Reksa Dana Pendapatan Tetap Lebih Cuan Daripada Saham?
Kamu mungkin berpikir kalau reksa dana saham menjadi produk reksa dana dengan cuan tertinggi. Namun, kamu harus baca ini agar paham apa fakta sesungguhnya?
Mikirduit – Selama ini, ada persepsi reksa dana saham bisa memberikan keuntungan paling besar karena risikonya besar juga. Faktanya, ternyata ada reksa dana yang risikonya lebih moderat, tapi bisa memberikan keuntungan yang lebih besar daripada saham. Jawabannya adalah reksa dana pendapatan tetap dengan fokus penempatan dana di obligasi pemerintah. Kok bisa?
Namun, bukan berarti beli reksa dana pendapatan tetap dengan fokus penempatan dana di obligasi pemerintah kapanpun bisa cuan. Soalnya, ada satu syarat agar bisa cuan besar di reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah, yakni BELI saat tingkat suku bunga lagi tinggi-tingginya.
Dari situ, harga obligasi pemerintah edisi sebelumnya yang punya tingkat kupon lebih tinggi akan terangkat sehingga pergerakannya akan lebih atraktif, bahkan bisa melampaui reksa dana saham.
Untuk membandingkannya, kami menggunakan simulasi produk reksa dana dari manajer investasi dengan total dana kelolaan terbesar pada 2022. [tentu tidak akan sebut nama ya, tapi mungkin kamu bisa menebak-nebak].
BACA JUGA: Cara Menentukan Investasi dengan 99 Persen pasti Cuan di Sini
Simulasi Cuan Besar Reksa dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap dengan fokus di obligasi negara ini memiliki dana kelolaan per 31 Juli 2023 sekitar Rp5,42 triliun. Dalam setahun terakhir mencatatkan kenaikan NAV per unitnya sebesar 8 persen.
10 besar aset investasinya ada di fixed rate dengan rata-rata kupon di sektiar 7-8 persen per tahun.
Di sini, kami akan melakukan simulasi pembelian reksa dana pendapatan ini setiap posisi suku bunga di pucuk.
Jadi, ada tiga periode yang diambil, yakni:
- April 2016 hingga Mei 2018 (ketika suku bunga BI turun 125 basis poin menjadi 4,25 persen)
- November 2018 hingga Juli 2022 [ketika suku bunga BI turun 250 basis poin menjadi 3,5 persen)
- Oktober 2022 hingga saat ini [sampai 2 Agustus 2023] saat suku bunga BI mencapai titik tertingginya.
Hasilnya:
- Pada periode pertama, reksa dana pendapatan tetap itu mencatatkan kenaikan 19,19 persen.
- Pada periode kedua, reksa dana pendapatan itu mencatatkan kenaikan 31,93 persen
- Pada periode ketiga saat ini, reksa dana itu mencatatkan kenaikan 10,74 persen.
Bagaimana jika dibandingkan dengan reksa dana saham?
Simulasi Reksa dana Saham
Kami juga menggunakan produk reksa dana saham yang sama dari manajer investasi dengan pengelolaan dana terbesar sepanjang 2022. Sampai 31 Juli 2023, reksa dana ini memiliki dana kelolaan hingga Rp3,97 triliun. Dalam setahun terakhir NAV per unit-nya malah negatif 9,08 persen.
Adapun 10 besar komposisi saham reksa dana ini antara lain:
- BMRI (8,7 persen dari aset)
- BBRI (8,46 persen dari aset)
- BBCA (8,39 persen dari aset)
- TLKM (8,38 persen dari aset)
- ASII (6,85 persen dari aset)
- BBNI (3,78 persen dari aset)
- UNTR (3,62 persen dari aset)
- MDKA (3,59 persen dari aset)
- GOTO (3,48 persen dari aset)
- ADRO (3,35 persen dari aset)
Dengan melihat kinerja reksa dana itu yang dalam posisi turun 9,08 persen, kami perkirakan penyebabnya ada di saham MDKA, ADRO, dan GOTO yang memang turun cukup dalam dari level tertingginya.
Jika menghitung kinerja reksa dana saham ini dengan periode sama dengan reksa dana pendapatan sebelumnya, begini hasilnya:
Hasilnya:
- Pada periode pertama, reksa dana saham itu mencatatkan kenaikan 11 persen.
- Pada periode kedua, reksa dana saham itu mencatatkan penurunan 5,88 persen
- Pada periode ketiga saat ini, reksa dana itu mencatatkan penurunan 8 persen.
Kesimpulan
Kenapa reksa dana pendapatan tetap menjadi terlihat lebih menguntungkan dibandingkan dengan reksa dana saham? jawabannya karena kami mengambil titik beli terbaik reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah, yakni saat suku bunga BI lagi di pucuk hingga saat suku bunga di level terendahnya. Meski begitu, secara konsisten, reksa dana pendapatan tetap ini memang cenderung naik meski ada koreksi sesaat ketika peralihan suku bunga rendah menjadi tinggi.
Lalu, kenapa reksa dana saham terlihat tidak menguntungkan?
alasannya, dalam beberapa periode, terutama periode kedua dan ketiga, berada dalam posisi market yang kurang bagus setelah crash pada 2020 hingga ada boom komoditas serta winter sektor teknologi di 2022, dan memasuki periode normalisasi sektor komoditas pada 2023.
Terlihat, potensi pemberat reksa dana ini adalah GOTO yang ada di sektor teknologi, MDKA dan ADRO yang ada di sektor komoditas. ini hanya asumsi karena kita tidak tahu berapa harga rata-rata yang dimiliki reksa dana tersebut.
Namun, simulasi ini hanya dilakukan dengan timeframe sekitar 8 tahun terakhir. Di mana ada kejadian tak terduga yang dampaknya besar ke seluruh dunia, yakni pandemi Covid-19. Jika dilihat pertumbuhan aset reksa dana saham sejak produk didirikan sejak 2003 antara lain, 959 persen, sedangkan aset reksa dana pendapatan tetap sejak 2010 hanya tumbuh 185 persen.
Kalau begitu mending investasi ke reksa dana saham atau pendapatan tetap? dari kami menyarankan diversifikasi dengan pembagian sesuai dengan profil risikomu. Jika kamu cenderung konservatif dan moderat bisa pasang lebih banyak di reksa dana pendapatan tetap, tapi jika kamu salah satu agresif bisa pasang lebih banyak reksa dana saham.
Kamu termasuk tipe yang mana nih?