Saham LPPF Tebar Dividen dengan Yield Hingga 15 Persen, Begini Risiko dan Peluangnya
LPPF bikin kejutan dengan kembali membagikan dividen setara 80 persen laba bersih. Apakah ini menjadi daya tarik atau risiko bagi saham LPPF?

Mikirduit – Saham LPPF secara mengejutkan membagikan 80 persen laba bersihnya menjadi dividen senilai Rp300 per saham. Dengan begitu, jika dihitung dengan harga saham per 10 April 2025, tingkat dividend yield LPPF tembus 15 persen. Namun, apakah ini menjadi saham yang cukup menarik untuk investasi jangka panjang?
LPPF memang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 22,55 persen menjadi Rp827 miliar sepanjang 2024. Namun, catatannya adalah pendapatan LPPF turun 1,05 persen menjadi Rp4,26 triliun. Lalu, dari mana pertumbuhan laba bersihnya?
Pendorong laba bersih LPPF adalah dari biaya operasional yang lebih efisien. Rata-rata beban pokok pendapatan dan beban operasional turun 4 persen. Penurunan itu lebih tinggi daripada pendapatan yang hanya turun 1 persen sehingga tingkat margin keuntungan LPPF membaik.
Di sisi lain, jumlah gerai LPPF turun 7 persen menjadi 142 gerai sepanjang 2024 dibandingkan dengan 154 gerai di tahun sebelumnya.
Sementara itu, dari sisi kas perseroan yang tersedia dari kinerja 2024 sekitar Rp398 miliar. Adapun, total dividen yang dibayarkan mencapai Rp662 miliar.
Selain dividen, LPPF juga punya agenda buyback dengan target dana maksimal Rp150 miliar. Aksi buyback dilakukan mulai 10 April 2025 yang seharusnya menggunakan anggaran dari kas pada tahun berjalan 2025.
Namun, aksi LPPF genjot dividen dan berencana buyback ini mengingatkan kondisi pada 2023. Saat itu tiba-tiba kondisi ekuitas LPPF menjadi negatif karena adanya penurunan saldo laba sekitar Rp1 triliun, yang membuat ekuitas LPPF sempat minus dan ditutup di akhir tahun senilai Rp31 miliar.
Hal yang sama juga berpotensi terjadi ketika kas yang termasuk komponen saldo laba LPPF tergerus signifikan karena pembayaran dividen Rp600 miliar. Artinya, ada potensi ekuitas LPPF berpotensi kembali negatif atau tergerus signifikan dan membawanya ke papan notasi khusus. Sepanjang 2024, tingkat ekuitas LPPF hanya senilai Rp325 miliar.
Lalu, apakah jika ekuitas LPPF kembali negatif menjadi pertanda buruk?
Sebenarnya, secara fundamental tidak buruk karena posisi ekuitas LPPF yang rendah disebabkan oleh defisitnya tambahan modal disetor Rp3,6 triliun karena aksi korporasi di masa lalu. Sehingga jika ada aktivitas dari buyback hingga dividen yang mengurangi jumlah kas dalam saldo laba dicadangkan, bisa berisiko membuat ekuitas perseroan negatif dan masuk kandang papan notasi khusus.
Selain itu, dengan dividen yang jor-joran begini, bagaimana prospek bisnis LPPF?
Prospek Bisnis LPPF
Salah satu indikator kinerja emiten ritel adalah ekspansi gerai untuk bisa mendorong pertumbuhan bisnis-nya. Namun, sejak era belanja Online, memiliki gerai dalam jumlah banyak bisa jadi pedang bermata dua karena biaya yang keluar juga cukup tinggi.
LPPF pun melakukan tren efisiensi dengan menutup gerai yang dinilai tidak menghasilkan keuntungan optimal. Hasilnya, per 2024 tingkat gerai LPPF sudah turun mendekati level terendah pada 2021. (gerai 2024 sekitar 142 vs 2021 sekitar 139)
Apakah langkah penutupan gerai menjadi strategi yang tepat? risiko dari penutupan gerai pastinya akan berdampak langsung dengan penurunan penjualan. Namun, dari segi biaya operasional berpotensi lebih efisien. Hal itu yang dialami oleh LPPF sehingga mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih, meski pendapatannya turun.
Bahkan, dari penuturan manajemen, efisiensi LPPF bukan hanya dari penutupan gerai, tapi juga sampai pengurangan luas gerai sehingga biaya sewa menjadi lebih murah.
Beberapa upaya LPPF lainnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis:
- Merombak merek eksklusif seperti Nevada, Cole, Connexion, St Yves, Annisa, Little M
- Memperluas distribusi merek yang sedang berkembang seperti Suko dan Zes
- Memperluas kategori produk jualan seperti perlengkapan rumah
Salah satu upaya yang dikejar perseroan adalah membuat gerai khusus untuk brand seperti Suko dan Zes (yang kami asumsikan bersaing dengan Uniqlo dan H&M) untuk menjaga tren pertumbuhan penjualan produk fashion-nya.
Namun, hal ini juga yang menjadi pertanyaan dengan rencana ekspansi gerai mandiri beberapa brand-nya pada 2025, LPPF malah royal tebar cash. Padahal, posisi cash LPPF juga tidak terlalu tebal.
Adapun, dari konsensus analis dengan menggunakan berbagai rencana ekspansi LPPF di 2025, emiten milik Grup Lippo ini diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,55 persen menjadi Rp6,68 triliun. Namun, dari segi laba bersih turun 1,09 persen menjadi Rp818 miliar. Penurunan laba bersih diindikasi karena adanya biaya yang lebih tinggi dari gerai-gerai mandiri beberapa brand-nya seperti Suko dan Zes.
Sementara itu, prospek kinerja LPPF di 2026 dan 2027 malah diperkirakan lebih agresif. Pada 2026, pendapatan diperkirakan naik 6,32 persen menjadi Rp7,11 triliun, sedangkan laba bersih naik 7,46 persen menjadi Rp879 miliar. Lalu, pendapatan LPPF di 2027 diperkirakan naik 7,62 persen menjadi Rp7,65 triliun, serta laba bersih naik 7,28 persen menjadi Rp943 miliar.
Namun, perhitungan proyeksi di 2026 dan 2027 mengabaikan risiko ekonomi dan daya beli yang bisa terjadi lebih lama.

Kesimpulan
Lalu, apa yang bisa dilakukan di saham LPPF? kami menilai dengan adanya risiko posisi cash yang tidak terlalu solid, serta dengan agenda pengeluaran dari dividen, buyback, hingga ekspansi tersebut, saham LPPF masih agak berisiko dalam jangka pendek. Untuk itu, jika tertarik bisa masuk ke LPPF dalam plan trading dan lepas sebelum masuk periode ex-date dividen.
Pasalnya, dengan tingkat dividend yield tinggi, mengejar harga saham LPPF setelah pengumuman dividennya akan sangat berisiko. Harga Rp1.300 - Rp1.500 bisa menjadi target masuk untuk periode hold 2-3 tahun jika kamu optimistis konsensus analis pada 2026 dan 2027 tercapai.
Konsultasikan dan Diskusi Kondisi Portomu dengan Join Mikirdividen
Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .
Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.
Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini
Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.
Beberapa benefit baru:
- IPO Digest Premium
- Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
- Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini