Fakta: Ternyata Berburu Dividen di Cum-date Bisa Cuan, tapi..
Melihat saham dividen jumbo memang mengerikan setelah periode ex-date. Namun, fakta menariknya, beberapa saham justru bisa mencatatkan cuan menarik. Baca selengkapnya di sini
Mikir Duit – Saham dividen trap menjadi salah satu topik hangat sepanjang 2023. Pasalnya, lumayan banyak emiten bagi dividen jumbo di 2023 ini, dari saham batu bara yang kebanjiran cuan sepanjang 2022. Ditambah, beberapa saham konstruksi swasta yang bagi dividen dari saldo laba ditahannya. Pertanyaan, bagaimana nasib saham dividen trap sejak beberapa bulan lalu, apakah sekarang sudah naik lagi harganya?
Sebenarya, istilah saham dividen trap ini bukan berarti sahamnya yang merupakan dividen trap. Namun, perilaku investor atau trader saham melakukan aksi beli jelang cum-dividen dan jual pas ex-dividen yang membuat harga saham itu memperlihatkan tran dividen trap. Sehingga, saat menjelang periode cum-dividen naik tinggi, setelah ex-dividen turun dalam.
Bahkan, dalam tulisan kami sebelumnya mencatat rata-rata penurunan saham dividen jumbo setelah ex-date itu akan melebihi dari tingkat dividen yieldnya. Kamu bisa baca artikel lengkapnya di sini. [Nasib saham dividen jumbo ketika masuk periode ex-dividen]
Nmun, apakah setelah penurunan tajam pada periode ex-dividen tidak ada peluang balik ke harga sebelumnya? kita akan ulas 5 emiten dividen jumbo dan 1 emiten dividen yang malah naik pada periode ex-dividen di sini.
Daftar Isi Konten
- Review Saham ITMG
- Review Saham MBAP
- Review Saham UNTR
- Review Saham PUDP
- Review Saham TOTL
- Nasib Holder Dividen Hunter PTBA Rugi atau Cuan?
- BIRD Pas Ex-date Malah Naik, Holder Dividen Hunter-nya Cuan Nggak?
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG)
Saham ITMG membagikan dividen jumbo dengan tingkat yield yang dihitung saat pengumuman di RUPS tahunan sebesar 15,73 persen. Setelah memasuki periode ex-dividen pada 11 April 2023, harga saham ITMG terus terjun bebas hingga 30 Mei 2023. Total penurunannya sebesar 45 persen.
Setelah itu, sebenarnya perlahan saham ITMG kembali menguat dan sampai 7 Juni 2023, tapi jika dibandingkan dengan posisi saat periode cum-dividen, saham ITMG masih turun 38 persen.
Dengan begitu, jika kita beli 1 lot saat dekat periode cum-dividen di harga Rp41.000-an, berarti modal yang keluar sekitar Rp4,1 juta. Lalu, mendapatkan dividen ITMG dengan total 100 lembar sekitar Rp600.000. Kini, harga saham ITMG sekitar Rp25.000 per saham sehingga nilai aset menjadi Rp2,5 juta. Ditambah pendapatan dividen menjadi Rp3,1 juta. Berarti kita masih rugi 22 persen.
Apakah saham ITMG bisa bangkit?
Saham ITMG masih bisa bangkit, tapi mungkin membutuhkan waktu. Salah satu yang bisa menjadi pengerek ITMG adalah proyek gasifikasi batu bara yang lagi berjalan. Jika proyek itu mulai berjalan, ITMG bisa mendapatkan insentif royalti 0 persen. Artinya, ada potensi kinerjanya akan membaik saat harga batu bara dunia berada di level bottom.
Soalnya, kami prediksi permintaan batu bara masih akan stabil 3-5 tahun ke depan meski sudah mulai ada penetrasi ke energi baru terbarukan.
Namun, berapa lama bisa balik ke atas Rp40.000 per saham, itu tergantung seberapa cepat ITMG mengimplementasi hilirisasinya. Sampai saat ini, belum ada perusahaan batu bara yang resmi menjalankan hilirisasi, semuanya masih proses pengembangan.
PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP)
Tingkat dividen yield MBAP saat melakukan RUPS itu sekitar 16,96 persen. Dalam dua pekan setelah ex-dividen, harga saham MBAP itu turun sekitar 24 persen. Artinya, secara hitung-hitungan, ya sudah merugi meski dapat dividen.
Namun, menariknya nih, sampai per 7 Juli 2023, saham MBAP mulai naik. Bahkan, jika dibandingkan dengan periode kenaikan saat cum-dividen hingga saat ini, saham MBAP cuma turun 12 persen. Lalu, apakah menguntungkan jika membeli saham MBAP pada periode cum-dividen kemarin?
Jawabannya, posisi MBAP jika membeli sejak periode cum-dividen-nya saat ini sudah untung 4,33 persen.
Untuk jangka panjang, MBAP sudah memiliki lini bisnis di luar batu bara, yakni bisnis wood pellet dan tambak udang. Wood pellet sendiri digadang-gadang sebagai bahan bakar pengganti batu bara di setiap PLTU nantinya. Wood pellet adalah sumber bahan bakar ramah lingkungan yang bisa menghasilkan energi. Untuk Wood pellet ini ditargetkan masuk masa komersial pada 2025.
Lalu, tambak udang MBAP juga ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2024. Sedangkan, salah satu proyek ramah lingkungannya lagi adalah pembangkit listrik tenaga surya yang ditargetkan sampai 2027 bisa memiliki kapasitas 300 megawatt peak.
Dengan begitu, secara prospek jangka panjang saham MBAP masih cukup menarik.
PT United Tractors Tbk. (UNTR)
Pola saham UNTR hampir sama seperti ITMG. Setelah membagikan dividen jumbo dengan yield tembus 19,77 persen saat pengumuman dividen di RUPS. Saham UNTR sempat naik menjelang cum-dividen, lalu turun dalam setelah ex-dividen hingga 31 Mei 2023. Setelah itu, harga saham UNTR naik perlahan, meski belum terlalu signifikan. Lalu, apakah nasib para dividen trap sudah cuan sekarang?
Namun, jika bicara hasil akhir, para pemburu dividen UNTR yang masih hold sampai saat ini lebih beruntung. Jika kita membali 1 lot saham UNTR ketika cum-dividen dengan modal Rp3,1 juta. Berarti, kita mendapatkan jatah dividen sekitar Rp618.000. Kini, harga saham UNTR sekitar Rp23.000 yang berarti nilai aset sekitar Rp2,3 juta. Jika ditambahkan dengan pendapatan dividen, berarti total nilai aset sekitar Rp3 juta. Dengan begitu, kerugiannya hanya 4,2 persen.
Di sisi lain, jika dilihat saham UNTR ini agak berbeda dengan saham batu bara lainnya. Saham UNTR terdiversifikasi bisnis dari kontraktor tambang, sewa alat berat, tambang batu bara, tambang emas, pembangkit listrik mikro hydro, dan tambang nikel. Untuk dua yang terakhir baru dimiliki UNTR pada sekitar 2022-2023.
Dengan begitu, ada peluang saham UNTR berpotensi bangkit. Mengingat jasa kontraktor tambang UNTR digunakan oleh beberapa perusahaan tambang batu bara, salah satunya PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang mencatatkan kenaikan biaya operasional tinggi dari kontraktor tersebut.
Belum lagi persiapan energi baru terbarukan lewat akuisisi PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO), serta menyambut pasar mobil listrik dengan memiliki tambang nikel dan emas. Jadi, peluang harga saham UNTR balik ke atas periode cum-dividen lagi cukup tinggi.
PT Pudjiadi Prestige Tbk. (PUDP)
Saham PUDP ini jadi salah satu yang cukup mengejutkan. Tingkat dividen yield-nya di atas saham-saham batu bara, yakni sebesar 27 persen. PUDP ini saham properti, dan kami sudah menjelaskan kenapa saham PUDP bisa membagikan dividen jumbo dan bagaimana risiko masuk ke saham ini di harga tinggi dalam tulisan ini. [Dividen Jumbo Saham PUDP, Jebakan atau Peluang?]
Overall, saham PUDP sejak cum-dividen hingga saat ini per 7 Juli 2023 mencatatakan akumulasi penurunan harga sebesar 42 persen. Dengan tingkat dividen yield 27 persen, berarti posisinya jelas masih rugi.
Berbeda dengan saham batu bara yang sebenarnya masih punya prospek dari aksi ekspansinya ke sektor energi baru terbarukan. Saham sektor properti yang bagi dividen jumbo seperti ini akan sulit terulang. Hasilnya, ketika harga saham melonjak naik karena sentimen dividen jumbo, hal itu akan sulit terulang lagi di masa depan.
Kecuali ada sesuatu yang besar, misalnya saham properti ini menyediakan lahan untuk data center dan pendapatan berulangnya sehingga menjadi sentimen bagus dan bisa mengerek harga. Namun, peluang itu belum terlihat di saham PUDP.
PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL)
Saham TOTL menjadi salah satu saham dividen jumbo di tahun ini. Tingkat dividen yield-nya ketika diumumkan itu sekitar 23 persen. Setelah memasuki periode ex-dividen, saham TOTL sempat empat kali auto rejection bawah. Namun, setelah itu harga saham TOTL berangsur naik lagi. Kalau begitu, apakah para dividen hunter yang beli ketika cum-dividen saat ini sudah untung?
Menariknya, jika ada yang beli 100 lot di harga penutupan cum-dividen pada harga Rp423 per saham, berarti modal awal Rp4,23 juta.
Dengan begitu, berarti mendapatkan dividen sekitar Rp1 juta.
Nah, saat ini harga saham TOTL di level Rp356 per saham. Berarti nilai asetnya Rp3,5 juta. Jika ditambahkan dengan pedapatan dividen berarti totalnya RP4,5 juta. Dengan begitu, posisi saat ini justru untung 7,8 persen.
Realita ini memang agak berbanding terbalik dengan prediksi sebelumnya yang mengekspektasikan posisi harga TOTL sudah tinggi. [Penyebab TOTL Bisa Bagikan Dividen Jumbo Meski Labanya Cuma Rp90 miliar]
Kekeliruan analisis kami terjadi karena memperhitungkan harga saham TOTL mungkin tidak akan bisa mendekati level tertinggi cum dividen. Namun, kami mengesampingkan dengan dividen yield 20 persen, harga sahamnya tidak perlu sampai naik ke atas cum-dividen juga sudah cuan. Jadi, dividen hunter tinggal menyesuaikannya saja bisa melepaskan di posisi berapa. Seperti saat ini sudah cuan 7,8 persen. Jika pegang harga lebih bawah bisa lebih untung lagi.
Bagaimana dengan Saham PTBA?
Nah, banyak yang memperkirakan saham PTBA akan ARB hingga 3 sampai 4 kali. Namun, ternyata malah cuma ARB 2 kali. Sebenarnya, untuk saham PTBA sudah kami prediksi hanya ARB 2 kali setelah pemerintah mengumumkan adanya libur panjang jelang Idul adha. Bisa dibilang, inilah penyelamat saham PTBA.
Dengan adanya libur sejak 28 Juni 2023 hingga 2 Juli 2023, posisi market mulai mendingin terlebih dulu setelah dua hari mengalami ARB. Ditambah, ada sentimen kenaikan harga batu bara di tengah risiko Eropa kembali kekurangan pasokan gas karena ada gangguan. Harga batu bara dunia sempat menguat selama beberapa hari sekitar 10 persen. Setelah itu kembali turun.
Efeknya, sentimen dividen sudah bercampur dengan prospek jangka pendek dari kenaikan harga batu bara sehingga kepanikan setelah ex-dividen mereda. Lalu, apakah dengan dividen yield hampir 30 persen sejak diumumkan di RUPS, kini para dividen hunter sudah cuan?
Jika membeli saham PTBA di harga cum-doviden sekitar Rp3.900 per saham sebanyak 10 lot, berarti modalnya Rp3,9 juta. Dari situ, mendapatkan keunutngan dividen sekitar Rp1 juta. Saat ini, harga saham PTBA sekitar Rp2,7 juta. Sehingga, total aset menjadi Rp3,7 juta. Dengan begitu, posisi rugi sekitar 3 persen.
Bagaimana nasib PTBA ke depannya? untuk PTBA ini justru menjadi risiko tersendiri prospeknya setelah proyek hilirisasinya tertunda karena investornya mengundurkan diri. Belum lagi, PTBA berpotensi mendapatkan lemparan PLTU milik PLN lainnya yang bisa meningkatkan biaya perseroan.
Di luar itu, biaya operasional PTBA juga cukup tinggi hal itu terefleksi dari kinerja keuangan kuartal I/2023. Kenaikan biaya operasional bukan cuma terjadi karena kebijakan royalti yang baru, tetapi juga biaya kontraktor yang tinggi. Untuk itu, kita perlu memantau perkembangan PTBA di kuartal II/2023, apakah biaya operasionalnya masih menggunung?
Saham BIRD Masuk Periode Ex-dividen Malah Melejit?
Menariknya lagi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) sempat membuat anomali setelah pada periode ex-date harga sahamnya malah sempat naik 4 persen secara harian, meski harus ditutup dengan kenaikan cuma 1 persen.
Namun, per 7 Juli 2023, saham Blue Bird malah turun 3,95 persen. Kalau begitu, para dividen hunter jadi untung apa nggak ya?
BIRD membagikan dividen senilai Rp72 per saham. Jika dihitung dengan harga saham saat pengumuman RUPS, tingkat dividen yieldnya sekitar 3,35 persen.
Jika kita beli 10 lot saat cum-dividen di harga Rp2.247 per saham, berarti modalnya Rp2,24 juta. Lalu, mendapatkan dividen senilai Rp72.000.
Per 7 Juni 2023, harga saham BIRD Rp2.190 per saham. Berarti modalnya menjadi Rp2,19 juta. Jika ditambah pendapatan dividen menjadi Rp2,26 juta. Artinya masih mencatatkan keuntungan 0,66 persen.
Menariknya nih, saham transportasi berpotensi ngebut lagi saat pengumuman kinerja kuartal II/2023. Soalnya, ada potensi kinerja laba bersihnya berlanjut naik. Dengan begitu, arah harga sahamnya akan menyesuaikan dengan prospek tersebut dalam jangka pendek.
Detail analisisnya bisa di baca di sini. [23 Digest Juni: Gelora Saham Transportasi Berlanjut?]
Kesimpulan
Ada fakta menarik di sini, saham dividen yield masih bisa memberikan keuntungan jika hasil dividen dan modal masuk ke saham digabungkan. Namun, kita juga perlu memilih saham dividen jumbo yang akan dibeli.
Jangan sampai masuk ke saham seperti PUDP karena mengincar dividennya. Hal itu sangat berisiko mengingat secara bisnis, saham PUDP berpotensi kesulitan mendapatkan sentimen besar lagi setelah membagikan dividen super jumbo.
Siap-siap atur strategi untuk pesta dividen tahun depan? tapi kayaknya dividen 2024 nggak akan seagresif tahun ini sih. Setuju?
Namun, tetap strategi investasi saham dividen lebih baik jangan berburu dipucuk ya. Baca strategi lengkapnya di sini: Strategi Dapat Dividen Konsisten di Atas Bunga Deposito Tanpa Khawatir Dividen Trap