Saham TOWR Mau Akuisisi DATA, Begini Prospeknya

TOWR melalui iForte mengumumkan rencana akuisisi 40% saham DATA. Lalu, bagaimana prospek saham TOWR maupun DATA jika rencana itu terjadi?

Saham TOWR Mau Akuisisi DATA, Begini Prospeknya

Mikirduit – Saham TOWR kembali melakukan aksi akuisisi emiten yang terdaftar di IDX, setelah SUPR dan IBST, kini giliran DATA. Kira-kira, apa benefit yang didapatkan TOWR dari akuisisi DATA? dan bagaimana prospek saham ini ke depannya?

TOWR mengumumkan telah melakukan negosiasi terkait rencana pengambilalihan 40 persen saham DATA. Saat ini, iForte, anak usaha TOWR, sudah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual-beli pada 23 Desember 2024, yang menjadi dasar negosiasi lebih lanjut. 

Sehingga sampai saat ini, belum keluar terkait rencana nilai dan harga transaksi tersebut. 

Jika transaksi ini terlaksana, TOWR akan menjadi pemegang saham terbesar DATA sebesar 40 persen, sedangkan 38 persen dipegang oleh pengendali, yakni Verah Wahyudi Singgih Wong dan Jimmi Anka. 

Apakah TOWR akan menjadi pengendali baru? harusnya iya dan TOWR akan melaksanakan mandatory tender offer.

Keuntungan TOWR dan DATA dari Rencana Aksi Akuisisi Ini

Ada dua sisi keuntungan TOWR mengakuisisi DATA. 

Pertama, DATA memiliki aset fiber optik sekitar 11.000 KM di 3 provinsi dan 12 kota. Terutama area Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. 

Kedua, bisnis DATA bisa menyokong pertumbuhan bisnis iForte, anak usaha TOWR. 

Sejak diakuisisi oleh Protelindo pada 2015, sampai akhir 2022, iForte telah mengoperasikan fiber optik seluas 155.000 km yang menghubungkan ke sekitar 20.000 tower di Indonesia. Saat ini, iForte memiliki 6.000 VSAT sites dan melayani 3.000 pelanggan korporasi. 

Nah, bisnis iForte dan DATA ini memiliki kemiripan. Bahkan, iForte menjadi salah satu partner DATA dalam kerja sama infrastruktur telekomunikasi seperti, bandwith, dark-fiber, virtual package server, cloud, dan lainnya. 

Lalu, DATA juga bisa melengkapi bisnis iForte dengan punya porsi pangsa pasar di residensial dan pemerintahan. Beberapa klien DATA di pemerintahan seperti, Kominfo, BNN, JSMR, DLH Kota Bekas, Jakpro, dan beberapa daerah.

Bahkan, DATA bisa menambah jumlah basis customer i-Forte. Per data presentasi publik expose Desember 2024, DATA mengklaim memiliki 17.744 customer dengan durasi kontrak 12 bulan, 5.215 korporasi termasuk Alfamart, SMDR, IMAS, dan lainnya dengan durasi kontrak 12-36 bulan, komersial seperti ruko sebanyak 3.562 klien dengan durasi 12-36 bulan, pemerintah sebanyak 2.568 klien dengan durasi 12 bulan, dan wholesale sebanyak 256 klien dengan durasi 12-24 bulan. 

Bahkan, DATA juga tengah melakukan penjajakan dengan Starlink untuk menggarap segmen korporasi, terutama yang ada di daerah dengan geografis yang belum terjamah fiber optik.

Sementara itu, salah satu keuntungan DATA diakuisisi oleh TOWR adalah bisa memiliki akses infrastruktur fiber optik seluas 220.975 km (dari kapasitas perseroan di 11.000 km), menjadi salah satu perusahaan dengan fiber optik terbesar. Dengan begitu, ruang pertumbuhan bisnis DATA bisa cukup positif.

7 Faktor yang Menentukan Waktu Kebangkitan Pasar Saham
Pasar saham masih kurang bergairah di pekan kedua Januari. Lalu, bagaimana nasib pasar saham selanjutnya sepanjang tahun ini? Berikut 7 Faktor yang bisa diperhatikan

Hal yang Perlu Diperhatikan Saham TOWR

Konsolidasi kinerja saham TOWR dengan IBST (yang bisa terjadi di 2024) dan DATA (mungkin baru terjadi di 2025) tidak langsung signifikan terhadap perseroan. 

Misalnya dari segi konsolidasi pendapatan antara TOWR dengan IBST, dengan asumsi twelve trailing months, pertumbuhan pendapatan TOWR bisa naik 14,05 persen menjadi Rp13,39 triliun. Laba kotor naik 8,05 persen menjadi Rp8,87 triliun. Namun, laba bersih turun 61 persen menjadi Rp1,26 triliun. 

Salah satu penyebabnya adalah tingkat kerugian IBST yang ditaksir secara twelve trailing month bisa mencapai Rp2 triliun (meski nilai ini bisa berubah). Hal itu disebabkan, IBST mencatatkan penyisihan kerugian penurunan nilai aset tetap mencapai Rp1 triliun, serta ada beberapa beban lagi seperti penyisihan kerugian penurunan nilai dan penghapusan biaya memperoleh kontrak dan perubahan estimasi akutansi sewa tanah mencapai Rp400 miliar. 

Lalu, jika dikonsolidasikan dengan kinerja DATA, untuk twelve trailing month, dari segi pendapatan hanya bertambah Rp246 miliar, sedangkan dari segi laba bersih hanya Rp53 miliar. Sehingga tidak terlalu material. 

Pertanyaannya, dengan risiko penurunan laba bersih karena konsolidasi dengan IBST itu, apakah itu hal yang buruk?

Harusnya tidak karena catatan penyisihan kerugian yang nilainya mencapai Rp1,4 triliun itu bisa jadi tidak ada lagi di 2025. Dengan begitu, pertumbuhan kinerja TOWR bisa mencatatkan kenaikan lebih agresif. Apalagi, ditambah dengan konsolidasi dengan DATA, jika rencana akuisisi berjalan lancar. 

Salah satu yang menjadi perhatian dari TOWR lainnya adalah terkait tingkat risiko utang yang tinggi. Tingkat debt to equity ratio TOWR mencapai 2,68 kali. Posisi ini jelas sudah cukup tinggi. 

Namun, dengan pembatalan rencana right issue di harga pelaksanaan Rp900 per saham dengan standby buyer dari pengendali, yakni Grup Djarum, kami menilai posisi utang TOWR masih cukup aman. Serta, pengendali masih akan menjaga asetnya, yang merupakan pemain menara dan fiber optik terbesar serta paling siap menghadapi permintaan jaringan 5G dibandingkan dengan kompetitornya seperti TBIG dan MTEL. 

Kesimpulan

Jika melihat dari agresivitas TOWR dalam 5 tahun terakhir, dari akuisisi SUPR, IBST, hingga DATA, serta ada aksi akuisisi aset fiber optik lainnya, kami menilai TOWR punya prospek pertumbuhan bisnis yang cukup agresif jika penetrasi jaringan 5G meningkat. 

Salah satu gong penetrasi jaringan 5G adalah lelang 3 jaringan oleh Kominfo yang diperkirakan terjadi di semester I/2025 (hasil penundaan yang harusnya dilakukan di Oktober 2024). 

Dengan posisi harga saham berada di area Rp600-an per saham, harga saham TOWR sudah sangat murah. Namun, untuk potensi kenaikan tidak terjadi dalam sehari atau seminggu, butuh momentum kuat untuk mengerek kembali harga TOWR. Potensi gong-nya ada di kuartal I/2025, setelah konsolidasi kinerja dengan IBST terjadi. Untuk kinerja full year 2024, TOWR mungkin agak tertekan karena konsolidasi dengan IBST menyertakan posisi kerugiannya yang berpotensi menekan laba bersih perseroan. 

Untuk DATA, dalam jangka pendek hingga kesepakatan DEAL (karena saat ini baru pengikatan jual-beli belum sampai jual di harga berapa) ada potensi berfluktuasi. Jika akhirnya DEAL, secara historis, saham-saham yang terkait dengan aksi akuisisi Grup Djarum rata-rata meroket. Risikonya adalah jika tidak sepakat, itu membuat harga saham bisa berbalik arah cukup tajam.

PROMO JANUARI 2025: JOIN MIKIRDIVIDEN BONUS PAKET E-BOOK SAHAM PERTAMA

Jika kamu ingin tahu atau mau langsung gabung ke Mikirdividen, kamu bisa klik di sini .

Untuk mengetahui tentang saham pertama, kamu bisa klik di sini.

Jika ingin langsung transaksi bisa klik di sini

Langganan Sekarang dan dapatkan Fix Rate perpanjangan seperti harga pembelian pertama selama dua tahun ke depan.

Beberapa benefit baru yang sedang disiapkan:

  • IPO Digest Premium
  • Saham Value dan Growth Bulanan yang Menarik
  • Update porto Founder Mikirduit per 3 bulan

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini