Saham AKRA Makin Royal Bagi Dividen, Begini Prospeknya
Saham AKRA sempat jadi fenomena karena tiba-tiba bagi dividen 3 kali sepanjang 2023. Kira-kira, apakah ini jadi pertanda AKRA jadi salah satu pilihan saham dividen yang menarik?
Mikirduit – Saham AKRA sudah turun sekitar 5,18 persen dalam sebulan terakhir. Pada perdagangan 26 Juli 2024, saham AKRA mulai menguat 2,98 persen. Apakah ini jadi tanda pembalikkan arah saham AKRA?
Saham AKRA memiliki lini bisnis utama terkait distribusi dan perdagangan BBM. AKRA menjual BBM dalam dua brand, pertama SPBU AKR yang hanya menjual solar subsidi dan bensin dengan RON92 setara Pertamax. Kedua, AKRA menjual BBM hasil kolaborasi dengan BP (British Petroleum) dengan brand BP AKR yang menjual BBM lebih lengkap di kota-kota besar.
Meski AKRA menjual BBM, tapi korelasi pergerakan harga sahamnya dengan harga minyak dunia cenderung positif. Hal itu ada indikasi dari AKRA yang berstatus sebagai trader atau pedagang yang membeli serta memasok BBM untuk didistribusikan kembali. Sehingga fluktuasi harga minyak naik bisa jadi positif berarti ada potensi margin keuntungan dari pembelian awal, sebaliknya saat harga minyak turun malah bisa rugi karena basis pembelian berpotensi di harga yang lebih tinggi.
Selain itu, kontribusi bisnis terbesar kedua AKRA dari segi laba per segmennya adalah kawasan industri di area JIIPE, Gresik. Diperkirakan, hasil penjualan lahan industri di JIIPE bisa menjadi pendorong kinerja perseroan hingga 5-10 tahun ke depan. Sisanya, bisnis AKRA terdiri dari pabrik Adhesive dan Logistik yang porsinya tidak terlalu besar.
Adapun, kinerja AKRA per kuartal II/2024 mencatatkan penurunan. Laba bersih mengalami penurunan sebesar 2,71 persen menjadi Rp1 triliun. Salah satu pendorong utamanya adalah penurunan pendapatan sebesar 6,06 persen menjadi Rp18,65 triliun.
Menariknya, dari sisi laba kotor, tingkat penurunannya lebih dalam, yakni 12,48 persen menjadi Rp1,58 triliun. Hal itu disebabkan beban pokok pendapatan yang turun lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan. Sehingga tingkat gross profit margin perseroan turun menjadi 8,49 persen dibandingkan dengan 9,11 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Beban bisnis AKRA ini sebenarnya datang dari beban produksi segmen pabrikan yang naik 0,15 persen menjadi Rp165 miliar. Lalu, beban pokok pendapatan segmen logistik naik 11,38 persen menjadi Rp535 miliar, serta beban pokok pendapatan segmen lahan industri yang naik 10,56 persen menjadi Rp320 miliar.
Untuk bisnis utama perseroan, yakni distribusi BBM dan Kimia mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 6,21 persen menjadi Rp16,04 triliun. Penurunan itu bisa dibilang sudah lebih dalam dari pertumbuhan pendapatan secara umum perseroan.
Meski ada kenaikan beban pokok pendapatan, tapi penurunan laba bersih AKRA bisa cuma di bawah 3 persen. Bahkan, tingkat net profit margin juga membaik menjadi 5,38 persen dibandingkan dengan 5,19 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti, posisi rugi selisih kurs yang menciut menjadi Rp6,39 miliar dibandingkan dengan Rp28,8 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Lalu, perseroan juga mencatatkan kenaikan pendapatan usaha lainnya sebesar 24,03 persen menjadi Rp26,8 miliar.
AKRA juga mencatatkan penurunan beban keuangan sebesar 2,86 persen, serta kenaikan bagian laba bersih atas entitas asosiasi sebesar 184,85 persen menjadi Rp30,71 miliar. Pendapatan dari bagian laba atas entitas asosiasi itu berasal dari PT Berlian Jasa Terminal, yang merupakan perusahaan patungan yang mengelola fasilitas pelabuhan terpadu di JIIPE. AKRA merupakan pemegang saham sebesar 40 persen di perusahaan tersebut.
Dengan kinerja kuartal II/2024 itu, bagaimana prospek saham AKRA ke depannya?
Prospek Saham AKRA
Jika melihat bisnis AKRA selama 5-10 tahun ke depan ada potensi mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil penjualan lahan. Namun, hasil penjualan lahan industri di JIIPE ini sifatnya tidak berulang, sehingga jika lahan sudah terjual semua, AKRA akan kehilangan sumber pendapatan tersebut.
Namun, dalam proses penjualan lahan yang masih tersedia seluas 800 hektar, AKRA berencana membangun sumber recurring income dari hasil penjualan listrik, gas, air, pengelolaan limbah, hingga jasa pelabuhan. Sehingga nantinya, AKRA bisa punya model pendapatan seperti POWR dan IPCC menjadi satu. Dengan konsep itu, tren pertumbuhan kinerja AKRA bisa lebih berkelanjutan.
Selain dari lahan industri, ada beberapa prospek pertumbuhan lainnya, seperti penyerapan produk kimia AKRA bisa meningkat setelah Asahimas Chemical membangun fasilitas baru di Cilegon. AKRA sebagai satu-satunya distribusi bisa mendapatkan kenaikan volume permintaan barang.
Lalu, AKRA juga mulai membangun outlet pengisian kendaraan listrik yang terintegrasi dengan SPBU BP-AKR milik perseroan. Pihaknya disebut sudah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun infrastruktur pengisian baterai SWAP kendaraan roda dua.
Ke depannya, AKRA juga membuka peluang membangun stasiun pengisian cepat kendaraan listrik dengan teknologi milik BP, yakni Pulse yang sudah dijalankan oleh BP di beberapa negara lainnya.
Dari sini, sebenarnya, AKRA punya value untuk terus bertumbuh dalam jangka panjang. Untuk proyeksi kinerja AKRA dalam jangka pendek, konsensus analis memproyeksikan laba bersih tumbuh 0,83 persen menjadi Rp2,8 triliun.
Tren laba bersih AKRA juga diproyeksikan bisa bertumbuh secara konsisten hingga mencapai Rp3,3 triliun pada 2026.
Prospek Dividen AKRA
Sepanjang 2023, AKRA secara mengejutkan memutuskan pembagian dividen sebanyak 3 kali. Total dividen dari tahun buku 2023 senilai Rp125 per saham. Dengan asumsi pembelian di awal 2023 senilai Rp1.400 per saham, berarti tingkat dividend yield yang diterima setahun setelahnya sekitar 8,93 persen.
Lalu, bagaimana dengan 2024? AKRA sudah bagikan dividen interim senilai Rp50 per saham. Total pembagian dividen senilai Rp987 miliar. Angka itu cukup make sense mengingat total kas AKRA hampir mencapai Rp5 triliun.
Kenaikan dividen AKRA yang cukup signifikan selaras dengan kenaikan dividend payout rasio menjadi 89,93 persen. Sebelumnya, rata-rata dividend payout ratio AKRA sebesar 50-65 persen.
Dengan total kas saat ini sekitar Rp4,98 triliun dan proyeksi laba bersih di Rp2,8 triliun. Kami menilai AKRA bisa saja membagikan dividen setara tahun lalu.
Namun, catatannya, tingkat kas AKRA bisa kembali naik di kuartal ketiga sehingga manajemen berani kembali menambah 1 dividen interim lagi. Kuncinya ada di kas hasil penjualan lahan industri. Soalnya, kalau dari bisnis distribusi BBM tampaknya lagi kurang bagus dari segi penjualan hingga margin keuntungannya.
Kesimpulan
Ada beberapa kelebihan saham AKRA:
Pertama, saham ini memiliki tingkat utang yang rendah. Tingkat debt to Equity rasio sekitar 0,43 kali. Bahkan, total utang jangka pendeknya, hingga akumulasi utang berbunga bisa dituntaskan dengan posisi kas saat ini.
Kedua, meski bukan dividen player yang sangat besar hingga memberikan yield di atas 10 persen, tapi dengan tingkat pertumbuhan bisnis dari hasil jualan lahan industri, kinerja AKRA berpotensi terjaga bertumbuh dengan baik selama 5-10 tahun ke depan (sesuai proyeksi masa penjualan lahan industrinya tersebut).
Namun, apakah artinya saham AKRA menjadi layak dibeli?
Harga perdagangan saham AKRA per 26 Juli 2024 ditutup di area Rp1.555 per saham. Apakah harga ini masih murah?
Kami menggunakan empat metode penilaian saham AKRA ini.
Pertama, dengan PE Justified dengan menggunakan proyeksi laba bersih dan dividen di 2024. Hasilnya, posisi saham AKRA masih cukup murah dengan asumsi wajar di Rp1.625 per saham.
Kedua, dengan PBV Justified dengan menggunakan realisasi ROE dan prospek pertumbuhan AKRA. Posisi harganya masih cukup murah, dengan asumsi wajar di Rp1.804 per saham.
Ketiga, dengan PBV band 5 tahun terakhir secara rata-rata memiliki harga wajar di Rp1.207 per saham. Sehingga harga saham saat ini cukup mahal.
Keempat, dengan Discounted Cashflow hasil hitungan Simply Wallstreet, harga wajar AKRA disebut Rp3.205 per saham. Angka ini membuat harga saham AKRA saat ini memang terlihat sangat murah. Namun, dalam jangka dekat kami sangsi saham AKRA bisa menuju ke angka itu, kecuali 5-10 tahun ke depan ya.
Jadi, saham AKRA masih murah atau tidak?
Jika kamu tidak sabar masuk ke saham AKRA, kamu bisa masuk sebagian karena dari asumsi harga wajar PBV dan PE justified-nya masih terlihat murah. Namun, kamu masuknya sebagian agar jika ada risiko penurunan harga balik mendekat ke Rp1.207 per saham, kamu masih memiliki peluru untuk menyerok. Dengan catatan, strategi ini untuk timeframe 2-5 tahun ke depan ya.
Sebagai catatan, saham AKRA ini salah satu saham yang paling sering diborong pengendalinya. Sepanjang Juli 2024 saja, PT Arthakencana Rayatama sudah memborong sebanyak 146,6 juta lembar saham AKRA. Jika dihitung dengan asumsi harga rata-rata yang dimilikinya saat pembelian sepanjang Juli 2025 senilai Rp1.350 per saham, total modal yang dikeluarkan sudah Rp197 miliar.
Nah, menurutmu kira-kira apakah saham AKRA menarik untuk investasi jangka panjang?
AKRA Jadi Salah Satu Saham Pilihan dari 31 Saham Mikirdividen, Mau Dapat Update Realtime Harga Wajar dan Proyeksi Dividen Saham Pilihan Mikirduit?
oin Mikirdividen sekarang untuk mendapatkan banyak benefit serta strategi investasi dan diskusi dengan para investor saham. Berikut benefit gabung mikirdividen:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
JANGAN LUPA ADA PROMO Tambahan DISKON RP50,000 dengan Menggunakan Kode SAHAMBULLISH
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini