menggantikan Andre Soelistyo ini menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, Andre juga orang Northstar yang menjadi tim-nya Patrick. Lalu, Andre pun justru pindah ke jabatan komisaris. Jadi, apa tujuannya pergantian CEO ini?
Sebenarnya, Andre baru menjadi CEO GOTO sekitar 1 tahun setelah menggantikan Kevin Aluwi yang berstatus sebagai co-founder Gojek pada pertengahan 2022. Ketika Andre naik menjadi CEO, kejadiannya juga mirip seperti saat ini, Kevin Aluwi mundur dan pindah posisi menjadi komisaris.
Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah Andre dinilai gagal mengejar misi utama GOTO, terutama untuk mencapai EBITDA adjusted positif di tahun ini?
BACA JUGA: Ikut Beli GOTO Karena MSCI, Fund Manager Global Boncos Nggak Ya?
Kritikan Patrick Walujo untuk Manajemen GOTO
Patrick Walujo sempat mengungkapkan salah satu uneg-unegnya terkait kinerja GOTO. Patrick memahami secara keseluruhan lini bisnis Gojek yang lama memang belum mendatangkan keuntungan. Namun, setelah merger dengan Tokopedia, harusnya GOTO punya kesempatan besar dari bisnis barunya, yakni GOTO Financial.
"Kritik kami selalu pada eksekusi GOTO FInancial yang cenderung lambat. Kami mempelajari use case dari jasa finansial di bisnis ride hailing bisa dibilang sangat kecil dibandingkan dengan e-commerce," ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com.
Pertumbuhan bisnis Goto Financial memang tidak tumbuh sekenceng segmen bisnis lainnya seperti, on-demand, yakni Gojek maupun e-Commerce, yakni Tokopedia.
Sepanjang kuartal I/2023, pertumbuhan pendapatan bersih GoTo Financial memang tumbuh 31 persen. Namun, pencapaian itu bisa dibilang lebih lambat dibandingkan dengan segmen lainnya yang bisa tumbuh di atas 50 persen. Padahal, skala pendapatannya juga lebih besar. Padahal, Goto Financial ini diharapkan menjadi margin keuntungannya GoTo di tengah konsep bisnis Gojek dan Tokopedia yang masih sulit profit dalam jangka pendek.
Memang Apa Saja Bisnis GoTo Financial?
Konsep GoTo FInancial bisa dibilang cukup menarik, bahkan bisa mendisrupsi pemain bank besar di segmen mikro dan transaksi bank, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
GoTo Financial itu punya solusi keuangan untuk konsumen dan mitra Tokopedia dan Gofood, serta Gojeknya.
Bagi mitra Tokopedia, Gofood, dan Gojek bisa memanfaatkan layanan GoTo Financial seperti:
- Midtrans memberikan kemudahan sistem pembayaran online untuk transaksi para mitra
- Moka memberikan layanan kasir online untuk mitra Gofood
- Selly memberikan layanan auto text balas pesan, tagihan digital, cek ongkir, terima pembayaran, dan memesan jasa logistik
- GoBiz mengintegrasikan layanan bisnis mitra kepada ekosistem GOTO
- GoBiz plus menjadi solusi yang diberikan dari seluruh layanan seperti Midtrans, Moka, dan Selly menjadi satu
- GoModal, pinjaman online untuk usaha mikro dengan plafon kredit maksimal Rp500 juta
Bagi konsumen, GoTo Financial memberikan beberapa layanan seperti:
- Gopay, untuk melakukan transaksi di ekosistem GOTO, termasuk merchant yang bekerja sama
- Gopaylater, konsumen bisa bertransaksi dengan pinjaman konsumsi berbentuk buy now pay later
Dengan fasilitas itu, bayangkan, mitra di ekosistem Gojek itu ada sekitar 3,7 juta akun, sedangkan jumlah merchant Tokopedia lebih dari 12 juta akun. Artinya, dari ekosistem ini saja ada potensi 15,7 juta akun.
Lalu, produk keuangan seperti paylater hingga GoModal itu memiliki potensi margin keuntungan yang lebih tinggi. Secara ringkas, dari situ membuat kayakinan model bisnis GoTo Financial ini lebih berpotensi profitable ketimbang lainnya. Soalnya, memberikan solusi keuangan yang kebutuhannya akan terus berulang-ulang.
ARTO Bisa Disrupsi BBRI dan BBCA?
Nah, dengan masuknya Patrick Walujo menjadi CEO GOTO dengan goals mendorong pertumbuhan GoTo Financial tumbuh lebih cepat lagi, ini berpotensi membuat PT Bank Jago Tbk. (ARTO) kembali bersinar. Pasalnya, ARTO akan masuk dalam lingkaran ekosistem GoTo Financial secara tidak langsung, seperti menjadi penyedia dana untuk GoModal.
Belum lagi, kemudahan transaksi dengan ARTO di ekosistem GOTO bisa meningkatkan penetrasi nasabah mereka. Dari segi para merchant dan mitra saja ada sekitar 15,7 juta akun, sedangkan per kuartal I/2023, nasabah ARTO tembus 7,5 juta.
Jika pertumbuhan GoTo FInancial lebih agresif lagi, apakah ARTO akan mendisrupsi BBRI dan BBCA? jawabannya mungkin bisa sedikit menganggu, tapi tidak sampai menggoyahkan kedua bank tersebut.
Ada beberapa penyebabnya, seperti layanan ARTO tidak bisa serta merta menerima jumlah nasabah dalam jumlah banyak secara singkat. Jika itu terjadi pun bisa terjadi gangguan di sistemnya yang membuat pertumbuhan nasabah terganggu.
Lalu, penyaluran kredit mikro itu tidak semudah yang dibayangkan, meski risiko kredit mikro GoTo Financial yang terafiliasi dengan ARTO terlihat rendah risiko. Ada beberapa penyebab risiko kredit mikro meningkat seperti, persaingan dengan kredit usaha rakyat dengan bunga kredit subsidi fix lebih murah. Serta, karakter usaha mikro yang akan mempertimbangkan beban bunga kredit yang lebih rendah daripada kemudahan akses yang ditawarkan dalam ekosistem GOTO.
Hal ini sudah terjadi di beberapa bank yang mencoba masuk segmen mikro, tapi gagal karena sulit mencari debitur bagus di segmen mikro. Alasannya, semua debitur bagus sudah terserap melalui KUR. Kecuali, jika nanti ARTO bisa dapat jatah KUR dan GoModal bisa memberikan layanan KUR online itu akan menjadi menarik.
Kesimpulan
Mimpi GOTO untuk mempercepat bisnis GoTo Financial tampaknya akan cukup sulit untuk saat ini, meski turut mengangkat Agus Martowardojo, eks Dirut Bank Mandiri, Menteri Keuangan, dan Gubernur Bank Sentral. Alasannya, kondisi daya beli masyarakat secara riil cukup menantang di tengah suku bunga tinggi. Belum lagi, secara riil tingkat pengangguran mulai meningkat.
Belum lagi, penetrasi jumlah pengguna baru berpotensi cukup menantang seiring GOTO yang mulai menerapkan biaya komisi cukup tinggi. Beberapa pengguna mulai lebih memilih beli makanan tanpa menggunakan Gofood hingga mengurangi transaksi di e-Commerce dan pindah belanja ke TikTok.
Sampai saat ini,kami menilai GOTO masih cukup menantang, meski secara fundamental lini bisnis per segmennya sudah mulai bagus. Tapi, ketidakpastian ekonomi bisa menjadi penekan kinerja fundamental mereka, walaupun dari sentimen jika Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga, harga saham GOTO bisa terbang nih.
Menurutmu, bagaimana prospek saham GOTO setelah di tangan Patrick?