Saham Komoditas Naik Lagi Setelah Rusia Bom Ukraina, Dejavu 2022?

Kabar Rusia bom Ukraina membuat harga saham komoditas mulai naik sejak 1 Juli 2024, meski di 2 Juli 2024 saham nikel mulai melempem. Apakah ini jadi tanda siap dejavu 2022?

Saham Komoditas Naik Lagi Setelah Rusia Bom Ukraina, Dejavu 2022?

Mikirduit – Harga saham batu bara kompak naik pada perdagangan sesi pertama 2 Juli 2024. Aksi Rusia menjatuhkan bom ke area New York di Ukraina membuat banyak dejavu terhadap kejadian 2022. Namun, apakah hal tersebut bisa terulang? 

Rusia dikabarkan kembali menyerang Ukraina pada 1 Juli 2024 dengan bom raksasa sebesar 3 ton. Kabar ini membuat beberapa harga komoditas mencatatkan kenaikan, meski dari segi harga komoditasnya tidak mencatatkan kenaikan signifikan. 

Apa hubungan aksi Rusia bom Ukraina terhadap saham komoditas? 

Hubungannya adalah dejavu kejadian 2022 ketika pertama kali Rusia serang Ukraina yang membuat Negara terbesar di Eropa Timur itu dikecam oleh NATO. Hal itu membuat Rusia terancam hukuman ekonomi seperti pelarangan produk Rusia masuk ke negara-negara NATO. 

Masalahnya, produk Rusia ini juga berupa komoditas mentah dari batu bara, nikel, minyak dan gas, dan lainnya. Akhirnya, kebijakan itu membuat gangguan dalam rantai pasok komoditas dunia. Akhirnya, harga-harga komoditas melejit naik pada periode tersebut, terutama batu bara. 

Ditambah, akhir 2021 hingga 2022 itu menjadi periode pemulihan ekonomi pasca covid-19. Sehingga tingkat permintaan meningkat drastis, sedangkan produksi masih proses pemulihan setelah penurunan dalam karena mobilitas masyarakat yang terbatas. 

Kombinasi dua hal itu membuat Supply terganggu dan demand lagi meningkat. Sehingga harga komoditas juga meroket. Lalu, bagaimana dengan saat ini?

Kondisi 2024

Bisa dibilang kondisi pasar komoditas di 2024 ini berbeda dengan 2022. Jika 2022 kondisi suku bunga masih rendah dan permintaan baru mulai naik saat produksi lagi rendah. 

Sementara itu, pada periode 2024, posisi suku bunga lagi tinggi-tingginya, permintaan komoditas juga melandai karena pertumbuhan ekonomi melambat, serta produksi juga masih tinggi setelah booming 2022 silam. 

Namun, kejadian ini jika ditambah aksi dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghukum Rusia bisa menjadi obat sementara untuk kinerja keuangan emiten komoditas yang tertekan akibat normalisasi harga jual produknya. Namun, sifatnya sementara karena dari segi permintaan masih kurang bagus. 

Ditambah, harga komoditas akan sulit naik lebih tinggi seperti 2022. Pasalnya, jika harga minyak balik ke 90 dolar AS per barel dan batu bara balik ke 200 dolar AS per ton, artinya ada risiko inflasi kembali naik. Tingginya inflasi di AS bisa berujung terhadap tingkat suku bunga yang bertahan di level tinggi, bahkan kembali dinaikkan. Efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi global yang terancam resesi. 

Jadi, dari aksi Rusia ke Ukraina itu bisa menjadi pedang bermata dua, memberikan keuntungan sesaat, tapi menekan secara jangka menengah.

Kelebihan Saham Dividen, Bisa Ukur Risk-Reward Lebih Pasti
Saham yang rutin membagikan dividen memberikan kemudahan bagi holdernya untuk mengukur harga saham yang menarik untuk posisi beli. GImana caranya? simak di sini

Kondisi Ideal Untuk Pertumbuhan Saham Komoditas

Menurut kami, sentimen Rusia - Ukraina yang kembali muncul ini efeknya memang cenderung jangka pendek. Sebenarnya, kondisi ideal yang membuat saham komoditas bisa kembali bull run lagi adalah jika suku bunga sudah diturunkan dan memicu kenaikan permintaan. 

Hal itu membuat terciptanya kebutuhan permintaan yang membuat harga komoditas bisa naik hingga produksi juga mulai dinaikkan. Kondisi itu akan mendorong pertumbuhan kinerja pendapatan emiten komoditas karena adanya pertambahan permintaan dan juga posisi harga jual yang bagus. 

Jika hanya didorong oleh gangguan supply, emiten komoditas hanya akan mendapatkan keuntungan dari sisi kenaikan harga jual, sedangkan permintaan cenderung melandai. 

5 Saham Komoditas yang Sudah  Murah

Jika kamu penasaran ingin coba peruntungan saham komoditas di tengah ketegangan geopolitik, kami memiliki list 5 saham komoditas yang sudah murah.

Saham HRUM

HRUM masih berada di area murah dengan asumsi harga wajar di Rp2.121 per saham. 

Salah satu yang menarik dari HRUM adalah dengan posisi harga saham yang masih murah, perseroan berpotensi mencatatkan kenaikan kinerja pada 2024 karena rampungnya smelter kedua mereka untuk produksi nikel. 

Secara umum, HRUM juga mulai mencatatkan pendapatan penjualan nikel dalam bentuk feronikel dan nickel matte di kinerja kuartal I/2024. Hasilnya, pendapatan dari nikel di periode tersebut sudah mencapai 57 persen dari pendapatan batu bara-nya. 

Namun, kenapa kinerja laba bersih HRUM di kuartal I/2024 malah turun drastis? hal itu disebabkan penjualan pada kuartal I/2024 belum optimal karena terkait persetujuan RKAB yang sempat ter-delay untuk disetujui. 

Saham INDY

INDY juga berada di level harga yang murah dengan asumsi harga wajar Rp1.526 per saham. 

Meski begitu, kami menilai secara prospek bisnis, INDY masih penuh tanda tanya. Pasalnya, transformasi bisnis perseroan ke kendaraan listrik dan segmen bisnis Green Hijau masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Bahkan, per kuartal I/2024, laba segmen tersebut masih rugi 26.477 dolar AS. 

Padahal, INDY sudah melepas beberapa lini bisnis batu bara seperti PTRO hingga MUTU untuk mengejar target kontribusi bisnis batu bara yang lebih rendah.

Hal itu yang membuat kami agak riskan untuk investasi long term di INDY dengan ketidakpastian tersebut. Namun, untuk yang yakin dan mau hold hingga 5 tahun ke depan sih bisa saja, yang penting harus siap dengan risikonya.

Sambil Menunggu Pasar Saham Kembali Bullish, Ini yang Investor Bisa Lakukan
Pasar saham terus tertekan, banyak yang frustasi sudah beli saham di harga murah tapi masih mengalami floating loss. Kapan pasar saham akan pulih kembali?

Saham PTBA

Saham PTBA juga berada di posisi yang murah dengan asumsi harga wajar di Rp2.559 per saham. Apalagi, PTBA menjadi salah satu emiten yang rutin bagi dividen jumbo. 

Posisi harga murah sekarang jelas jadi titik beli yang menarik. Meski, salah satu faktor risikonya adalah bisnis PTBA masih terkonsentrasi di satu sektor, yakni batu bara. Sementara itu, rencana hilirisasi batu bara masih menemukan jalan buntu. 

Sejatinya, PTBA sudah merencanakan untuk melakukan gasifikasi batu bara, tapi sayangnya investor yang bergabung ke proyek itu mundur di tengah jalan. Sampai saat ini belum ada kabar investor baru yang mau berkolaborasi di proyek tersebut.

UNTR

UNTR juga menjadi saham pertambangan yang sudah murah dengan asumsi harga wajar di Rp25.361 per saham. 

UNTR bisa dibilang emiten tambang yang diversifikasinya sudah lengkap. Perseroan memiliki lini bisnis jual alat berat, kontraktor pertambangan, tambang batu bara, tambang emas, tambang nikel, panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, dan lainnya. 

Sehingga jika kondisi ekonomi mulai membaik dan suku bunga turun, saham UNTR ini yang punya potensi growth pertumbuhan paling menarik. 

Hanya saja, dalam kondisi suku bunga tinggi ditambah kurs rupiah melemah saat ini, UNTR yang paling galau. Tekanan dolar AS bikin bisnis alat berat tertekan ditambah permintaan komoditas juga lagi kurang bagus.

ANTM

UNTR juga menjadi saham pertambangan yang sudah murah dengan asumsi harga wajar di Rp25.361 per saham. 

UNTR bisa dibilang emiten tambang yang diversifikasinya sudah lengkap. Perseroan memiliki lini bisnis jual alat berat, kontraktor pertambangan, tambang batu bara, tambang emas, tambang nikel, panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, dan lainnya. 

Sehingga jika kondisi ekonomi mulai membaik dan suku bunga turun, saham UNTR ini yang punya potensi growth pertumbuhan paling menarik. 

Hanya saja, dalam kondisi suku bunga tinggi ditambah kurs rupiah melemah saat ini, UNTR yang paling galau. Tekanan dolar AS bikin bisnis alat berat tertekan ditambah permintaan komoditas juga lagi kurang bagus.

Kesimpulan

Harga saham bisa bergerak karena adanya ekspektasi terhadap fundamental dan prospek bisnis. Dari situ, big fund mulai beli atau jual saham dan akan diikuti investor dan trader skala kecil di belakangnya yang menggunakan metode trend following ikan besar. 

Namun, kita juga harus menentukan masuk saat sentimen sementara saat ini apakah posisi yang terbaik atau tidak. Jangan sampai kita malah masuk di pucuk dan setelah itu turun cukup dalam. 

Strategi kejar harga bisa dilakukan untuk kamu yang trading dengan berbagai perhitungan yang sudah dilakukan dengan teknikal hingga bandarmologi, sedangkan jika tujuanmu investasi, belilah saham di harga wajar atau lebih murah agar bisa meredam risiko fluktuasi harga jangka menengah pendek.

Mau Bocoran Sektor dan Saham yang Menarik Diborong Jelang Penurunan Suku Bunga?

Join Mikirdividen sekarang untuk mendapatkan banyak benefit serta strategi investasi dan diskusi dengan para investor saham. Berikut benefit gabung mikirdividen:

  • Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
  • Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
  • Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
  • Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
  • Event online bulanan

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini