Ramalan Dividen Saham Batu Bara 2023, Mana yang Menarik?
Setelah bank besar, sebentar lagi saham-saham batu bara mau bagi dividen nih. Siapa yang terbesar ya?
Mikir Duit – Saham banking sudah bagi-bagi dividen dari tahun buku 2022, sebentar lagi akan menjadi giliran saham batu bara yang mengumumkan pembagian dividen. Kira-kira mana saham yang paling besar dan masih layak beli nggak ya?
Untuk kali ini, tim Mikir Duit akan mengulas 5 saham batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar, serta meramal seberapa besar potensi dividennya.
BACA JUGA: Update Jadwal Pembagian Dividen 2023 di Sini
PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)
BYAN menjadi salah satu saham batu bara dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Namun, BYAN bukan menjadi salah satu saham batu bara yang rutin bagi dividen. Buktinya, sejak IPO pada 2008 sampai saat ini, BYAN baru bagikan dividen 7 kali.
Dalam dua tahun terakhir, rata-rata dividen payout ratio BYAN di atas 80 persen. Bagaimana prospek dividen BYAN di tahun ini?
BYAN mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2022 sebesar 79 persen menjadi 2,17 miliar dolar AS. Dengan menggunakan kurs acuan laporan keuangan 2022 di Rp15.731 per dolar AS, berarti laba bersih BYAN senilai Rp34,26 triliun.
Dengan asumsi BYAN membagikan dividen sebesar 80 persen dari laba bersih, berarti total dividen BYAN dari tahun buku 2022 senilai Rp822 per saham. Jika dikurangi dividen interim BYAN pada akhir 2022, berarti dividen final BYAN senilai Rp353 per saham. Jika dihitung dengan harga penutupan 15 Maret 2023, jumlah dividend yield-nya sebesar 1,83 persen.
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO)
ADRO menjadi emiten yang paling rutin bagi dividen sejak 2010 atau dua tahun setelah IPO. Jika melihat historis dividen payout ratio (DPR) ADRO, persetasenya cukup fluktuatif. Dari 30-an persen hingga 90 persen. Untuk itu, dengan ini sebagai dividen jumbo terakhir saham batu bara, kita berasumsi DPR-nya 80 persen dari laba bersih.
ADRO mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 167 persen menjadi 2,49 miliar dolar AS. Dengan menggunakan asumsi kurs laporan keuangan ADRO di Rp15.625 per dolar AS. Berati total pembagian dividen sebesar 80 persen dari laba bersih senilai Rp31,16 triliun. Nilai itu akan setara dengan Rp1.005 per saham.
Lalu, ADRO sudah membagikan dividen interim Rp251 per saham. Berarti, total dividen final yang dibagikan di tahun ini senilai Rp754 per saham. Jika dihitung dengan harga penutupan ADRO pada 15 Maret 2023, tingkat dividen yield menjadi 27,43 persen.
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
BUMI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2022 sebesar 473 persen menjadi 365 juta dolar AS. Apakah dengan laba bersih ini, tanda BUMI akan kembali membagikan dividen?
Jadi teringat, terakhir BUMI bagi dividen itu pada 2011 senilai Rp14,32 per saham.
Namun, setelah BUMI mengalami Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), emiten batu bara itu dilarang bagi dividen, meski menghasilkan laba bersih.
Adapun, BUMI disebut sudah bisa bagi dividen jika ekuitasnya sudah positif dan utang PKPU-nya sudah selesai.
Dari pihak manajemen BUMI memprediksi dividen bisa dibicarakan pada 2024. Apakah akan ada waktunya lagi BUMI bagi dividen?
PT Bukti Asam Tbk. (PTBA)
PTBA mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2022 sebesar 58,0 persen menjadi Rp12,56 triliun. Dengan asumsi, PTBA membagikan dividen 100 persen dari laba bersihnya, berarti dividen per saham sebesar Rp1.094.
Dengan menggunakan harga saham penutupan 15 Maret 2023, tingkat dividend yield PTBA sebesar 31 persen.
PT Indotambang Raya Megah Tbk. (ITMG)
ITMG mencatatkan laba bersih 2022 sebesar 152 persen menjadi 1,2 miliar dolar AS. Jika sesuai ketentuan prospektus IPO ITMG dulu, perseroan akan membagikan dividen minimal 60 persen dari total laba bersih. Lalu, secara historis, rata-rata dividen payout ratio ITMG di atas 60 persen, kita ambil angka konservatif di 65 persen.
Artinya, total dividen ITMG senilai Rp12 triliun. Berarti, total dividen per saham Rp10.859 per saham. Jika dikurangi dengan dividen interim yang senilai Rp4.128 per saham, berarti dividen final senilai Rp6.731 per saham. Dengan menggunakan harga saham penutupan 15 Maret 2023, berarti tingkat dividen yield ITMG senilai 17,76 persen.
PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS)
GEMS menjadi salah satu emiten yang sering bagi dividen hingga 3 kali dalam setahun. Jumlah dividen yang dibagikan pun terhitung besar, meski sahamnya kurang begitu likuid.
Kinerja keuangan GEMS pada 2022 juga cemerlang seperti saham batu bara lainnya. Dari segi laba bersih, GEMS mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 95,5 persen menjadi 680,37 juta dolar AS.
Sepanjang 2022, GEMS sudah membagikan dividen sebanyak 3 kali dengan total nilai Rp6,28 triliun. Angka itu setara dengan 58 persen dari pencapaian laba bersih perseroan. Jika total dividen final terakhir ini setara Rp3 triliun. Berarti total dividen payout ratio GEMS sebesar 86 persen.
Dengan asumsi pembagian dividen final terakhir Rp3 triliun, berarti dividen per saham GEMS senilai Rp509 per saham. Tingkat dividen yieldnya menggunakan harga penutupan 15 Maret 2023 sebesar 7,93 persen.
Kesimpulan
Jangan lupa! tren harga batu bara berpotensi melandai sepanjang 2023 dan selanjutnya. Semangat mengurangi emisi karbon bisa menurunkan permintaan batu bara. Artinya, jika nekat membeli saham batu bara di harga tinggi saat ini, bisa jadi bakal mengalami nyangkut cukup lama sampai saham batu bara itu bertransformasi.
Jadi, mau ada yang berburu dividen saham batu bara?