Saham CLEO dan ADES Tumbang Setelah ALTO Tutup Pabrik?
Sadar nggak saham CLEO dan ADES kompak turun setelah ALTO tutup pabrik dan kena PKPU. Apa hubungannya dengan dua saham air mineral itu ya? simak ulasan lengkapnya di sini
Mikirduit – Dua saham yang dianggap salah satu pilihan Growth Investing mengalami penurunan harga saham secara bersamaan. ADES mencatatkan penurunan sebesar 4,79 persen dalam sepekan terakhir, sedangkan CLEO mencatatkan penurunan 2,37 persen dalam sepekan terakhir. Ada apa dengan kedua emiten air mineral tersebut?
Penurunan kedua saham air mineral itu bertepatan dengan penutupan pabrik salah satu saham air mineral lainnya, yakni ALTO pada akhir Oktober 2024. Ditambah, beberapa anak usaha ALTO juga mengalami PKPU.
ALTO mengungkapkan perseroan terpaksa menutup salah satu pabriknya karena salah satu konsumen maklon utamanya, yakni Grup Danone menghentikan permintaan beli. Meski, pabrik itu ditutup, perseroan masih punya dua pabrik, yakni di Cileungsi dan Temanggung.
Selain itu, ALTO juga mendapatkan permohonan PKPU dari empat krediturnya dengan total kewajiban sekitar Rp13 miliar. Saat ini, ALTO disebut tengah bernegosiasi dengan para krediturnya tersebut.
Jika dilihat dari penurunan kinerja keuangan perseroan per kuartal III/2024, ALTO mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 74 persen menjadi Rp59,19 miliar.
Jika dilihat dari laporan keuangannya, penurunan penjualan dipicu oleh penurunan pendapatan dari PT Kino Food Indonesia yang turun menjadi Rp32 miliar dibandingkan dengan sebelumnya senilai Rp80,88 miliar. Selisih sisanya diperkirakan berasal dari Danone yang juga berhenti memesan maklon dari perseroan.
Gara-gara penurunan pendapatan yang signifikan, ALTO mencatatkan rugi kotor Rp12,78 miliar. Lalu, mengalami kerugian usaha senilai Rp23,65 miliar, dan rugi bersih Rp25,52 miliar.
Di sisi lain, jika dilihat secara historis, kinerja ALTO memang cukup buruk. Perseroan telah mencatatkan kerugian berturut-turut sejak 2014 hingga saat ini. Artinya, sudah 1 dekade ALTO mencatatkan kerugian. Posisi sahamnya juga sudah masuk papan pemantauan khusus.
Lalu, apa efeknya ke emiten air mineral lain? apakah ada tanda redflag di sektor air kemasan?
Hubungan dengan Prospek CLEO dan ADES
Sebenarnya, kondisi ALTO terjadi akibat risiko bisnis yang penjualannya terlalu terkonsentrasi dengan beberapa pihak yang jumlahnya sedikit, tapi kontribusinya ke pendapatan sangat besar. Sehingga ketika ada penurunan permintaan, kondisi ini menjadi berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan perseroan.
Di sisi lain, keputusan Danone mundur dari maklon ALTO diperkirakan memiliki beberapa alasan:
Pertama, Danone yang produk air mineral utamanya Aqua terkena sentimen boikot karena dianggap terafiliasi Israel. Sehingga bisa jadi untuk mengurangi persediaan yang menumpuk, Aqua memutuskan untuk mengurangi produksi maklon agar biaya lebih efisien.
Kedua, Danone punya pabrik baru sehingga tidak butuh maklon lagi.
Ketiga, Danone bertemu dengan supplier maklon yang menawarkan harga yang lebih menarik.
Sebenarnya, apa yang dialami ALTO tidak punya korelasi dengan industri air mineral, termasuk saham CLEO dan ADES. Toh, ALTO sendiri sudah mencatatkan posisi rugi bersih sejak 2014.
Toh, kinerja kuartal III/2024 CLEO yang sumber pendapatan utamanya dari air mineral kemasan baik botol, galon, hingga es kristal dan lainnya masih tumbuh 31,51 persen menjadi Rp1,97 triliun. Secara kinerja tiga bulanan juga tidak ada tanda-tanda mencatatkan penurunan kinerja keuangan dari segi pendapatan maupun laba bersih.
Apalagi, CLEO masih terus membangun pabrik baru. Teranyar, CLEO lagi proses bangun 3 pabrik baru per kuartal II/2024 di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru. Targetnya bisa beroperasi di akhir tahun atau awal 2025. Sehingga, CLEO masih melihat potensi permintaan yang cukup tinggi. Lalu, prospek kinerja keuangan masih punya peluang tumbuh konsisten di atas 10 persen.
Lalu, ADES yang sebenarnya tidak 100 persen di bisnis air mineral juga masih mencatatkan pertumbuhan bisnis yang cukup positif. Total pendapatan dari segmen makanan dan minuman, yang utamanya dari brand minuman Nestle, mencatatkan pertumbuhan pendapatan besar 35,82 persen menjadi Rp782 miliar, sedangkan laba kotornya naik 32,93 persen menjadi Rp332,47 miliar pada kuartal III/2024.
Catatannya, ADES mencatatkan penurunan gross profit margin menjadi 42,5 persen dibandingkan dengan 43,42 persen pada periode sama tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan termasuk dengan bisnis kosmetiknya, ADES mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 23 persen menjadi Rp1,33 triliun, sedangkan laba bersihnya naik 19,95 persen menjadi Rp350 miliar.
Untuk strategi bisnis, ADES menjadi salah satu produsen maklon seperti ALTO. Dalam public expose di Juni 2024, manajemen ADES sempat ditanyakan terkait porsi antara maklon dengan internal (Nestle dan Vica), tapi tidak dijawab. Hanya saja, manajemen mengungkapkan saat ini kapasitas produksi pabriknya sudah di tingkat yang cukup tinggi.
Namun, kami memperkirakan faktor yang membuat ADES belum mempercepat ekspansi pabrik baru karena pertumbuhan penjualan minuman internal belum cukup solid, sedangkan kontribusi maklon masih cukup besar (dengan asumsi tidak mayoritas tapi angkanya di sekitar 30-40 persen). Sehingga jika kontrak maklon berakhir, jadi risiko bagi ADES jika kapasitas pabriknya terlanjut naik.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana nasib CLEO dan ADES setelah kejadian ALTO? balik lagi, secara fundamental ALTO juga tidak begitu bagus dengan model bisnis b to b yang terkonsentrasi di beberapa pemain besar. Apalagi, ALTO sudah mencatatkan kerugian sejak 10 tahun terakhir.
Sehingga, penurunan harga yang terjadi di CLEO dan ADES cenderung sementara. Kecuali ada kebijakan atau kejadian sektoral di air mineral yang bisa mempengaruhi fundamental seluruh pemain di pasar secara keseluruhan.
Menurutmu, seberapa menarik saham CLEO dan ADES?
Yuk Join Grup Mikirdividen untuk Dapat Pilihan Saham Investasi Jangka Panjang Serta Diskusi dan Update Saham Eksklusif Bersama Ratusan Investor Saham Lainnya
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini . Ada promo spesial diskon langsung Rp200.000 untuk langganan setahun! CUMA SAMPAI 31 Desember 2024 dan Kuota terbatas!
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini