Saham BJTM Sudah Murah, tapi Mau KUB dengan BEKS, Bisa Rungkad?

Posisi saham BJTM saat ini sudah murah banget, tapi mau ajak BEKS jadi anggota KUB-nya. Bisa rungkad atau malah positif? simak ulasan lengkapnya di sini.

Saham BJTM Sudah Murah, tapi  Mau KUB dengan BEKS, Bisa Rungkad?

Mikirduit – Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) bisa dibilang sudah cukup murah. Dalam tiga tahun terakhir, harga saham BJTM sudah turun sebesar 28,14 persen. Lalu, gimana prospek saham BJTM? Apalagi kabar perseroan berencana bekerja sama dengan BEKS (Bank Banten) dalam kelompok usaha bank (KUB)-nya?

Posisi BJTM sebagai bank menengah membuat perseroan sangat sensitif dengan kebijakan Bank Indonesia. Jika suku bunga naik, artinya ada risiko kinerja keuangan BJTM juga melambat. Hal itu terepresentasi dari kinerja perseroan sepanjang 2023. 

Hal itu terlihat dari kinerja laba bersih BJTM yang turun sebesar 4,71 persen menjadi Rp1,47 triliun dibandingkan dengan Rp1,54 triliun pada tahun sebelumnya. 

Beberapa penyebab penurunan kinerja BJTM antara lain kenaikan beban bunga sebesar 17,68 persen menjadi Rp2,31 triliun. Hal itu membuat pendapatan bunga bersih BJTM hanya naik 3,01 persen menjadi Rp4,95 triliun. 

Ditambah, BJTM juga menaikkan anggaran pencadangan antisipasi kredit bermasalah sebesar 73,62 persen menjadi Rp671 miliar. 

Secara rasio keuangan, kondisi BJTM masih cukup solid dengan rasio kecukupan modal sekitar 25,71 persen. Posisi NPL gross juga membaik menjadi 2,49 persen dibandingkan dengan 2,83 persen pada tahun sebelumnya. Hanya saja, posisi NPL nett naik menjadi 1,21 persen dibandingkan dengan 1,01 persen pada  periode sebelumnya. Hal itu membuat BJTM menaikkan pencadangan cukup signifikan di akhir tahun kemarin. 

Menariknya, meski BJTM mencatatkan kenaikan beban bunga hingga 17,68 persen, net interest margin-nya masih naik 5,57 persen dibandingkan dengan 5,11 persen. 

Posisi cost to income ratio BJTM juga masih aman hanya sebesar 39,56 persen dibandingkan dengan 38,41 persen. Ada kenaikan, tapi tidak terlalu signifikan dan masih di bawah 40 persen. 

Untuk likuiditas pun masih punya ruang ekspansi kredit cukup besar dengan posisi loan to deposit ratio di 70,03 persen dibandingkan dengan 56,5 persen. 

Dengan kondisi fundamental itu, kinerja BJTM akan mulai bangkit jika suku bunga diturunkan. Hal itu bisa memicu ekspansi kredit lebih masif dengan tingkat beban bunga yang lebih rendah. 

Namun, para holder BJTM mulai agak cemas dengan kabar perseroan mau membentuk KUB dengan BEKS alias Bank Banten? apa dampaknya terhadap BJTM?

Dampak BEKS Masuk KUB BJTM

Sebelum membahas dampaknya, kami akan menjelaskan apa kebijakan KUB ini? ingat ketika bank umum diminta menaikkan minimal modal inti menjadi Rp3 triliun dengan tenggat waktu 31 Desember 2022? hal itu memicu banyak aksi right issue hingga akuisisi bank kecil untuk bisa memenuhi ketentuan OJK tersebut. 

Namun, kebijakan itu dikhususkan untuk bank umum selain bank daerah. Sementara itu, bank daerah diberikan tenggat waktu lebih lama hingga 31 Desember 2024 alias akhir tahun ini untuk mengejar target modal inti minimal Rp3 triliun. 

Di sisi lain, banyak bank daerah yang skala modal intinya masih kecil dan banyak di bawah Rp1 triliun. Sementara itu, untuk memenuhi ketentuan OJK juga cukup sulit, pasalnya pengendali bank daerah adalah pemerintah provinsi. Anggaran untuk suntik modal juga berasal dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Di mana, banyak daerah tingkat  APBD-nya terbatas. 

Untuk itu, OJK memberikan kelonggaran dengan cara bank daerah boleh hanya memiliki modal inti minimal Rp1 triliun. Namun, dengan syarat bank daerah itu harus berada di bawah supervisi atau kelompok usaha bank (KUB) bank daerah yang lebih besar. 

Dalam hal ini, ada dua bank daerah yang ditunjuk menjadi anchor dari KUB bank daerah tersebut, yakni BJBR dan BJTM. Pertanyaannya, apakah dengan menjadi anggota KUB bank daerah, berarti bank anchor harus mengakuisisi bank daerah kecil-kecil tersebut? 

Jawabannya, tergantung. Jika modal inti bank daerah itu masih di bawah Rp1 triliun, berarti ada opsi untuk akuisisi. Hal itu dilakukan oleh BJBR yang mengakuisisi sekitar 7,15 persen saham BPD  Bengkulu yang setara Rp99,9 miliar pada akhir 2022. Dalam kesepakatannya, BJBR berkomitmen melakukan setoran modal sebanyak-banyaknya senilai Rp250 miliar. Aksi tambah modal dari BJBR itu untuk membantu Bank Bengkulu mencapai batas minimum modal inti menjadi Rp1 triliun. Kini, per kuartal III/2023, modal inti Bank Bengkulu senilai Rp1,26 triliun. 

Lalu, bagaimana dengan BJTM? 

Jika dilihat, Bank Lampung, Bank NTB Syariah, dan BEKS sudah memiliki modal inti di atas Rp1 triliun. Jadi, sifat gabung ke KUB dengan BJTM bisa saja hanya dengan kesepakatan kerja sama, atau setoran modal kecil untuk komitmen dari BJTM ke bank-bank daerah kecil tersebut. 

Sehingga sifatnya bukan akuisisi-merger, tapi hanya setoran modal kepemilikan untuk syarat pembentukkan KUB. Dengan historis BEKS yang buruk sebagai bank pesakitan sejak masih berstatus Bank Eksekutif, menjadi Bank Pundi, hingga kini Bank Banten, apakah akan jadi pertanda buruk bagi BJTM?

Jika dilihat dari perkembangan fundamental BEKS sebenarnya sudah cukup membaik. Per 2023, saham BEKS sudah meraih laba bersih Rp26,59 miliar. 

Meski, risiko bisnis saham BEKS masih cukup tinggi dengan status NPL gross yang tembus 9,36 persen, meski NPL net hanya 1,09 persen. 

Namun, jika perseroan bisa menjaga tingkat NIM 4,05 persen lebih konsisten dan menyalurkan kredit lebih berhati-hati sehingga tidak ada kenaikan NPL gross, BEKS bisa pulih dalam 2-3 tahun ke depan. 

Tantangan BEKS adalah bagaimana bisa menekan cost to income ratio menjadi di bawah 60 persen dari posisi saat ini 84,5 persen. Lalu, tingkat loan to deposit ratio (LDR) juga cukup ketat sebesar 98,98 persen meski tingkat CAR 44,72 persen. 

Nah, dengan kondisi likuiditas BEKS yang ketat ini, BJTM bisa membantu entah dalam bentuk pinjaman dana pihak ketiga agar BEKS bisa melakukan ekspansi bisnisnya.

Adu Saham Bank Daerah BJBR vs BJTM, Mana yang Oke?
Dua saham bank daerah terbesar ini menjadi salah satu dividen investing andalan karena konsistensinya. Namun, mana yang terbaik? BJTM atau BJBR?

Kesimpulan

Sebenarnya bank anchor yang mengambil alih sebagian saham bank daerah lainnya bisa mendapatkan keuntungan berupa pendapatan dividen. Meski nominalnya kecil, tapi bank daerah pasti bagi dividen karena menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah juga. Dengan begitu, secara kinerja keuangan, Bank anchor yang membawahi bank daerah kecil bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari dividen tersebut. 

Selain itu, bank anchor juga bisa mengoptimalkan asetnya untuk mendukung likuiditas di anggota KUB. Sehingga dana yang ada bisa lebih aktif memberikan margin keuntungan yang lebih menarik. 

Hanya saja, tantangan dari skema KUB ini adalah anggota bank harus dalam kondisi sehat. Jika dalam kondisi sakit, malah jadi bisa nombok ke depannya. 

Dalam keterangan resminya, konsep KUB BJTM antara lain fully protection growing together. Artinya, BJTM akan memberikan dukungan penuh terhadap likuiditas dan permodalan, serta menjalankan sinergi bisnis yang menguntungkan. Jadi, kemungkinannya, BJTM akan ada setoran modal yang tidak begitu besar ke bank-bank anggotanya tersebut. 

Jadi, apakah aksi ini bagus atau tidak bagi BJTM? jujur untuk memasukkan BEKS dalam kondisi saat ini bisa menjadi risiko juga bagi BJTM untuk membantu permasalah permodalan karena tingkat kredit bermasalah Bank Banten yang cukup tinggi. Namun, jika BEKS sudah pulih dan labanya terus bertumbuh, serta BJTM punya kepemilikan di sana, bisa saja mendapatkan tambahan pendapatan dari dividennya. 

Secara keseluruhan ekspansi KUB ini sifatnya positif, dan tidak mempengaruhi signifikan kepada bisnis bank daerah tersebut. Lalu, apakah harga BJTM saat ini sudah menarik?

Jika dilihat dengan price to book value (PBV) dibandingkan dengan rata-rata 5 tahunnya, posisi PBV BJTM di 0,74 kali ini sudah berada di standard deviasi -2 di mana posisinya sudah cukup murah. Bahkan, secara sektoral, valuasi BJTM sudah lebih murah dibandingkan dengan BJBR yang berada di 0,81 kali. 

Jika punya plan untuk hold sampai 1-2 tahun ke depan, saham BJTM jelas menarik. Saat suku bunga turun, dengan skala bisnis yang bisa bertumbuh dengan KUB-nya tersebut, seharusnya kinerja keuangannya bisa tumbuh lebih oke dan terepresentasi ke harga sahamnya. 

Meski, dalam jangka pendek masih ada risiko fluktuasi karena posisi suku bunga masih tinggi, sehingga kinerja keuangan BJTM di kuartal I/2024 masih berpotensi tertekan.

Musim Bagi Dividen Nih, Mau Tau Saham Dividen yang Oke dan Bisa Diskusi serta Tau Strategi Investasi yang Tepat?

Yuk join Mikirdividen, masih ada promo Berkah Ramadan hingga Rp200.000. Berikut ini benefit yang akan kamu dapatkan:

  • Update review laporan keuangan hingga full year 2023-2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan (HINGGA Maret 2025)
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini