Saham JSMR Dapat Berkah dari Mudik Lebaran, Mitos atau Fakta?
Saham JSMR sering disebut dapat berkah mudik lebaran. Seberapa besar efeknya ke pendapatan JSMR? atau malah cuma mitos belaka? simak analisisnya di sini.
Mikir Duit – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau saham JSMR sering dianggap mendapatkan keuntungan saat mudik lebaran. Alasannya, budaya mudik disebut bisa meningkatkan pendapatan jalan tol. Namun, apakah benar JSMR selalu diuntungkan setiap momen mudik? kita bongkar dengan merujuk laporan keuangan Jasa Marga di sini ya.
Seperti yang kita tahu saham JSMR adalah saham operator jalan tol terbesar di Indonesia dan merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sampai saat ini, JSMR tercatat mengelola sekitar 28 ruas tol di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Jumlah itu belum termasuk 7 ruas tol yang baru beroperasi sebagian maupun lagi tahap konstruksi.
Fakta itu jelas memperkuat asumsi saat periode arus mudik, JSMR berpotensi mendulang pendapatan lebih banyak. Namun, apakah benar? jika benar seberapa besar pendapatannya?
BACA JUGA: Dua Sisi Efek Merger Indihome dengan Telkomsel ke Saham TLKM
Fakta Saham JSMR Saat Periode Arus Mudik
Momen Ramadan dan Idulfitri pada periode 2017-2022 terjadi pada akhir kuartal kedua. Dari sini, kita bisa melihat apakah aktivitas arus mudik mampu mendongkrak pendapatan Jasa Marga atau tidak.
Faktanya, JSMR hanya mencatatkan pertumbuhan pendapatan signifikan pada kuartal kedua (April-Juni) di tahun 2017. Waktu itu, JSMR mencatatkan pertumbuhan pendapatan April-Juni 2017 sebesar 62 persen menjadi Rp8,1 triliun dibandingkan dengan Rp4,99 triliun pada kuartal I/2017.
Sisanya, pendapatan JSMR sepanjang April-Juni cenderung turun. Baru pada 2022, kinerja kuartal kedua JSMR kembali tumbuh 5 persen menjadi Rp3,87 triliun. Namun, pertumbuhan itu cenderung rendah jika dibandingkan pertumbuhan kuartalan pada kuartal ketiga dan keempat.
Ada indikasi kenaikan pendapatan JSMR pada kuartal II/2022 disebabkan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 yang mulai melonggar.
Di sisi lain, JSMR justru lebih sering mencatatkan pertumbuhan pendapatan setiap kuartal keempat. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan pendapatan JSMR per kuartal dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan JSMR justru berada di kuartal keempat sebesar 19,2 persen.
Kenaikan pendapatan JSMR setiap kuartal keempat bisa disebabkan oleh banyaknya hari libur di periode tersebut. Namun, tidak ada aktivitas mudik sehingga traffik jalan tol Jabodetabek lebih padat dan jadi keuntungan besar bagi JSMR.
Lalu, kuartal pertama menjadi momen pendapatan JSMR melorot dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan 10 tahun terakhir yang turun 18,1 persen.
Penyebab JSMR Tidak Terlalu Cuan dari Periode Mudik
Sebenarnya, data yang menunjukkan pendapatan JSMR cenderung turun ketika periode lebaran selama 6 tahun terakhir itu seperti anomali. Pasalnya, kita merasakan kemacetan luar biasa di jalan tol dalam dan luar kota.
Namun, kalau ditilik kembali, dengan adanya cuti bersama selama seminggu juga membuat ruas tol Jabodetabek sunyi senyap. Padahal, 60 persen pendapatan tol JSMR berasal dari ruas Jabodetabek.
Artinya, kenaikan jumlah mobil di ruas non-Jabodetabek tidak mampu melebihi penurunan di tol ruas Jabodetabek.
Di sisi lain, JSMR bukan cuma dapat uang dari pendapatan tol, tetapi punya beberapa sumber pendapatan lainnya seperti, jasa pengoperasian jalan tol, jasa pemeliharaan jalan tol, pendapatan BBM SPBU, sewa lahan, penjualan properti, dan lainnya.
Kesimpulan
Dengan begitu, berkah mudik bagi JSMR bisa kita anggap mitos saja. Faktanya, penurunan aktivitas jalan tol selama periode mudik ketika cuti bersama lebih berdampak daripada kenaikan arus mudik.
Menariknya, pola kenaikan pendapatan JSMR justru terjadi pada setiap kuartal keempat. Bukan kuartal kedua atau ketiga yang menjadi periode mudik lebaran selama 10 tahun terakhir.
Lalu, apakah dengan begitu periode mudik lebaran tidak akan berpengaruh kepada harga saham? ya kita perlu pantau lebih lanjut bagaimana kabar sentimen terbaru ya.