Review 5 Saham IPO 2022-2023 dengan Dividen Jumbo

Saham dividen tidak melulu yang sudah melantai lama di BEI, tapi juga saham-saham IPO. Berikut ini 5 saham IPO 2022-2023 yang bagikan dividen jumbo

Review 5 Saham IPO 2022-2023 dengan Dividen Jumbo

Mikirduit – Saham yang baru IPO sering dinilai sebagai saham yang bisa melesat dari sisi harga. Sehingga, banyak yang cenderung fokus mencari saham IPO potensial yang bisa naik setinggi mungkin. Namun, tidak banyak yang tahu kalau ada saham-saham IPO yang juga mulai bagi dividen sejak tahun pertama mereka di bursa. Ada potensi perkembangan dividennya bisa melesat tinggi jika kinerja keuangannya bisa bertumbuh seiring mendapatkan dana segar setelah IPO. Berikut ini, 5 saham IPO periode 2022-2023 dengan tingkat yield terbesar.

Menariknya, dari sekitar 65 saham yang IPO pada 2022, sebanyak 48 persen atau sekitar 28 saham yang baru IPO itu sudah membagikan dividen. Bahkan, beberapa memiliki tingkat yield yang menarik. Berikut ini ulasan saham yang IPO pada 2022 dan awal 2023 yang sudah bagikan dividen.

BACA JUGA: Review 4 Saham Nikel yang Berpotensi Dapat Omzet dari Smelter di 2023

1. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA)

STAA menjadi salah satu saham CPO yang IPO pada Februari 2022. Waktu itu, STAA menawarkan harga IPO senilai Rp600 per saham. Kini, sampai penutupan perdagangan 27 September 2023, harga saham STAA telah naik 45 persen menjadi Rp875 per saham.

Setelah IPO di awal 2022, STAA langsung bagi dividen senilai Rp10 per saham dengan tingkat dividen yield saat ex-dividen sebesar 0,78 persen. Lalu, STAA juga melanjutkan pembagian dividen senilai Rp46 per saham dengan tingkat dividen yield sebesar 4,72 persen.

Dengan tingkat dividen yield pada 2023 itu, STAA menjadi saham IPO pada 2022-2023 dengan tingkat dividen yield tertinggi.

Namun, kinerja keuangan STAA pada 2023 tampaknya tengah menghadapi tantangan. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan di semester I/2023 sebesar 21,65 persen menjadi Rp2,33 triliun. Lalu, laba bersihnya turun 65 persen menjadi Rp220 miliar.

Hal itu disebabkan, ketika terjadi penurunan penjualan, beban pokok pendapatan perseroan hanya turun sangat tipis menjadi senilai Rp1,85 triliun. Nilai itu hampir sama dengan beban pokok pendapatan di semester I/2022 senilai Rp1,85 triliun.

Beban penjualan dan pemasaran, serta beban umum dan administrasi juga mencatatkan kenaikan menjadi masing-masing senilai Rp100 miliar.

Dalam public expose pada Mei 2023, manajemen STAA mengungkapkan penurunan produksi disebabkan oleh siklus tanaman, serta adanya penurunan harga jual rata-rata CPO perseroan sebesar 20 persen.

Adapun, model bisnis perseroan, 95 persen penjualan didapatkan dari hasil penjualan minyak sawit. Pembeli minyak sawit STAA paling besar berasal dari Grup Wilmar yang berkontribusi hingga 60 persen penjualan. Grup Wilmar membeli minyak sawit STAA melalui tiga perusahaan, yakni PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Nabati Indonesia, dan PT Multimas Nabati Asahan.

Selain Grup Wilmar, pembeli minyak sawit perseroan lainnya berasal dari PT Musim Mas, salah satu grup besar di sektor sawit. Lalu, ada juga Pelita Agung Agriindustri.

Sebagai salah satu saham dividen yang indikatornya jangka panjang, kami melihat risiko utang STAA bisa dibilang cukup rendah. Pasalnya, tingkat debt to equity ratio (DER) perseroan masih di angka 0,37 kali.

Meski, kami melihat ada sedikit risiko untuk utang jangka pendek. Perseroan memiliki free cash flow per semester I/2023 senilai Rp38 miliar dan arus kas operasional senilai Rp201 miliar. Namun, jumlah utang jangka pendek dan jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun bisa mencapai Rp468 miliar.

Namun, kami nilai seharusnya STAA bisa menyelesaikannya dengan potensi pendapatan arus kas operasional yang lebih besar di semester II/2023. Jadi, bagian ini hanya kami highlight terkait risiko utang jangka pendek.

Dalam riset Samuel Sekuritas pada 15 September 2023, Yosua Zisokhi menilai STAA memiliki karakter bisnis yang unik sebagai emiten sawit di BEI. Jadi, perseroan mengoperasikan 9 pabrik sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. Jadi, pabrik itu bisa menampung dua kali produksi kelapa sawit perseroan.

Namun, perseroan juga memaksimalkan kapasitas pabriknya dengan membeli tandan buah sawit segar dari pihak ketiga. Bahkan, 50 persen hasil minyak sawit STAA dibuat dari tandan buah sawit segar pihak ketiga.

Strategi ini membuat STAA tidak bergantung terhadap perkebunannya sendiri dan menjadi pembeda perseroan dengan kompetitornya.

Samuel Sekuritas pun rekomendasi BELI saham STAA dengan target price Rp1.050 per saham. Artinya, ada potensi kenaikan sebesar 20 persen dari harga penutupan 27 September 2023.

Rekomendasi beli dan target price diambil melihat prospek kinerja STAA yang akan lebih baik di semester II/2023 seiring dengan kenaikan harga CPO. Namun, bisnis CPO menjadi salah satu bisnis yang punya risiko terkait regulasi pemerintah, anomali cuaca, dan persaingan harga minyak nabati seperti kedelai dan biji bunga matahari.

2. PT Tera Data Internusa Tbk. (AXIO)

AXIO menjadi salah satu saham IPO sejak Juli 2022 dengan harga penawaran Rp140 per saham. Jika dilihat sampai penutupan perdagangan 27 September 2023, harga saham AXIO turun 2,85 persen dari harga IPO-nya.

Lalu, AXIO pertama kali membagikan dividen pada Juli 2022 senilai Rp6 per saham. Tingkat dividen yield-nya saat itu sekitar 4 persen. Persentase dividen yield itu akan menjadi terbesar kedua di saham IPO pada periode 2022-2023.

Menariknya, kinerja AXIO tengah mencatatkan kenaikan signifikan. Pendapatan perseroan naik 70 persen menjadi Rp419 miliar, sedanglan laba bersihnya meroket 530 persen menjadi Rp31 miliar.

Pendapatan AXIO didorong oleh pendapatan komersial yang naik 131 persen menjadi Rp268 miliar dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di sini, pendapatan komersial menyalip pendapatan ritel menjadi kontributor terbesar ke pendapatan produsen laptop tersebut.

Laba bersih perseroan melejit lebih tinggi karena didorong pendapatan lain-lain yang tumbuh 500 persen menjadi Rp18 miliar. Pendapatan lain-lain itu berasal dari keuntungan selisih kurs.

Hal itu membuat net profit margin AXIO naik menjadi 7,62 persen dibandingkan dengan 2 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Namun, tantangan bagi AXIO adalah mayoritas utang adalah Jangka pendek senilai Rp135 miliar, meski total utang jangka pendek turun 29 persen.

Kami menilai utang berbunga jangka pendek ini cukup besar, meski jika dibandingkan dengan ekuitas nilainya masih di bawah 1 kali. Total debt to equity ratio masih di 0,54 kali. Namun, jika ada hal tidak terduga terjadi bisa jadi risiko besar. Apalagi, free cashflow AXIO cuma Rp36 miliar.

Di sisi lain, AXIO lagi mengejar market gaming dan content creator. Perseroan berencana terus meluncurkan laptop gaming dengan inovasi teknologi terbaru. Pada Juli 2023, perseroan baru meluncurkan dua jenis laptop baru, yakni Pongo 960 dan Pongo 760. Akhir tahun, perseroan juga berencana merilis produk jenis PONGO lainnya.

3. PT Wijaya Cahaya TImber Tbk. (FWCT)

FWCT menjadi IPO pada Januari 2023 dengan harga saham Rp118 per saham. Kini, per 27 September 2023, harga saham FWCT berada di level Rp54 per saham. Artinya, harga saham FWCT sudah turun 54 persen dari harga IPO.

Adapun, FWCT membagikan dividen pertama kali pada 2023 senilai Rp2 per saham dengan tingkat dividen yield saat itu sekitar 3,33 persen.

Namun, tampaknya siklus dividen FWCT bisa bolong dulu di 2024. Pasalnya, kinerja keuangan FWCT di 2023 lagi kurang bagus.

Hingga semester I/2023, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 14 persen menjadi Rp369 miliar. Hal itu disebabkan seluruh komponen sumber penjualan FCWT turun, seperti kayu lapis turun 14 persen menjadi Rp352 miliar. Lalu, pendapatan dari lembaran kayu tipis atua veener juga turun 33 persen menjadi Rp9,38 miliar, serta pendapatan dari bahan mentah kayu turun 2 persen menjadi Rp7,66 miliar.

Dari penurunan pendapatan itu, FWCT juga mencatatkan kerugian senilai Rp29 miliar dibandingkan dengan laba Rp22 miliar pada periode sama tahun lalu.

Adapun, posisi rugi FWCT disebabkan beban pokok pendapatan yang turun tidak sedalam pendapatan. Hasilnya, gross profit margin FCWT tergerus dalam menjadi 2,57 persen dibandingkan dengan 22,27 persen pada periode sama tahun lalu.

Ditambah, penurunan beban yang lain juga sangat tipis, meski pendapatan turun cukup dalam. Apalagi, beban keuangan juga naik 200 persen menjadi Rp9,22 miliar sehingga posisinya menjadi rugi bersih.

Dengan kondisi begitu, kami menilai saham FWCT belum menarik untuk dijadikan saham jangka panjang. Pasalnya, perseroan memiliki risiko kredit yang cukup tinggi.

Meski, tingkat debt to equity rationya masih 0,76 kali. Namun, posisi arus kas operasional perseoan negatif Rp49 miliar. Free cashflownya juga negatif Rp68 miliar. Artinya, jika ada risiko tak terduga, FWCT bisa kesulitan membayar utang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Walaupun, saat ini kondisinya masih baik-baik saja.

4. PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk. (BIKE)

BIKE menjadi saham IPO pada 2022 yang langsung bagi dividen. BIKE IPO pada Maret 2022 dengan harga penawaran Rp170 per saham. Sampai penutupan perdagangan 27 September 2023, harga saham BIKE tembus Rp394 per saham. Artinya, saham BIKE sudah naik sebesar 131 persen dari harga IPO.

BIKE juga sudah rutin bagi dividen sejak IPO. Perseroan sudah dua kali bagi dividen, di 2022 dan 2023. Pada 2023, perseroan bagi dividen senilai Rp8,2 per saham dan dividen yield sebesar 2,97 persen.

Namun, dividen BIKE pada 2023 mungkin lebih kecil. Alasannya, laba bersih BIKE tergerus cukup dalam sebesar 70 persen menjadi Rp3,92 miliar. Padahal, pendapatannya naik 146 persen menjadi Rp239 miliar.

Namun, kami kesulitan mendapatkan data sumber pendapatan perseroan karena laporan keuangan semester I/2023 tidak tersedia di IDX maupun websitenya. Di sisi lain, jika melihat kinerja perseroan kuartal I/2023, sumber pendapatan utama masih berasal dari sepeda. Lalu, pendapatan pendukungnya dari penjualan kereta bayi.

Beberapa penyebab laba bersih BIKE tertekan antara lain:

Pertama, adanya transaksi pembelian barang jadi yang signifikan senilai Rp278 miliar. Hal itu membuat total beban pokok pendapatan naik 188 persen menjadi Rp225 miliar alias lebih besar dari pertumbuhan pendapatan. Dengan begitu, gross profit margin BIKE turun menjadi 5,75 persen dibandingkan dengan 19,75 persen.

Kedua, adanya kenaikan beban lainnya seperti beban penjualan menjadi Rp1,93 miliar dibandingkan dengan Rp616 juta pada periode sama tahun lalu. Kemudian, beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp4,86 miliar dibandingkan dengan Rp1,45 miliar pada periode sama tahun lalu.

Dengan kondisi begitu, arus kas operasional perusahaan juga turun 106 persen menjadi Rp2,49 miliar. Namun, free cashflownya menjadi negatif Rp1 miliar.

BIKE menjadi salah satu perusahaan dengan utang yang cukup rendah. Perseroan hanya punya utang berbunga dari pinjaman bank jangka pendek senilai Rp9,14 miliar. Jika dibandingkan dengan tingkat ekuitas, debt to equity ratio BIKE cuma 0,08 kali.

Namun, masalahnya saat ini free cashflownya negatif. Lalu, arus kas operasional cuma Rp2 miliar.

Memang, bebannya digunakan untuk membeli persediaan di mana harusnya bisa menjadi pendapatan di semester II/2023 atau 2024. Untuk itu, perlu kita pantau kinerja BIKE di akhir 2023, apakah ada pengurangan jumlah persediaan dan menjadi omzet atau tidak. Hal itu bisa mempengaruhi tingkat laba bersih perseroan dan potensi pembagian dividen di masa depan juga.

5. PT Sigma Energy Compressindo Tbk. (SICO)

SICO menjadi salah satu saham IPO 2022 dengan harga penawaran Rp230 per saham. Kini, per 27 September 2023, harga saham SICO sudah turun 46 persen menjadi Rp123 per saham dari harga penawaran IPO.

Di sisi lain,SICO menjadi salah satu saham IPO yang paling banyak bagi dividen, yakni sebanyak 3 kali. Perseroan langsung bagi dividen setelah IPO senilai Rp1 per saham dan dividen yield 0,68 persen.

Lalu, perseroan juga bagi dividen interim di akhir 2022 senilai Rp1 per saham dengan dividen yield 1,23 persen. Terakhir, perseroan bagikan dividen final pada Juni 2023 senilai Rp2 per saham dengan dividen yield 2,86 persen.

Secara umum, bisnis SICO ini adalah pendukung dari tambang migas, yakni terkait compressor, serta ada penjualan bahan bakar.

Nah, kinerja perseroan pada semester I/2023 ini lagi cukup bagus. Pendapatan perseroan naik 39 persen menjadi Rp49 miliar. Pendapatan terbesar perseroan berasal dari jual bahan bakar yang naik 138 persen menjadi Rp24 miliar, sedangkan bisnis intinya, yakni sewa kompressor gas jack turun tipis 0,98 persen menjadi Rp23,85 miliar.

Dari sisi beban pokok pendapatan, tampaknya naik lebih tinggi daripada pendapatan. Hal itu terlihat dari sisi gross profit margin perseroan yang turun menjadi 42 persen dibandingkan dengan sebelumnya 47 persen.

Beban pokok pendapatan perseroan naik lebih tinggi karena adanya lonjakan beban bahan bakar sebesar 150 persen menjadi Rp20 miliar.

Di sisi lain, laba bersih SICO justru meningkat 61 persen menjadi Rp6,96 miliar. Dengan kenaikan signifikan itu, net profit margin SICO juga naik menjadi 14 persen dibandingkan dengan 12 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba bersih itu didukung oleh beberapa faktor:

Pertama beban usaha yang naik lebih rendah dibandingkan laba kotor. Beban usaha hanya naik 20 persen, sedangkan laba kotor naik 24 persen.

Kedua, beban keuangan juga turun tipis 7,8 persen menjadi Rp602 juta. Lalu, keuntungan selisih kurs naik 2.000 persen menjadi Rp71 juta, serta pendapatan keuangan naik 360 persen menjadi Rp773 juta.

Dari sisi arus kas operasional, perseroan mencatatkan senilai Rp3,5 miliar. Lalu, free cashfownya senilai Rp3 miliar. Tingkat kas itu cukup aman jika melihat tingkat utang berbunga jangka pendeknya hanya Rp1,56 miliar.

SICO bisa dibilang memiliki tingkat debt to equity ratio (DER) yang sangat rendah, yakni 0,12 kali dari ekuitas.

Secara keseluruhan, SICO memenuhi syarat sebagai saham dividen Mikirdividen. Namun, beberapa pertimbangan untuk SICO antara lain, skala bisnis masih kecil, serta prospek bisnis ke depannya akan seperti apa.

Seperti pada kinerja semester I/2023, SICO terselamatkan dari penjualan bahan bakar. Di mana, harga migas juga lagi tinggi sehingga pendapatannya terlihat besar. Di sisi lain, ketika harga migas turun, hal itu juga bisa berefek terhadap pendapatan perseroan.

Kesimpulan

Dari kelima saham IPO pada 2022-2023 yang memiliki tingkat dividen yield terbesar, kami menilai STAA yang memiliki prospek jangka panjang paling oke. Meski, jika dibandingkan dengan sektoralnya, valuasi price to book value STAA menjadi yang tertinggi. PBV STAA sekitar 2,24 kali, di atas PT Sawit Sumbermas Tbk. yang sebesar 1,95 kali.

Selain STAA, AXIO dan SICO memiliki potensi saham dividen yang menarik. Namun, kami melihat dari sisi prospek bisnisnya banyak risiko. Seperti, AXIO merupakan pemain laptop lokal di mana persaingannya dengan laptop impor yang lebih digemari.

Lalu, skala bisnis SICO masih sangat kecil dengan model bisnis penyewa kompresor Gasjack. Ditambah, pendapatannya lebih ditopang dari hasil jualan bahan bakar.

Meksipun begitu, secara valuasi saham SICO lebih menarik dibandingkan dengan STAA maupun AXIO. Pasalnya, PBV SICO hanya 1 kali.

Namun, memang itu adalah risiko dari memburu saham dividen sejak IPO. Di mana, proses pembentukkan bisnisnya baru tahap awal sehingga risikonya masih sangat tinggi. Akan tetapi, jika perusahaan berhasil berkembang, bukan tidak mungkin kamu bisa cuan besar hingga multibagger.

Namun ingat, untuk mencapai itu, kamu harus siap menghadapi risiko floating loss, dan membutuhkan waktu jangka panjang 10-15 tahun ke depan.

Kira-kira, kamu tertarik masuk ke saham IPO Dividen 2022-2023 yang mana nih?

Mau dapat guideline saham dividen 2024?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Referensi

  • Samuel Sekuritas, 15 September 2023, STAA More Expansion Ahead
  • Public Expose STAA
  • Public Expose AXIO
  • Laporan Keuangan STAA, AXIO, FWCT, BIKE, dan SICO