Saham Bioteknologi Part 1: Ada 2 Saham yang Lagi Diskon 70 Persen
Saham bioteknologi disebut akan diuntungkan jika suku bunga makin rendah. Dengan potensi kinerja yang tertekan di 2023-2024, apakah ini jadi sinyal saham bioteknologi bakal menguat di tahun depan? berikut pilihan sahamnya.
Mikirduit – Menurut outlook 2025 dari Blackrock, salah satu sektor bisnis yang akan menarik adalah Bioteknologi di bidang kesehatan. Alasannya, dengan posisi suku bunga yang lebih rendah, emiten Bioteknologi cenderung berani menganggarkan biaya reasearch and development lebih besar. Sehingga prospeknya akan lebih menarik. Lalu, apa saja pilihan saham Bioteknologi yang menarik?
Untuk itu, kami akan mengulas 10 saham bioteknologi terbesar di AS dalam dua bagian. Dalam bagian pertama ini, kami akan mengulas saham bioteknologi yang terbesar ke-10 hingga ke-6. Kira-kira, seperti apa prospeknya?
Saham Incyte (INCY)
INCY adalah emiten bioteknologi yang sudah memiliki beberapa produk di pasar. Beberapa produk utamanya antara lain untuk kondisi transplantasi organ dan sumsum tulang belakang, yakni Jakafi dan Niktimvo.
Lalu, untuk general hematology atau onkologi, INCY memiliki Pemazyre, Monjuvi, Iclusig, Zynyz, dan Tafasitamab.
Untuk Dermatology dan lainnya, INCY memiliki Opzelura cream. Lalu, untuk prgram dengan partner ada dua produk yang sudah disetujui, yakni Olumiant, dan Tabrecta.
Di luar itu, INCY memiliki sekitar 21 produk yang lagi dalam tahap uji klinis hingga pivotal. Jika setengah dari 21 produk itu disetujui, kinerja INCY bisa mencatatkan pertumbuhan yang menarik.
Pasalnya, skema pendapatan emiten bioteknologi kesehatan ini bukan cuma dari penjualan produk, tapi juga pendapatan royalti. Meski yang terbesar tetap dari pendapatan obat tersebut.
Sayangnya, kinerja INCY hingga kuartal III/2024 lagi kurang oke setelah mencatatkan kerugian sebesar 168,59 juta dolar AS. Meski, pendapatan perseroan naik 14,17 persen menjadi 3,06 miliar dolar AS.
Posisi kerugian INCY disebabkan oleh biaya reasearch dan development yang naik 80,94 persen menjadi 2,14 miliar dolar AS.
Meski begitu, konsensus analis hingga 21 November 2024 masih optimistis INCY bisa mencatatkan laba bersih senilai 78,78 juta dolar AS, meski nilai tersebut mencatatkan penurunan sebesar 86 persen. Namun, kinerja di 2025, INCY diproyeksikan mencatatkan kenaikan sebesar 1.134 persen menjadi 972,19 juta dolar AS.
Secara valuasi saham dengan discounted cashflow, INCY masih cukup murah dengan asumsi harga wajar di 267,9 dolar AS per saham. Artinya, posisi per akhir November 2024, harga saham INCY masih diskon 72 persen.
Secara sektoral, INCY menjadi yang termurah dari sisi price to sales yang hanya 3,5 kali. Angka itu jauh dari rata-rata sektoral yang sebesar 13,5 kali.
Dengan PBV, INCY menjadi yang termurah keempat dengan tingkat PBV sebesar 4,5 kali, masih lebih rendah dari rata-rata sektoral sebesar 9,1 kali.
Saham Moderna (MRNA)
MRNA menjadi salah satu emiten yang jadi sorotan saat pandemi Covid-19 karena menjadi salah satu produsen vaksin dari virus yang menyebabkan pandemi tersebut.
Secara kinerja keuangan hingga kuartal III/2024, MRNA mencatatkan posisi rugi yang lebih rendah senilai 2,44 miliar dolar AS dibandingkan dengan periode sebelumnya yang senilai 4,93 miliar dolar AS.
Namun, catatannya, pendapatan MRNA juga mencatatkan penurunan sebesar 43,77 persen menjadi 2,27 miliar dolar AS.
Dari konsensus analis memproyeksikan MRNA masih berpotensi mengalami kerugian hingga 2026. Sepanjang 2024, kerugian MRNA diperkirakan senilai 3,55 miliar dolar AS, sedangkan di 2025 hingga 2026 masing-masing perkiraan tingkat kerugiannya sekitar 3,46 miliar dolar AS dan 2,74 miliar dolar AS.
Artinya sejak 2023 hingga 2026 secara berturut-turut MRNA akan mencatatkan kerugian, dengan tren pendapatan yang cenderung stagnan.
Secara valuasi sektoral dari segi price to sales, MRNA menjadi yang termurah kedua di segmennya dengan tingkat PBV sebesar 3,3 kali dibandingkan dengan rata-rata sektoral sebesar 5,2 kali, sedangkan dari segi PBV, MRNA menjadi yang paling murah dengan tingkat PBV sebesar 1,4 kali.
Saham Biogen (BIIB)
BIIB menjadi salah satu saham bioteknologi yang cukup besar. Per 1 November 2024, BIIB mencatatkan 9 produk bioteknologinya.
Salah satu kabar terbaru Biogen adalah ketika investor merespons sahamnya secara positif per 14 November 2024 setelah regulator farmasi Eropa mengeluarkan opini positif mengenai obat penyakit Alzheimer yang dikembangkan BIIP bersama mitra dari Jepang, yakni Esai.
Posisi ini membalikkan posisi sebelumnya, yang mana regulator Eropa sempat menyatakan tidak setuju dengan obat tersebut.
Regulator Eropa mengizinkan penggunaan obat tersebut untuk pasien dengan gangguan kognitif yang ringan atau demensia ringan akibat Alzheimer.
Secara umum, kinerja kuartal III/2024 menjadi yang terbaik jika dibandingkan dengan MRNA maupun INCY.
BIIP mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 49,77 persen menjadi 1,36 miliar dolar AS. Meski, dari segi pendapatan mencatatkan penurunan tipis sebesar 3,06 persen menjadi 7,22 miliar dolar AS.
Adapun, laba bersih BIIP tetap naik meski pendapatan turun karena penurunan tiga beban utama perseroan, yakni beban penjualan, research dan development, dan beban general dan administrasi yang terkait penjualan sebesar 13,72 persen emnjadi 4,95 miliar dolar AS.
Sepanjang 2024, BIIP diperkirakan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 54,26 persen menjadi 1,79 miliar dolar AS. Tren pertumbuhan laba bersih BIIP diperkirakan berlanjut hingga 2026 hingga mencapai 2,4 miliar dolar AS.
Rata-rata kenaikan laba bersih BIIP dengan konsensus analis pada periode 2023-2024 diperkirakan sebesar 19,94 persen per tahun.
Meski begitu, dari segi pendapatan, BIIP diperkirakan mencatatkan penurunan sebesar 3,52 persen menjadi 9,64 miliar dolar AS. Tren penurunan itu diprediksi sampai di 2025 dan baru mulai bertumbuh di 2026.
Secara valuasi dengan discounted cashflow, harga saham BIIP masih cukup murah dengan asumsi wajar ada di 712,37 dolar AS per saham. Jika dihitung dengan harga terkahir di akhir November 2024, harga BIIP masih diskon sekitar 77 persen.
Dari segi price to earning rasio (PE) di sektornya, BIIP menjadi yang termurah dengan tingkat PE sebesar 14,5 kali atau di bawah rata-rata sektoral sebesar 33 kali.
Dari segi price to book value (PBV), BIIP juga menjadi yang termurah dengan rasio sebesar 1,4 kali atau di bawah rata-rata sektoral sebesar 3,2 kali.
Saham Biontech (BNTX)
Kondisi kinerja BNTX hampir mirip seperti INCY dan MRNA. Sampai kuartal III/2024, BNTX mencatatkan kerugian senilai 924 juta euro dibandingkan dengan laba sebesar 472 juta euro pada tahun sebelumnya.
Posisi rugi BNTX itu selaras dengan penurunan pendapatan perseroan sebesar 33 persen menjadi 1,56 miliar euro.
Dengan posisi pendapatan yang turun 33 persen, perseroan malah mencatatkan kenaikan di tiga pos beban tertinggi sebesar 53 persen menjadi 2,78 miliar euro.
Ketiga pos beban terbesar itu antara lain, research and development, beban umum dan administrasi, dan beban operasi lainnya.
Seperti MRNA, kondisi kinerja BNTX diperkirakan bakal terus mengalami kerugian hingga 2026. Puncak kerugian terdalam BNTX diperkirakan terjadi di 2025 senilai 813, 42 juta euro, sedangkan di 2026 diperkirakan mulai mencatatkan penurunan rugi bersih menjadi 786,81 juta euro.
Jika dibandingkan dengan MRNA, BNTX menjadi cukup mahal dari segi price to sales sebesar 8,8 kali, sedangkan MRNA sebesar 3,3 kali, dan BIIP sebesar 2,4 kali,
Dari segi PBV, posisi BNTX, MRNA, dan BIIP sama-sama di angka 1,4 kali. PBV itu cukup murah dibandingkan dengan rata-rata PBV sektoral yang sebesar 5,5 kali.
Saham Alnylam (ALNY)
ALNY memiliki peluang pemulihan kinerja seperti INCY, tapi diperkirakan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dalam berita terbaru pada 31 Oktober 2024, ALNY telah menunda pengembangan klinis untuk pengobatan diabetes tipe dua. Meski menangguhkan pengembangan obat diabetes, Perusahaan terapi RNA itu mencatat temuan baru dari studi fase 1 mivelsiran pada pasien Alzheimer dan dimulainya studi fase 1 untuk ALN-HTT02 pada orang dewasa dengan penyakit Huntington.
Kinerja ALNY per kuartal III/2024 (9 bulan) bisa dibilang cukup bagus. Dari segi pendapatan, perseroan mencatatkan kenaikan sebesar 19,23 persen menjadi 1,65 miliar dolar AS, sedangkan dari segi rugi bersih menyusut menjadi 194 juta dolar AS dibandingkan dengan 302 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya.
Konsensus analis memproyeksikan kinerja ALNY akan bertahap pulih, dari segi bottom line, ALNY diperkirakan masih rugi 258 juta dolar AS pada 2024. Posisi rugi itu sudah lebih rendah dibandingkan dengan 2023 yang senilai 440 juta dolar AS.
Lalu, di 2025, kerugian ALNY susut menjadi 195 juta dolar AS, dan perseroan akan mencatatkan laba bersih pertamanya dalam periode 2020-2026 pada 2026 senilai 375 juta dolar AS.
Meski posisi kinerja masih akan rugi, tingkat pertumbuhan pendapatan ALNY cukup agresif. Pada 2024, ALNY diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,21 persen menjadi 2,23 miliar dolar AS. Lalu, rata-rata pertumbuhan laba bersih tahunan ALNY pada periode 2023-2026 sekitar 17,5 persen per tahun.
Dari segi valuasi dengan discounted cashflow, harga saham ALNY masih cukup murah dengan asumsi wajar di 540 dolar AS per saham. Tingkat harga wajar itu masih 53 persen di bawah harga ALNY per akhir November 2024.
Namun, dari segi price to sales, saham ALNY menjadi yang termaahal sebesar 15,6 kali dan di atas rata-rata sektoral sebesar 9,1 kali. Dari segi PBV, harga saham ANLY juga sudah cukup mahal dengan tingkat PBV 1.008 kali di atas rata-rata sektoral sebesar 11,9 kali.
Kesimpulan
Dari kelima saham bioteknologi kesehatan ini, kami menilai yang cukup menarik untuk jangka menengah antara lain INCY dan BIIP. Prospek pertumbuhan kinerja keuangannya menjadi yang terbaik dibandingkan dengan 3 saham lainnya, serta valuasinya juga masih cukup murah. Saham ALNY juga menarik, sayangnya harga saham ALNY secara valuasi relatif masih cukup tinggi.
Catatannya, salah satu risiko dari bisnis bioteknologi adalah jika hasil research and development tidak disetujui. Kondisi itu bisa jadi sentimen negatif untuk harga saham dan jadi penekan kinerja laba bersih karena research development yang baru membutuhkan waktu lama. Sehingga tingkat beban keuangan emiten bioteknologi cukup rentan saat suku bunga tinggi.
Kalau kamu lebih suka pilih yang mana?
Mau Mulai Investasi Saham US?
Kamu bisa mulai investasi saham AS mudah dengan download dan daftar di Gotrade. Daftar dengan link ini untuk mendapatkan bonus hingga 20 dolar AS dari Gotrade.