Prospek Saham Kapal Saat Kisruh Laut Merah
Perang di laut merah memuncak, pasuka Houthi dari Yaman melancarkan rudal ke kapal-kapal Amerika Serikat dan Israel. Gimana korelasinya dengan saham kapal di Indonesia?
Mikirduit – Aksi penyerang Israel ke Palestina mulai melebar, kini para pasukan Houthi asal Yaman mulai menembakkan rudal-rudalnya ke kapal Amerika Serikat dan Israel di Laut Merah. Hal ini membuat banyak kapal kargo menghindari perjalanan melalui Terusan Suez dan Laut Merah, sehingga kapal-kapal itu mulai memutar keliling Afrika. Apa efeknya ke saham di Indonesia?
Jika melihat pergerakan sekitar 8 saham perkapalan di Indonesia. Salah satu yang menguat paling kencang adalah PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL). Saham itu sudah menguat sebesar 48,42 persen dalam sebulan terakhir.
Selain itu, ada saham SMDR, TMAS, PSSI dan TPMA yang juga menguat masih tipis. Sisanya, WINS, NELY, dan MITI masih koreksi. Apakah pergerakan saham BULL, SMDR, TMAS, PSSI, dan TPMA ini naik karena perang?
Mengulik Bisnis Saham BULL
Jika melihat kinerja BULL per kuartal III/2023, kenaikan harga saham kapal ini yang signifikan kemungkinan besar didorong sentimen penghindaran area laut merah untuk kapal tersebut. Pasalnya, jika dilihat salah satu klilen besar dari BULL per kuartal III/2023 adalah Voliton DMCC, perusahaan minyak dan produk turunannya seperti petrokimia asal Uni Emirates Arab (UAE).
Jika kapal yang digunakan Voliton DMCC itu juga terpaksa memutar Benua Afrika untuk melakukan pengiriman barang ke Eropa, berarti akan ada penambahan cost charter kapal juga.
Apalagi, skema sewa kapal BULL adalah time charter di mana transaksi sewa kapal digunakan dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu, ada potensi periode waktu sewa bisa diperpanjang. Dengan catatan, sewa kapal tersebut akan usai dalam waktu dekat dan rencana Voliton dalam pengiriman logistik jadi tertunda karena harus memutar. Namun, bisa jadi tidak berefek apa-apa jika ternyata kontrak waktu sewa kapal masih lama.
Sementara itu, kinerja saham BULL per kuartal III/2023 mencatatkan hasil yang positif. Pendapatan BULL naik 16,85 persen menjadi 107 juta dolar AS, sedangkan laba bersih BULL melesat 499 persen menjadi 24,51 juta dolar AS.
Lonjakan laba bersih BULL itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
Pertama, beban pokok pendapatan BULL turun 9,23 persen menjadi 59 juta dolar AS saat pendapatan naik 16 persen. Hal itu pun mendorong gross profit margin BULL menjadi 45 persen dibandingkan dengan 29,49 persen pada periode sebelumnya.
Jika dilihat, beberapa faktor yang membuat beban pokok pendapatan BULL turun antara lain, penyusutan turun 2 juta dolar AS, biaya gaji dan tunjangan turun 8 juta dolar AS, biaya operasional kapal turun 1,8 juta dolar AS, biaya asuransi turun 1,5 juta dolar AS, biaya transportasi turun 1,5 juta dolar AS, serta biaya pelumas turun 2,3 juta dolar AS. Penurunan beban tadi mengakomodir kenaikan biaya bahan bakar sebesar 10 juta dolar AS dan biaya pelabuhan yang naik 2,4 juta dolar AS.
Kedua, penurunan beban keuangan sebesar 10 juta dolar AS menjadi 15,76 juta dolar AS. Hal itu selaras dengan penurunan utang BULL sebesar 17 persen menjadi 155,86 juta dolar AS.
Jadi, apakah saham BULL menarik dikoleksi?
Menurut kami dengan kenaikan harga yang sudah cukup tinggi dalam sebulan terakhir, masuk ke saham BULL cukup berisiko. Apalagi, kinerja keuangan BULL cenderung tidak konsisten. Soalnya, dengan mayoritas pasar ke global, banyak faktor eksternal yang bisa mempengaruhi bisnis BULL juga.
Apalagi, meski tingkat utang BULL sudah turun 37 persen per kuartal III/2023, tingkat debt to equity ratio-nya masih tinggi sebesar 1,1 kali.
Secara valuasi dengan price to book value (PBV) juga sudah cukup tinggi sebesar 0,93 kali. Angka itu di atas rata-rata PBV 5 tahunnya, meski jika dilihat secara sektoral masih cukup murah dibandingkan dengan TMAS, TPMA, maupun NELY.
Akan menarik jika BULL tiba-tiba membagikan dividen di 2024 dengan kinerja yang cukup oke ini. Hanya saja, dengan karakter BULL ini, lebih baik untuk jangka menengah pendek untuk kejar capital gain ketimbang berharap ada kejutan dividen. Soalnya, fluktuasi kinerja keuangannya cukup tinggi.
Saham Pelayaran Potensial Lainnya
Karakter saham kapal yang terpengaruh dari sentimen global ini adalah saham kapal yang memiliki bisnis mayoritas untuk klien internasional. Seperti, saham BULL yang mayoritas lebih dari 70 persen omzetnya didapatkan dari sewa kapal internasional. Selain itu, karakter dari skema bisnisnya, WINS tidak terefek langsung karena skema bisnisnya sewa kapal dengan durasi kontrak 1 tahun hingga jangka panjang. Jadi, mau ada masalah pun tidak mengubah tarif, apalagi beberapa kontrak WINS juga baru diperpanjang tahun ini.
Sebenarnya, ada dua saham kapal yang mendekati kriteria tersebut, yakni SMDR dan TMAS. Kedua saham perkapalan yang sempat booming pada 2022 ini punya porsi jasa ke luar negeri, tapi tidak terlalu besar. Seperti, SMDR yang mencatatkan sebesar 12 persen pendapatannya dari Timur Tengah dan India. Lalu, TMAS juga mencatatkan 3,29 persen pendapatan dari jasa pelayaran luar negeri.
Jika perang laut merah ini membuat tarif kapal terpaksa naik, SMDR jelas cukup menarik. Pasalnya, tarif kapal internasional cenderung fluktuatif mengikuti permintaan pasar, berbeda dengan Indonesia yang mengacu ke harga tender sebelumnya hingga cenderung lebih rendah.
Secara valuasi SMDR juga menjadi saham kapal yang paling murah menurut price to earning ratio (PE). PE SMDR berada di angka 3,26 kali di bawah rata-rata 5 tahunnya dan juga sektoralnya. Rata-rata PE saham kapal di Indonesia sekitar 9,25 kali.
Dari segi historis PBV, saham SMDR agak sedikit mahal dengan PBV 0,75 kali dibandingkan dengan 0,73 kali dari rata-rata 5 tahunnya. Namun, secara sektoral tetap murah di mana rata-rata PBV sektor kapal ini sebesar 1,65 kali.
Sementara itu, secara fundamental, kinerja keuangan SMDR masih tertekan oleh bisnis pendapatan tambang yang turun hampir setengah dari 718 juta dolar AS menjadi 410 juta dolar AS. Jika pendapatan itu sudah bottom, kinerja SMDR di 2024 berpotensi naik kembali.
Alasannya, bisnis SMDR lainnya seperti pendapatan dari jasa keagenan, pendapatan dari jasa penanganan peralatan peti kemas, dan dari sewa kapal, serta lainnya naik signifikan.
Kesimpulan
Untuk saham kapal yang sudah naik tinggi seperti BULL jangan dikejar lagi. Kecuali, kamu ingin masuk untuk jangka pendek mengejar fluktuasi pasr saat ada retracement atau koreksi sementara. Namun, untuk jangka menengah dan panjang sangat tidak menarik.
Saham kapal yang menarik untuk jangka panjang antara lain, WINS, TPMA, SMDR, dan TMAS. Namun, nama terakhir, yakni TMAS masih cukup mahal. Sehingga pilihan yang menarik ada di WINS, TPMA, dan SMDR.
Jika ingin yang lebih stabil karena mayoritas marketnya dari lokal, NELY juga bisa menjadi pilihan. Apalagi, NELY juga menjadi saham yang rutin bagi dividen seperti TPMA, SMDR, dan TMAS.
Dari deretan saham kapal ini, kira-kira mana yang jadi inceran atau sudah kamu hold dari lama nih?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini