Resmi Royalti Nikel Naik, Begini Peluang Sahamnya

Kementerian ESDM memastikan kebijakan royalti mineral, termasuk ke tambang nikel, resmi berlaku. Kira-kira, bagaimana efek dan peluang di saham nikel dalam kondisi tekanan seperti ini?

saham nikel

Mikirduit – Pemerintah resmi merilis kebijakan terbaru tarif royalti mineral dan batu bara dan berlaku pada 26 April 2025. Lalu, seberapa besar dampaknya terhadap prospek kinerja emiten-emiten terkait? 

Beberapa perubahan yang terjadi dalam royalti mineral dan batu bara:

Pertama, untuk bijih nikel (DKFT dan IFSH). Sebelumnya, tarif dipukul rata 10 persen untuk harga mineral acuan berapapun. 

Dalam revisi terbaru, penambang bijih nikel bakal dikenakan tarif mulai dari 14 persen hingga 19 persen. Level terendah sekitar 14 persen ketika harga mineral acuan di bawah 18.000 dolar AS per ton, sedangkan tarif tertinggi 19 persen berlaku ketika harga di atas 31.000 dolar AS per ton.

Catatan, untuk bijih nikel, ANTM, NCKL, dan saham nikel lainnya juga ada. Kelebihannya, mereka bisa langsung mengirimkan bijihnya ke smelter mereka. Sedangkan, DKFT dan IFSH harus menjual bijihnya ke pihak ketiga untuk di-smelting.

Kedua, untuk produsen nikel matte (INCO, HRUM, MBMA). Sebelumnya dikenakan tarif 2 persen jika harga mineral acuan di bawah 21.000 dolar AS per ton, serta 3 persen jika harga mineral di atas 21.000 dolar AS per ton. 

Dalam revisi terbaru, tingkat royalti nickel matte berkisar dari 3,5 persen sampai 5,5 persen. Dengan harga mineral acuan paling rendah di bawah 18.000 dolar AS per ton dan di atas 31.000 dolar AS per ton. 

Ketiga, untuk feronikel (ANTM, NCKL, HRUM). Sebelumnya dikenakan tarif dasar 2 persen dalam seluruh posisi harga mineral acuan.

Dalam revisi terbaru, tingkat royalti feronikel akan berkisar 4 persen hingga 6 persen dengan rentang harga mineral acuan mulai di bawah 18.000 dolar AS per ton hingga di atas 31.000 dolar AS per ton.

Keempat, untuk nickel pig iron (MBMA). Sebelumnya, dikenakan tarif dasar 5 persen dalam seluruh posisi harga mineral acuan.

Dalam revisi terbaru, nickel pig iron akan dikenakan tarif 5 persen hingga 7 persen dalam rentang harga mulai di bawah 18.000 dolar AS per ton hingga di atas 31.000 dolar AS per ton. 

Dari perubahan kebijakan royalti itu, produsen nickel pig iron belum mengalami perubahan tingkat royalt (karena harga acuan mineral nikel terakhir sekitar 15.539 dolar AS per ton)i, nickel matte mencatatkan kenaikan terendah, sedangkan feronikel mencatatkan kenaikan tertinggi.

Efek ke Saham Nikel

Dalam jangka pendek, kebijakan ini akan menjadi seleksi alam produsen-produsen nikel dari penambang bijih hingga smelter yang paling tidak efisien. Mereka yang mencatatkan biaya lebih tinggi dari harga jual ketika royalti ini diterapkan berpotensi memilih untuk tidak produksi terlebih dulu. Hal itu bisa memangkas produksi nikel yang berpotensi positif terhadap harga jual. 

Namun, hal ini bukan berarti emiten dengan biaya lebih rendah juga diuntungkan. Pasalnya, mereka juga berpotensi menekan produksi terlebih dulu karena kenaikan biaya tersebut hingga nanti harga komoditasnya mulai naik.

Simulasi Efek Usulan Royalti ke Saham Batu Bara, Peluang atau Risiko?
Berikut kami simulasikan efek usulan kebijakan royalti terbaru terhadap kinerja saham batu bara. Serta sudut pandang apakah benar saham batu bara siap kiamat?

Jadi, momentum penyesuaian royalti ini dalam satu tahun pertama berpotensi membuat harga-harga saham nikel bisa menjadi lebih murah. Setelah setahun dalam posisi tekanan kinerja karena baru ada kenaikan royalti, saham-saham nikel berpotensi mencatatkan pertumbuhan kinerja yang lebih menarik ketika harga rata-rata mulai naik di tahun selanjutnya. 

Ekspektasi kenaikan harga jual rata-rata diasumsikan dari penurunan produksi karena aktivitas penambang dan smelter yang menurun akibat kenaikan royalti. Sehingga, saat harga saham nikel sudah berada di level yang lebih murah lagi, hal itu bisa menjadi momen bagus untuk masuk. Penjelasan detail prospek setiap saham nikel dan risiko terburuk jika terkena efek royalti tertinggi bisa klik di sini.

Kesimpulan

Ada dua jenis tekanan yang berpotensi menghampiri saham nikel:

Pertama, sentimen implementasi royalti nikel pada 26 April 2025. Sebenarnya efeknya belum terasa, tapi hal itu bisa meningkatkan demand jual saham terkait nikel tersebut. 

Kedua, sentimen setelah terlihat penurunan kinerja atau kenaikan biaya di kuartal II/2025 (rilis pada Juli 2025). Dalam dua momen ini bisa jadi titik beli untuk saham nikel yang memang harganya sudah cukup murah. Titik beli selanjutnya bisa tunggu di periode rilis laporan keuangan kuartal ketiga dan keempat. Jadi, beli saham nikel dilakukan secara bertahap juga sesuai dengan perkembangan risiko yang terjadi. 

Jadi, apa nih saham nikel yang masuk watchlist-mu?

Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini