Saham PBV di Bawah 1 Kali, Pasti Bisa Meroket? Begini Faktanya
Saham PBV di Bawah 1 kali sering dianggap murah. Pertanyaannya, seberapa besar peluang harga saham murah itu bisa meroket hingga harga sahamnya lebih tinggi dari nilai buku?
Mikirduit – Bicara nilai buku per saham atau book value per share, menjadi terpikir, apakah harga saham wajib melampaui nilai bukunya? apakah harga saham di bawah nilai buku pasti murah?
Fakta menariknya, dari data yang dihimpun menggunakan fitur screener Stockbit, ada 43 persen saham di BEI yang memiliki PBV di bawah 1 kali. Artinya, harga saham berada di bawah book value per share-nya. Namun, apa itu sebenarnya book value per share? kenapa sering dijadikan gambaran nilai wajar?
Book value per share adalah total nilai kekayaan sebuah perusahaan yang dibagi dengan total jumlah lembar saham beredar. Jadi, deretan aset, modal disetor, saldo laba ditahan dijadikan satu sebagai ekuitas dan dibagi dengan jumlah lembar saham beredar. Sehingga akan tergambar, perusahaan itu memiliki kekayaan berapa banyak dibandingkan nilai per saham.
Sebenarnya, angka book value per share bukanlah nilai wajar sebuah saham. Angka book value per share menggambarkan seberapa banyak nilai uang yang bisa kita terima jika sebuah emiten bangkrut. Meski, nilai nominal book value per share ini sifatnya kotor ya, artinya belum dikurangi dari potongan kreditur yang lebih didahulukan. Sebagai informasi, pemegang saham akan mendapatkan urutan terakhir saat pembagian aset.
Jadi, apakah ada peluang harga saham melampaui nilai buku per sahamnya?
Jika melihat dari total 43 persen saham di BEI yang harganya di bawah nilai buku. Jika dilihat dalam setahun terakhir, hanya ada sekitar 13 saham yang harga sahamnya bisa bangkit ke atas nilai buku.
Perhitungan ini menggunakan rata-rata PBV dalam periode yang ditentukan, seperti setahun, tiga tahun, lima tahun, hingga 10 tahun. Kami melihat, saham yang rata-rata PBV dalam periode tertentu itu masih 0 koma kali, sekarang bisa menjadi 1 kali ada berapa banyak.
Lalu, kami juga melakukan perhitungan untuk periode tiga tahun, lima tahun, dan 10 tahun terakhir. Hasilnya, tidak jauh beda, hanya sekitar 19,17, dan 13 saham untuk masing-masing periode yang mampu bangkit ke atas nilai buku. Kira-kira apa yang menyebabkan mereka bisa bangkit ke atas nilai buku?
BACA JUGA: Deretan Saham Murah Versi Peter Lynch
Faktor Penyebab Saham Bisa Naik Ke Atas Nilai Buku
Salah satu syarat harga saham bisa naik ke atas nilai buku adalah kenaikan harga saham luar biasa. Ada beberapa faktor yang bisa membuatnya naik tinggi, seperti sektoralnya lagi booming, lagi dapat sentimen bagus dari pemerintah atau global, hingga karena harga sahamnya memang lagi digoreng naik.
Kami pun mengelaborasi sekitar 5 saham yang dalam rata-rata setahun terakhir memiliki price to book value di bawah 1 kali, dan kini sudah bisa bangkit di atas satu kali.
1. PT Madusari Murni Indah Tbk. (MOLI)
Saham MOLI memang bergerak sangat atraktif di 2023 ini. Sepanjang tahun ini hingga 30 Oktober 2023, saham MOLI sudah naik 101,92 persen menjadi Rp420 per saham.
Hal itu juga yang membuat posisi price to book value MOLI naik pesat dari rata-rata dalam 1 tahun terakhir 0,54 kali menjadi 1,02 kali. Ada apa dengan MOLI ini?
Menariknya, jika lihat laporan keuangan hingga kuartal III/2023, kinerja MOLI tidak terlalu menarik. Perseroan memang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 512 persen, tapi pendapatan perseroan turun 5,8 persen. Lalu, dari mana laba bersihnya?
Pertama, dari efisiensi biaya pokok pendapatan sehingga laba kotornya bisa naik 5,75 persen. Kedua, dari penjualan aset senilai Rp50 miliar yang menjadi pendorong utama laba bersih perseroan.
Lalu, kenapa saham MOLI meningkat drastis. Jawabannya ada di rencana Pertamina menggunakan BBM Bioetanol. Hal itu terlihat kenaikan saham MOLI bersamaan dengan munculnya berita tersebut. Soalnya, kontribusi penjualan etanol MOLI adalah yang terbesar dari seluruh pos penjualannya.
Sementara itu, dalam public expose pada Juni 2023, manajemen MOLI menjelaskan kalau BBM Bioethanol bisa mendorong pertumbuhan bisnis produsen di seluruh dunia. Namun, mereka mengakui masalah utamanya adalah bahan baku. Jika biodiesel dari kelapa sawit, bioethanol yang diproduksi MOLI dari tetes tebu. Hal itu disebut jadi alasan BBM Bioethanol belum jalan, karena kekhawatiran kesulitan bahan baku.
2. PT Plaza Indonesia Tbk. (PLIN)
PLIN bisa dibilang menjadi emiten properti yang seluruh pendapatannya berasal dari recurring income. Bahkan, PLIN bisa dibilang salah satu saham dividen menarik, meski harga sahamnya tidak likuid.
Sampai 30 Oktober 2023, Saham PLIN punya PBV sekitar 1,01 kali. Sebelumnya, rata-rata PBV PLIN dalam setahun terakhir sekitar 0,75 kali.
PBV PLIN meroket didorong oleh kenaikan harga sahamnya sebesar 40-an persen sepanjang 2023.
Apa yang spesial dari PLIN di tahun ini?
Sebenarnya, tidak ada hal yang luar biasa dari PLIN. Meski, kinerja perseroan sampai semester I/2023 bagus. Pendapatan tumbuh 23,11 persen dan laba bersih tumbuh 56 persen. Laba bersih meroket lebih tinggi karena didorong oleh penghasilan investasi yang naik 175 persen menjadi Rp11 miliar. Penghasilan investasi PLIN ini berasal dari bunga deposito dan jasa giro.
Lalu, perseroan juga mencatatkan keuntungan selisih kurs senilai Rp14 miliar dibandingkan dengan rugi Rp5 miliar pada periode sebelumnya. Ada juga pendapatan guarantee fee senilai Rp7,97 miliar, serta lainnya senilai Rp1,18 miliar dibandingkan rugi Rp10 miliar pada periode sebelumnya.
Mungkin, satu-satunya hal yang menarik adalah pembagian dividen tahunan dari tahun buku 2022 perseroan. PLIN membagikan dividen senilai Rp140 per saham. Nominal itu menjadi yang tertinggi sejak pembagian dividen jumbo pada 2019.
Ditambah, PLIN juga membagikan dividen interim 2023 senilai Rp77 per saham. Bisa dibilang ini menjadi dividen interim pertam PLIN.
3. PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV)
Saham INOV ini bisnisnya produksi serat untuk bikin kain, dan bahan baku lainnya terkait peralatan rumah tangga. Perusahaan ini IPO pada 2019, dan dalam setahun terakhir pergerakan harganya cukup atraktif setelah naik sekitar 36 persen.
Price to book value INOV bisa dibilang bangkit dari rata-rata 1 tahun terakhir sebesar 0,81 kali menjadi 1,04 kali per 30 Oktober 2023.
Salah satu cerita spesial INOV adalah terjadi pengalihan pemegang saham pengendali pada September 2023. Jadi, Hilon Indonesia melepas 45,54 persen sahamnya kepada Samudra Industri di harga Rp176 per saham. Setelah transaksi itu, Samudera Industri yang memang juga sudah jadi pemegang saham sebelumnya memiliki sekitar 66,37 persen.
Dengan harga jual di atas pasar itu sempat membawa harga saham INOV terbang mendekati Rp190 per saham. Kini (30 Oktober 2023), harga saham INOV berada di level Rp173 per saham.
Untuk kinerja keuangan sendiri, INOV memang terlihat mencatatkan turnaround story menjadi laba bersih Rp6,86 miliar dibandingkan dengan rugi Rp6,65 miliar. Namun, pendapatan INOV tengah turun 13 persen menjadi Rp302 miliar.
Lalu, dari mana asal laba bersihnya tersebut?
Pertama, ada penurunan biaya pokok pendapatan. Kedua, adanya selisih kurs yang cukup besar sehingga membuat posisi laba bersih INOV menjadi positif.
Meski mencatatkan laba bersih, arus kas operasional INOV masih negatif Rp3,86 miliar.
4. PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO)
Saham GTBO ini cukup menarik. Saham sektor batu bara ini seperti menerima delay effect dari booming harga batu bara. Setelah sideways di 2022, harga saham GTBO melesat cukup tinggi di 2023 sebesar 238 persen.
Hasilnya, rata-rata price to book valuenya dalam setahun terakhir yang sebesar 0,81 kali naik menjadi 1,97 kali.
Apa yang spesial dari GTBO?
Jika dilihat dari kinerja keuangan kuartal III/2023, perseroan memang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 44,24 juta dolar AS. Namun, laba bersih GTBO meroket 245 persen menjadi 10,57 juta dolar AS. Lonjakan laba bersih GTBO itu disebabkan penurunan beban lain-lain hingga tersisa 570.334 dolar AS dibandingkan dengan 2,97 juta dolar AS pada periode sebelumnya.
Penyebabnya, ada penurunan beban dari beban SKP menjadi 129.779 dolar AS dibandingkan dengan 1,86 juta dolar AS pada periode sebelumnya. Lalu, kompensasi DMO yang hilang sama sekali pada tiga bulan tahun ini dibandingkan dengan 937.500 dolar AS pada periode sama tahun lalu.
Selain itu, GTBO juga membagikan dividen untuk pertama kalinya sejak IPO senilai Rp6,13 per saham. Ya, meski kecil, tetap ini menjadi salah satu rekor baru perseroan.
Namun, kenaikan harga GTBO direspons negatif oleh BEI hingga perseroan sempat disuspensi.
5. PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ)
Saham UNIQ juga menjadi salah satu fenomena di 2023, setelah naik 244 persen hingga 30 Oktober 2023.
Saham yang IPO di 2021 ini pun menjadi salah satu emiten yang harga sahamnya mampu melampaui book to value per sharenya dari 0,81 kali di rata-rata 1 tahun terakhir, menjadi 1,74 kali.
Pergerakan harga saham UNIQ sendiri cukup unik, setelah sempat turun mendekati ke bawah Rp100 per saham,
harga sahamnya malah melejit lagi mendekati Rp200 per saham.
Ada apa dengan saham ini?
Dari segi berita tidak ditemukan suatu sentimen besar, meski saham UNIQ sempat disuspensi oleh BEI.
Namun, jika melihat kinerja keuangannya, hasilnya cukup menarik. UNIQ mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39,98 persen menjadi Rp410 miliar. Lalu, laba bersihnya meroket 117 persen menjadi Rp30 miliar.
Beberapa faktor yang membuatnya meroket adalah adanya pendapatan denda dan bonus kinerja Rp3,9 miliar, serta pendapatan klaim asuransi Rp722 juta. Serta, ada pendapatan lain-lain senilai Rp215 juta dibandingkan rugi senilai Rp727 juta.
Salah satu yang menarik lagi, UNIQ membagikan dividen untuk pertama kalinya senilai Rp3,65 per saham pada 11 Juli 2023. Meski, tingkat dividen yieldnya hanya 2 persen, tapi ini juga menjadi pendorong harga saham perseroan.
Kesimpulan
Dari 5 saham itu, bisa dapat disimpulkan beberapa faktor yang bisa membuat harga saham naik lebih tinggi dari nilai buku per sahamnya:
- Ada perbaikan kinerja keuangan yang sangat signifikan, meski sifatnya akan temporer karena kebanyakan transaksi spekulatif terjadi dengan acuan sekadar melihat laba bersih
- Ada rumor yang bisa meningkatkan kinerja perseroan seperti yang terjadi di MOLI, saat bioetanol akan dijadikan BBM, berarti saham seperti MOLI akan diuntungkan.
- Pecah telur membagikan dividen pertama kali membuat tingkat daya beli meningkat drastis.
- Sektoral yang lagi booming terepresentasi oleh saham AUTO dan WINS di 2023. Meski, keduanya tidak masuk lima besar. Soalnya, urutan ini berdasarkan rata-rata PBV 1 tahun yang paling kecil
Namun, jika melihat ke-5 saham itu, kenaikan harga sahamnya juga menjadi sangat spekulatif. Jadi, ketika membeli, jangan lupa untuk terus dipantau dan take profit. Jangan sampai hold terlalu lama karena tingkat risiko tinggi akibat kenaikan yang sangat signifikan. Bahkan, beberapa dari 5 saham di atas sempat digembok bursa akibat pergerakan kenaikana harga saham yang dianggap tidak wajar.
Kira-kira, apa lagi nih saham dengan PBV di bawah 1 kali yang bisa meroket?
Mau dapat guideline saham dividen 2024?
Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
- Update review laporan keuangan hingga full year 2023 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Siap mendapatkan dividen sebelum diumumkan (kami sudah buatkan estimasinya)
Yuk langsung join Mikirdividen DISKON LANGSUNG Rp100.000 klik di sini ya
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini