Seberapa Bagus Saham PTPS untuk Investasi Saham?
Saham PTPS menjadi salah satu pendatang baru yang sempat melejit sesaat, tapi kini turun cukup dalam hingga ke bawah harga IPO. Tapi katanya fundamentalnya cakep? apakah layak investasi?
Mikirduit – Banyak yang bilang saham PTPS keuangan dan fundamentalnya bagus, kami jadi penasaran, sebagus apa saham ini. Cocok untuk investasi gitu? simak ulasan lengkapnya di sini.
PTPS adalah emiten yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Mereka memiliki lahan perkebunan di Sumatera Selatan, tepatnya Banyuasin dan Ogan Komering ilir.
Perseroan listing di BEI pada 9 Oktober 2023 dengan harga penawaran Rp198 per saham. Dari aksi IPO itu, perseroan mendapatkan dana sekitar Rp89,1 miliar.
Dari total dana IPO itu, 50 persennya digunakan perseroan utnuk bangun pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 10 ton per jam, serta 50 persen lagi untuk modal kerja seperti pembelian Tandan buah Segar, pemeliharaan jalan, pembelian traktor, dan peralatan produksi lainnya.
Lalu, bagaimana kinerja keuangan dan fundamental PTPS?
Kinerja PTPS
Secara struktur keuangan, sampai kuartal I/2024, PTPS memiliki tingkat risiko utang yang rendah. Tingkat debt to equity ratio-nya sekitar 0,008 kali. Perseroan masih ada utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun senilai Rp1,33 miliar. Total utang itu bisa ditutupi dengan kas dan setara kas perseroan yang mencapai Rp62 miliar. Jadi, utang itu bukan masalah bagi PTPS.
Secara tren kinerja keuangan, PTPS mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang 2023 sebesar 5 persen menjadi Rp26 miliar. Penurunan itu inline dengan penurunan pendapatan perseroan sebesar 4,1 persen menjadi Rp61,56 miliar.
Tren penurunan kinerja di 2023 itu pun berpotensi berlanjut di 2024. Sampai kuartal I/2024, PTPS mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 16 persen menjadi Rp11,63 miliar. Namun, laba bersih PTPS turun 48 persen menjadi Rp3 miliar. Kenapa laba bersihnya turun sangat dalam?
Hal itu disebabkan adanya pos keuntungan perubahan nilai wajar-bersih aset biologis senilai Rp2,28 miliar di kuartal I/2023 yang hilang di 2024. Sehingga secara nominal laba bersih jadi lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian periode sama tahun sebelumnya.
Aset biologis yang dimaksud di sini adalah Tanda Buah Segar yang tumbuh di tanaman kelapa sawit perseroan. Nilai wajar produk agrikultur itu ditentukan berdasarkan estimasi harga jual dan potensi jumlah tanda buah segar, dikurangi dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan sampai dipanen, serta biaya untuk penjualan.
Lalu, kenapa pos tersebut hilang di kuartal pertama 2024? kami tidak tahu pasti, tapi dalam keterangannya, perseroan baru saja memanen tanda buah segar sebanyak 30.000 ton dari periode 31 Desember 2023 hingga 31 Maret 2024. Sehingga posisinya pohon kelapa sawitnya belum berbuah lagi sehingga tidak masuk perhitungan.
Artinya, ke depannya, jika pohon kelapa sawitnya sudah menghasilkan tanda buah segar, berarti akan muncul angka lagi di pos ini yang bisa membantu pertumbuhan laba bersihnya.
Adapun, rata-rata free cashflow PTPS juga selalu positif di full year 2020 hingga 2023. Hanya saja, free cashflow PTPS di kuartal I/2024 mencatatkan negatif sekitar Rp12,1 miliar. Posisi free cashflow negatif itu disebabkan adanya uang muka pembelian aset senilai Rp10 miliar, sedangkan arus kas bersih dari operasional senilai Rp2,44 miliar.
Dalam ringkasan tren kinerja ini ada beberapa hal positif dari fundamental PTPS:
Pertama, dari segi cash, PTPS ini cukup tebal dengan tingkat risiko utang yang rendah.
Kedua, dari segi bisnis, margin keuntungan perseroan dari sisi gross maupun net juga tebal sehingga punya potensi menghasilkan cash yang tebal untuk melakukan ekspansi.
Ditambah jika dihitung dengan Discounted cashflow berbasis laba bersih per saham yang diproyeksikan senilai Rp13 per saham. Serta spesifikasi lainnya seperti discount rate 11 persen, serta rata-rata pertumbuhan 8 persen dalam 10 tahun ke depan. Harga wajar PTPS itu ada di Rp189 per saham. Artinya, saat ini sudah murah, tapi bukan berarti PTPS tidak ada risikonya.
Risiko Saham PTPS
Salah satu risiko untuk saham PTPS adalah terkait tren penurunan penjualan. Sebenarnya, untuk risiko ini sifatnya cenderung siklus aja sih. Jika daya beli meningkat, bsia mengerek permintaan sawit lagi juga. Namun, risiko ini bisa berkepanjangan jika saat permintaan sawit meningkat, biaya lainnya, seperti pupuk juga meningkat seperti kejadian di 2021-2022. Hasilnya, kenaikan harga sawit tidak menutup biaya kenaikan pupuk.
Selain itu, masalah likuiditas saham juga menjadi persoalan. Jika kamu berinvestasi di saham ini dengan modal Rp1 juta - Rp10 juta masih oke. Namun, jika kamu berinvestasi dengan modal menengah besar harus pikirkan dulu tingkat likuiditasnya. Jangan sampai kamu berinvestasi cukup lama, pas mau keluar susah karena kurang likuid.
Apalagi, status PTPS ini juga saham third liner dengan market cap di bawah Rp1 triliun. Artinya, saham ini sulit dilirik big fund seperti fund manager asing maupun lokal. Alasannya jelas, bobot saham PTPS ke IHSG sangat kecil. Kecuali market cap-nya bisa naik hingga ke Rp5 triliun.
Dengan begitu, jika kamu mengharapkan capital gain dari saham PTPS dalam jangka panjang, berarti berharap saham ini digerakkan oleh pengendali atau pihak ketiga yang memiliki skala dana bisa mengangkat saham tersebut.
Kecuali, saham PTPS ini punya dividen jumbo. Artinya, mau harga sahamnya segitu-gitu aja, kamu tetap cuan dari dividen yang bisa terus bertumbuh sesuai dengan kinerja keuangannya.
Untuk PTPS mengumumkan kebijakan dividennya di prospektus sekitar 30 persen dari laba bersih. Dengan laba bersih per saham di 2023 senilai Rp12. Berarti total dividennya sekitar Rp3,6 per saham. Lalu, jika dikurangi dengan interim Rp1,2 per saham, berarti total dividen final di 2024 sekitar 2,22 persen.
Di luar itu, dengan risiko dividen yang rendah, masuk ke saham third liner saat ini juga berisiko untuk masuk ke papan notasi khusus. Ada beberapa penyebab non-fundamental sebuah saham bisa masuk notasi khusus. Seperti, harga rata-rata saham dalam 6 bulan terakhir di pasar reguler di bawah Rp51 per saham. Artinya, gara-gara sahamnya gak likuid dan turun terus ke level Rp50 dan bertahan selama 6 bulan, saham itu bisa masuk notasi khusus.
Lalu, memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi rata-rata harian kurang dari 10.000 saham selama 6 bulan di pasar reguler.
Kasus terakhir, jika harga saham naik terlalu tinggi dan kena suspensi lebih dari 1 hari bursa karena aktivitas perdagangan tersebut, saham tersebut juga bisa masuk kandang notasi khusus.
Dengan perhitungan peluang dan risiko tadi, apakah menurutmu saham PTPS layak untuk investasi jangka panjang?
Telah Dirilis Ulasan 31 Saham Dividen Paling Oke untuk Jangka Panjang Periode 2024
Yuk join Mikirdividen sekarang juga, kamu akan mendapatkan semua benefit di bawah ini:
- Update review laporan keuangan saham dividen fundamental bagus hingga full year 2024 dalam bentuk rilis Mikirdividen edisi per kuartalan
- Perencanaan investasi untuk masuk ke saham dividen
- Grup Whatsapp support untuk tanya jawab materi Mikirdividen
- Publikasi eksklusif bulanan untuk update saham mikirdividen dan kondisi market
- Event online bulanan
Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini