Saham CLEO Turun 30 Persen Dalam Sebulan, Begini Prospeknya

Saham CLEO sudah turun 30 persen dalam sebulan, apakah tanda kiamat bagi CLEO? simak ulasan lengkapnya di sini.

saham CLEO

Mikirduit – Saham CLEO sudah turun 30-an persen sejak level tertingginya di pertengahan Februari 2025. Kira-kira, kenapa saham CLEO turun? lalu, apakah masih punya prospek bagus ke depannya?

Saham CLEO yang masuk ke indeks MSCI kategori small caps bersama INKP dan MDKA yang efektif per 3 Maret 2025. Namun, harga saham CLEO mulai oleng sebelum periode efektif tersebut. 

Secara perilaku, rata-rata saham yang masuk MSCI memang cenderung naik jelang periode efektif, dan turun setelah periode efektif. Namun, ada anomali di saham CLEO. 

Saham CLEO sudah mendapatkan tekanan jual sejak 20 Februari 2025 selama 5 hari perdagangan berturut-turut. Lalu, mencatatkan net buy asing selama dua periode berturut-turut jelang periode efektif MSCI, meski harga saham secara keseluruhan masih tertekan. Setelah itu, saham CLEO lanjut mencatatkan net sell asing selama 6 kali berturut-turut hingga perdagangan 7 Maret 2025. 

Jika dilihat dari komposisi pemegang saham, ada beberapa investor asing yang memang baru masuk di 2025 seperti:

1. Dimensional Fund Advisors LP sebanyak 34,31 juta lembar pada 31 Januari 2025

2. State Street Global Advisors Inc sebanyak 920,7 juta lembar pada 28 Februari 2025

3. American Century Investment Management sebanyak 78,3 juta lembar pada 31 Januari 2025

Sayangnya, kami tidak mendeteksi investor asing yang keluar. Banyak asumsi, penurunan saham CLEO terjadi faktor teknis, yakni take profit setelah masuk indeks global. 

Lalu, apakah saham CLEO masih punya peluang bangkit?

Rencana CLEO di 2025

Saat tren harga saham terus turun, saham CLEO malah terus ekspansi. Salah satunya, dengan menganggarkan belanja modal Rp600 miliar pada 2025. Jika dilihat historsi 2020-2024, rata-rata rencana belanja modal perseroan sekitar Rp200 miliar sampai Rp300 miliar. Artinya, ada kenaikan 100 persen yang menandakan perseroan masih ekspansi. 

Belanja modal tersebut digunakan untuk memperluas kapasitas produksi pabrik yang sudah ada dan juga pabrik baru.

Adapun, CLEO juga akan mendapatkan tambahan potensi pendapatan dari tiga pabrik baru yang mulai beroperasi pada tahun ini, seperti di Palu, Pontianak, dan Pekanbaru. Untuk mendukung pabrik tersebut, CLEO juga memperkuat jaringan distribusi di daerah tersebut untuk bisa menjangkau konsumen lebih optimal. 

CLEO menjadi salah satu perusahaan yang cukup ekspansif dengan mencatatkan penambahan pabrik serta akuisisi produk sejak 2004 hingga saat ini. Hal itu membuat skalabilitas CLEO terus meningkat, dari pemain medioker menjadi calon disruptor pemimpin pasar saat ini. 

CLEO juga terus menambah jenis kategori produknya, dari botol minuman seukuran air mineral gelas, kini perseroan juga ingin memproduksi kemasan 1 liter untuk menangkap kebutuhan konsumen.

Daya Tarik UNVR di Harga Seceng dan Jelang Dividen Spesial
UNVR memang jadi salah satu fenomena saham paling bearish dalam 5 tahun terakhir. Bayangin, dari harga Rp8.000-an, sekarang harganya cuma Rp1.000-an per saham. Kira-kira apakah masih ada harapan untuk saham UNVR?

Catatan Kinerja Keuangan CLEO

CLEO belum merilis laporan keuangan full year 2024, Jika dilihat secara kondisi keuangan hingga kuartal III/2024, kinerja keuangan CLEO tidak ada masalah yang berarti. 

Tingkat current ratio (yang menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek) masih di atas 1 kali, yakni 1,14 kali. 

Lalu, tingkat debt to Equity ratio (DER) sekitar 0,27 kali, yang masih cukup prudent, serta mayoritas ada di utang jangka panjang. Tingkat interest coverage ratio secara twelve trailing month (TTM) juga masih aman sebesar 20 kali yang artinya dengan laba usaha (TTM) per kuartal III/2024, CLEO bisa menyelesaikan cicilan utang hingga 20 tahun ke depan (yang di bawah tenor utangnya juga). 

Lalu, dari segi operasional bisnis, CLEO memiliki kelebihan dengan operasional yang makin efisien seiring dengan ekspansi pabrik yang terus dilakukan. Hal itu membuat biaya distribusi lebih efisien. 

Jika membandingkan kinerja CLEO yang fokus di segmen air mineral, dengan segmen makanan dan minuman ADES yang di-drive pendapatan air mineral Nestle. CLEO unggul dari segi gross profit margin yang mencapai 58,57 persen, sedangkan ADES sekitar 42,5 persen per kuartal III/2024. 

Namun, yang menjadi perhatian kami adalah tingkat inventory turnover ratio CLEO mengalami perlambatan. Per kuartal III/2024, tingkat inventory turnover ratio berada di 3,71 kali. Angka itu lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 5 kali. Inventory turnover menggambarkan seberapa banyak perputaran persediaan yang terjadi, semakin banyak, berarti tingkat keuntungan semakin tinggi. 

Angka turnover ratio yang bagus sekitar 5-10 kali, tapi akan tergantung dengan karakter bisnisnya juga. 

Jika dibandingkan dengan ADES, tingkat inventory turnover ratio CLEO lebih rendah. ADES memiliki tingkat inventory turnover ratio lebih tinggi sebesar 4,19 kali, meski dalam tren penurunan juga.

Dari segi prospek kinerja, menurut konsensus analis, CLEO berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 29,71 persen menjadi Rp2,71 triliun pada 2024. Lalu, tingkat laba bersih naik 44,27 persen menjadi Rp466 miliar.

Kemudian, tren pertumbuhan pendapatan dan laba bersih diperkirakan terus berlanjut hingga 2026. Pendapatan di 2025 diperkirakan naik sebesar 21,69 persen menjadi Rp3,29 triliun, sedangkan laba bersih naik 39 persen menjadi Rp650 miliar. Llau, pendapatan 2026 diperkirakan naik 20,64 persen menjadi Rp3,98 triliun, sedangkan laba bersih 2026 naik 33,85 persen menjadi Rp870 miliar. 

Meski tingkat persentase pendapatan dan laba bersih terlihat melambat, tapi perlambatan itu lebih disebabkan karena skala angka pendapatan dan laba bersih CLEO sudah cukup besar. Namun, jika dilihat ada indikasi tingkat net profit margin CLEO terus naik dari 15,45 persen pada 2023 menjadi 21,86 persen pada 2026. 

Valuasi CLEO Murah atau Masih Mahal?

Valuasi CLEO jika dilihat secara PE dan PBV memang cukup tinggi. PE CLEO sekitar 29,86 kali, sedangkan PBV-nya sekitar 7,73 kali. 

Apalagi, jika dibandingkan dengan ADES yang memiliki tingkat PE sebesar 12,08 kali, serta PBV sebesar 2,64 kali. 

Namun, jika dibandingkan dengan metrik Price to earning growth (PEG) ratio, mengingat CLEO dan ADES menjadi saham growth investing di Indonesia, posisi CLEO masih lebih murah dengan tingkat PEG (angka historis) sebesar 0,48 kali, sedangkan ADES sebesar 1,41 kali. 

Artinya, tingkat kenaikan harga saham CLEO masih lebih rendah daripada kenaikan pertumbuhan laba bersihnya karena masih di bawah 1 kali, sedangkan kenaikan harga saham ADES sudah lebih tinggi dari pertumbuhan laba bersihnya. 

Jadi, bagaimana strategi investasi saham CLEO saat harganya lagi turun ke level rendah saat ini?

Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini